Prognosis Presbikusis
Prognosis prebikusis berhubungan dengan gangguan pendengaran yang bertambah seiring dengan pertambahan usia, tetapi jarang menyebabkan tuli total. Prognosis presbikusis ditentukan oleh derajat keparahan dari gangguan pendengaran. Semakin awal diagnosis ditegakkan, maka semakin cepat pula penanganan dan pencegahan dampak buruk terhadap kualitas hidup pasien.[1,5,13]
Komplikasi
Presbikusis bisa mempengaruhi fungsi kognitif pasien, menimbulkan hendaya dalam komunikasi sehari-hari, menyebabkan stres, gangguan mood, dan isolasi diri terhadap lingkungan.
Hingga kini, mekanisme yang menghubungkan dementia dengan presbikusis masih belum diketahui pasti. Sementara itu, gangguan mood yang terjadi pada pasien dengan presbikusis adalah efek dari tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Kurangnya fungsi pendengaran juga bisa membuat pasien terisolasi dari kegiatan sosial, sehingga pasien menjadi lebih rentan cemas, depresi, dan tidak bergairah.[14,15]
Prognosis
Prognosis presbikusis dipengaruhi oleh derajat keparahan dan kecepatan pasien dalam mendapat pengobatan. Semakin berat derajat gangguan pendengaran dan semakin terlambat pasien mencari pertolongan, maka prognosis pasien semakin kurang baik. Alat bantu dengar memiliki keterbatasan, sehingga untuk pasien-pasien dengan derajat berat umumnya diperlukan implantasi koklea.[1]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli