Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Serumen Prop general_alomedika 2022-08-16T12:58:21+07:00 2022-08-16T12:58:21+07:00
Serumen Prop
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Serumen Prop

Oleh :
dr. Jennifer
Share To Social Media:

Diagnosis serumen prop dapat ditegakkan jika timbul gejala berupa otalgia, tinitus, vertigo, oklusi total dan atau saat pemeriksaan fisik telinga terdapatnya akumulasi serumen yang mengganggu visualisasi saluran telinga atau membran timpani.[2]

Anamnesis

Anamnesis pada pasien serumen prop umumnya sulit ditegakkan karena bersifat asimtomatik dan tidak menyebabkan keluhan. Namun, jika muncul gejala, gejala yang dapat timbul adalah gatal-gatal pada telinga, nyeri, tinnitus, pusing, batuk, vertigo, dan peningkatan risiko infeksi.

Serumen prop juga dapat mengganggu pendengaran. Semakin berat oklusi yang terjadi, semakin berat pula gangguan pendengaran yang terjadi.[2, 10]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada serumen prop atau pada telinga secara umum dilakukan dengan lampu ruang pemeriksaan  yang diredupkan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan visualisasi saluran dan gendang telinga saat pemeriksaan menggunakan otoskop.

Inspeksi Telinga Luar

Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi telinga bagian luar sebelum melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan otoskop. Bersihkan kotoran yang ada di telinga bagian luar dan carilah tanda-tanda kelainan yang jelas. Penilaian dimulai dengan:

  • Melakukan pengukuran dan bentuk pinna
  • Pemeriksaan terhadap tulang rawan / sinus atau lubang praaurikular
  • Adakah tanda-tanda trauma pada pinna dan lesi kulit yang mengarah pada dugaan neoplasia pada pinna,
  • Kondisi kulit pinna dan kanal eksterna, apakah terdapat infeksi atau radang saluran telinga luar dengan ada atau tidaknya cairan serta tanda atau bekas luka dari operasi sebelumnya[11,12]

Inspeksi Saluran dan Gendang Telinga

Pemeriksaan dilanjutkan dengan  menggunakan otoskop. Sebuah otoskop dapat memiliki visualisasi yang lebih baik untuk melihat membran timpani (MT). Baterai otoskop harus beroperasi penuh untuk memberikan cahaya optimal selama pemeriksaan.[11,12]

Teknik pemeriksaan meliputi menggenggam pinna dan menariknya ke bagian atas dan belakang untuk membantu meluruskan saluran telinga sehingga dapat dilakukan pemeriksaan pada membran timpani. Cara memegang otoskop yang benar adalah seperti memegang pensil. Kemudian perhatikanlah:

  • Kondisi kulit saluran apakah adanya kotoran atau tidak, jaringan asing atau keluarnya cairan
  • Menilai mobilitas gendang telinga menggunakan spekulum pneumatik. Normalnya gendang akan bergerak jika diberikan suara atau tekanan

Inspeksi Membran Timpani

Pemeriksaan dilanjutkan lebih dalam sampai menilai membran timpani. Gerakkan otoskop untuk melihat keseluruhan membran timpani. Membran timpani berbentuk lingkaran dengan diameter 1 cm. Hal yang dapat dinilai berupa refleks cahaya, pars tensa dan pars flaccida serta penyangga malleus lateral. Namun terkadang, pada membran timpani yang sehat dan tipis mungkin pula dilakukan pemeriksaan untuk melihat panjang incus, korda timpani, pembukaan tuba eustachius serta koklea.[11,12]

Tes Garpu Tala

Tes garpu tala berupa tes Rinne dan Weber dilakukan untuk deteksi awal adanya gangguan pendengaran atau tuli pada pasien dan jenis tulinya, apakah tuli sensorineural, tuli konduktif, atau campuran. Pemeriksaan terhadap gangguan pendengaran penting dilakukan sebelum dan sesudah penanganan serumen prop untuk melihat apakah ada gangguan pendengaran akibat penyakit lain atau akibat komplikasi serumen prop.[11,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding serumen prop atau impaksi telinga dapat dilihat dalam tabel berikut:[4]

Otitis Eksterna

Otitis eksterna memiliki gejala klinis berupa otorrhea yang berbau busuk terjadi berulang. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]

