Penatalaksanaan Kolesteatoma
Penatalaksanaan kolesteatoma adalah eradikasi kolesteatoma dengan tindakan operasi. Pemilihan jenis tindakan operatif didasarkan pada penyebaran kolesteatoma dan kondisi membran timpani dan tulang pendengaran.[5]
Mastoidektomi
Tindakan operasi pada kolesteatoma bertujuan untuk eradikasi dan mencegah rekurensi. Secara umum, tindakan operasi dapat dibagi menjadi 2 teknik, antara lain canal-wall-up (CWU) dan canal-wall-down (CWD).
Prinsip prosedur CWU adalah mengeliminasi semua sel mastoid dan tetap mempertahankan dinding kanal auditori posterior. CWU memiliki tingkat penyembuhan yang lebih cepat dan tidak memerlukan pembersihan rutin di kanal telinga luar. Insidensi penderita yang mengalami kolesteatoma residual lebih sering ditemukan pada CWU karena keterbatasan akses operasi untuk menilai celah telinga tengah.
Pada prosedur CWD, dinding posterior kanal auditori diangkat sebagian, sehingga liang telinga dan mastoid menjadi satu kesatuan. Teknik ini menyebabkan visualisasi telinga tengah menjadi lebih baik. Visualisasi yang lebih baik akan mempermudah mendeteksi rekurensi, mengurangi kotoran telinga, dan risiko infeksi rekuren yang disertai dengan otorrhea. Kekurangan dari prosedur ini adalah pasien akan membutuhkan aural toilet seumur hidup, dapat timbul vertigo ketika distimulasi oleh air di liang telinga, proses penyembuhan yang lebih lama, tampilan kosmetik yang kurang baik, serta kesulitan untuk menggunakan alat bantu dengar.[3,25]
Tindakan mastoidektomi dapat dilakukan melalui pendekatan secara mikroskopis dan endoskopi. Pendekatan mikroskopis dilakukan melalui endaural atau post aurikula. Penggunaan endoskopi saat ini memiliki lebih banyak keuntungan karena memberikan visualisasi lebih baik dan meminimalkan insisi intraoperatif.[26]
Obliterasi Mastoid
Obliterasi mastoid dilakukan bersama dengan teknik CWD yang bertujuan untuk mengurangi otorrhea, rekurensi, dan infeksi terkait dengan besarnya celah di mastoid. Penutupan kavitas mastoid dapat dilakukan dengan menggunakan bahan berupa graft biologis, seperti tulang, fascia, dan kartilago, maupun graft non biologis, seperti kalsium fosfat dan hidroksi apatit.[27]
Operasi Restorasi Pendengaran
Tujuan sekunder dari operasi pada penderita kolesteatoma adalah menciptakan situasi telinga yang kering dan mengembalikan mekanisme transfer suara yang memperbaiki pendengaran penderita. Teknik operasi yang dilakukan adalah timpanoplasti dan osikuloplasti.
Osikuloplasti menggunakan bahan-bahan, seperti graft tulang atau kartilago, maupun alat protesa sintetik, untuk menggantikan tulang pendengaran yang mengalami kerusakan.[27,28]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja