Diagnosis Serumen Prop
Diagnosis serumen prop dapat ditegakkan jika timbul gejala berupa otalgia, tinitus, vertigo, oklusi total dan atau saat pemeriksaan fisik telinga terdapatnya akumulasi serumen yang mengganggu visualisasi saluran telinga atau membran timpani.[2]
Anamnesis
Anamnesis pada pasien serumen prop umumnya sulit ditegakkan karena bersifat asimtomatik dan tidak menyebabkan keluhan. Namun, jika muncul gejala, gejala yang dapat timbul adalah gatal-gatal pada telinga, nyeri, tinnitus, pusing, batuk, vertigo, dan peningkatan risiko infeksi.
Serumen prop juga dapat mengganggu pendengaran. Semakin berat oklusi yang terjadi, semakin berat pula gangguan pendengaran yang terjadi.[2, 10]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada serumen prop atau pada telinga secara umum dilakukan dengan lampu ruang pemeriksaan yang diredupkan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan visualisasi saluran dan gendang telinga saat pemeriksaan menggunakan otoskop.
Inspeksi Telinga Luar
Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi telinga bagian luar sebelum melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan otoskop. Bersihkan kotoran yang ada di telinga bagian luar dan carilah tanda-tanda kelainan yang jelas. Penilaian dimulai dengan:
- Melakukan pengukuran dan bentuk pinna
- Pemeriksaan terhadap tulang rawan / sinus atau lubang praaurikular
- Adakah tanda-tanda trauma pada pinna dan lesi kulit yang mengarah pada dugaan neoplasia pada pinna,
- Kondisi kulit pinna dan kanal eksterna, apakah terdapat infeksi atau radang saluran telinga luar dengan ada atau tidaknya cairan serta tanda atau bekas luka dari operasi sebelumnya[11,12]
Inspeksi Saluran dan Gendang Telinga
Pemeriksaan dilanjutkan dengan menggunakan otoskop. Sebuah otoskop dapat memiliki visualisasi yang lebih baik untuk melihat membran timpani (MT). Baterai otoskop harus beroperasi penuh untuk memberikan cahaya optimal selama pemeriksaan.[11,12]
Teknik pemeriksaan meliputi menggenggam pinna dan menariknya ke bagian atas dan belakang untuk membantu meluruskan saluran telinga sehingga dapat dilakukan pemeriksaan pada membran timpani. Cara memegang otoskop yang benar adalah seperti memegang pensil. Kemudian perhatikanlah:
- Kondisi kulit saluran apakah adanya kotoran atau tidak, jaringan asing atau keluarnya cairan
- Menilai mobilitas gendang telinga menggunakan spekulum pneumatik. Normalnya gendang akan bergerak jika diberikan suara atau tekanan
Inspeksi Membran Timpani
Pemeriksaan dilanjutkan lebih dalam sampai menilai membran timpani. Gerakkan otoskop untuk melihat keseluruhan membran timpani. Membran timpani berbentuk lingkaran dengan diameter 1 cm. Hal yang dapat dinilai berupa refleks cahaya, pars tensa dan pars flaccida serta penyangga malleus lateral. Namun terkadang, pada membran timpani yang sehat dan tipis mungkin pula dilakukan pemeriksaan untuk melihat panjang incus, korda timpani, pembukaan tuba eustachius serta koklea.[11,12]
Tes Garpu Tala
Tes garpu tala berupa tes Rinne dan Weber dilakukan untuk deteksi awal adanya gangguan pendengaran atau tuli pada pasien dan jenis tulinya, apakah tuli sensorineural, tuli konduktif, atau campuran. Pemeriksaan terhadap gangguan pendengaran penting dilakukan sebelum dan sesudah penanganan serumen prop untuk melihat apakah ada gangguan pendengaran akibat penyakit lain atau akibat komplikasi serumen prop.[11,13]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding serumen prop atau impaksi telinga dapat dilihat dalam tabel berikut:[4]
Otitis Eksterna
Otitis eksterna memiliki gejala klinis berupa otorrhea yang berbau busuk terjadi berulang. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]
Keratosis Obturans
Keratosis obturans memiliki gejala klinis berupa terdapatnya gumpalan epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah luar telinga. Dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran telinga parsial atau total. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]
Polip
Pada pasien dengan polip akan didapatkan tanda-tanda infeksi dan otorrhea yang purulen. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan dengan Pemeriksaan audiogram dapat ditemukan gangguan pendengaran konduktif serta pemeriksaan radiologi berupa CT Scan untuk melihat penyakit telinga tengah atau mastoid.[4]
Benda Asing
Jika dicurigai masuknya benda asing, gejala dan tanda hampir sama dengan penyakit lainnya hanya pada anamnesis terdapat riwayat masuknya benda asing. Didiagnosis dengan inspeksi telinga luar. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]
Osteoma Saluran Telinga
Pada osteoma saluran telinga akan ditemukan massa tertutup kulit yang keras menonjol ke dalam saluran telinga sehingga menyebabkan obstruksi parsial atau total pada saluran telinga. Diagnosis ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi berupa CT-Scan resolusi tinggi namun diagnosis tetap dari pemeriksaan fisik.[4]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada serumen prop biasanya dilakukan pada pasien dengan gangguan pendengaran yang hasil pemeriksaan fisiknya meragukan apakah murni karena serumen prop atau terdapat gangguan pendengaran akibat penyakit lain yang akan menetap setelah pengobatan serumen prop. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa audiometri.
Audiometri
Tes audiometri dilakukan untuk menguji seberapa baik fungsi pendengaran. Tes ini menguji intensitas dan nada suara, serta masalah keseimbangan dan masalah lain yang terkait dengan fungsi telinga bagian dalam. Terdapat beberapa tes dalam audiometri di antaranya adalah tes nada murni untuk mengukur suara paling pelan yang dapat pasien dengar di nada yang berbeda dan tes pada latar belakang suara keras. Pasien akan mendapatkan instruksi untuk mengangkat tangan ketika mereka mendengar suara.[14]