Keratosis Obturans

Keratosis obturans memiliki gejala klinis berupa terdapatnya gumpalan epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah luar telinga. Dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran telinga parsial atau total. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]

Polip

Pada pasien dengan polip akan didapatkan tanda-tanda infeksi dan otorrhea yang purulen. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan dengan Pemeriksaan audiogram dapat ditemukan gangguan pendengaran konduktif serta pemeriksaan radiologi berupa CT Scan untuk melihat penyakit telinga tengah atau mastoid.[4]

Benda Asing

Jika dicurigai masuknya benda asing, gejala dan tanda hampir sama dengan penyakit lainnya hanya pada anamnesis terdapat riwayat masuknya benda asing. Didiagnosis dengan inspeksi telinga luar. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.[4]

Osteoma Saluran Telinga

Pada osteoma saluran telinga akan ditemukan massa tertutup kulit yang keras menonjol ke dalam saluran telinga sehingga menyebabkan obstruksi parsial atau total pada saluran telinga. Diagnosis ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi berupa CT-Scan resolusi tinggi namun diagnosis tetap dari pemeriksaan fisik.[4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada serumen prop biasanya dilakukan pada pasien dengan gangguan pendengaran yang hasil pemeriksaan fisiknya meragukan apakah murni karena serumen prop atau terdapat gangguan pendengaran akibat penyakit lain yang akan menetap setelah pengobatan serumen prop. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa audiometri.

Audiometri

Tes audiometri dilakukan untuk menguji seberapa baik fungsi pendengaran. Tes ini menguji intensitas dan nada suara, serta masalah keseimbangan dan masalah lain yang terkait dengan fungsi telinga bagian dalam. Terdapat beberapa tes dalam audiometri di antaranya adalah tes nada murni untuk mengukur suara paling pelan yang dapat pasien dengar di nada yang berbeda dan tes pada latar belakang suara keras. Pasien akan mendapatkan instruksi untuk mengangkat tangan ketika mereka mendengar suara.[14]

Referensi

2. Armstrong C. Diagnosis and Management of Cerumen Impaction. American Family Physician. 2009. Diakses dari: https://www.aafp.org/afp/2009/1101/p1011.html
4. Wetmore S. Cerumen Impaction. Epocrates. 2018. Diakses dari: https://online.epocrates.com/diseases/103211/Cerumen-impaction/Key-Highlights
10. Pray WS, Pray JJ. Earwax: Should It Be Removed? Medscape. 2005. Diakses dari: https://www.medscape.com/viewarticle/504788_3
11. British Society of Audiology. Ear examination. November 2016. Diakses dari: https://www.thebsa.org.uk/wp-content/uploads/2010/04/Recommended-Procedure-Ear-Examiniation-Sept-2016.pdf
12. Maqbool M, Maqbool S. Textbook of Ear Nose and Throat Diseases. New Delhi: Jaypee Brothers; 2007.p. 32-47.
13. Turton L, Batty S. Recommended Procedure Rinne and Weber Tuning Fork Test. Bathgate: British Society of Audiology; 2016.p. 6-8.
14. Walker JJ, Cleveland LM, Davis JL, Seales JS. Audiometry Screening and Interpretation. 2013 June 1; 87(1): 41-47.

Epidemiologi Serumen Prop
Penatalaksanaan Serumen Prop

Artikel Terkait

  • Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
    Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Januari 2025, 14:00
Pembersih Telinga Berkamera untuk pasien impaksi serumen berulang
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy sering mendapatkan pasien dengan impaksi serumen.. setelah ekstraksi serumen apakah sebaiknya saya edukasikan utk tidak menggunakan cotton bud...
Anonymous
Dibalas 28 Mei 2024, 21:18
Telinga terasa tersumbat setelah ekstraksi serumen prop
Oleh: Anonymous
2 Balasan
dok izin diskusi kenapa ya setelah ekstraksi serumen prop pasien malah mampet telinganya seperti tersumbat? padahal serumen sudah terambil semua, ada kuning...
dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
Dibalas 02 Januari 2024, 09:39
Penggunaan hydrogen peroxide untuk membersihkan telinga
Oleh: dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
1 Balasan
Alo dokter. Ijin berdiskusi, apakah penggunaan Hydrogen peroxide (h2o2) untuk pembersihan telinga perlu dicampur dengan air hangat/ aquades? Terima kasih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.