Patofisiologi Serumen Prop
Patofisiologi serumen prop/impaksi serumen dapat disebabkan akibat dua proses yaitu akumulasi serumen dan/atau deformitas anatomi kanal telinga. Sebelum membahas mengenai patofisiologi serumen prop, perlu terlebih dahulu mengerti mengenai fisiologi serumen.
Fisiologi Serumen
Fisiologi serumen merupakan hasil dari produksi kelenjar sebasea dan seruminosa di lapisan luar kulit telinga. Lapisan dermis kulit kanal pada rawan telinga mengandung dua kelenjar eksokrin yang terlibat dalam produksi serumen. Dua kelenjar eksokrin di saluran telinga adalah kelenjar sebasea (minyak) dan kelenjar apokrin (keringat).[6]
Kelenjar Sebasea (Minyak)
Kelenjar sebasea menghasilkan zat yang disebut sebum. Sebum ini terdiri dari lemak (lipid) dan debris dari sel lemak yang mati. Sebum ini berfungsi melindungi dan membasahi rambut dan kulit pada telinga agar tidak kering, rapuh dan pecah-pecah. Tingkat sekresinya meningkat selama masa remaja.[6]
Kelenjar sebasea biasanya ditemukan di telinga bagian luar. Sifat sebum tidak berbau, tetapi ketika dipecah oleh bakteri dapat menghasilkan bau. Komposisi sebum terdiri dari squalene, ester gliserol, kolesterol bebas dan asam lemak. Asam lemak pada manusia terdiri dari 25% lilin monoester, 41% trigliserida, 16% asam lemak bebas dan 12% squalene. Kandungan lemak yang tinggi dalam sebum ini memberikan pelumasan yang baik pada telinga.[6]
Kelenjar Seruminosa
Kelenjar seruminosa ini termasuk dalam kelenjar eksokrin yang terdiri dari dua jenis yaitu ekrin (merokrin) dan apokrin.
Kelenjar ekrin menutupi sebagian besar tubuh kecuali saluran telinga. Kelenjar ini mensekresikan air dan natrium klorida yang berfungsi menghasilkan keringat dan membuang kotoran. Saluran kelenjar keringat ekrin berakhir di pori-pori pada lapisan epidermis yang berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh melalui pendinginan evaporatif.[6]
Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar sudoriferosa yang bermodifikasi dan pada saluran telinga hanya ditemukan di lapisan saluran telinga bagian luar. Kelenjar apokrin lebih besar, lebih dalam dan menghasilkan sekresi lebih banyak dari kelenjar ekrin. Sekresi yang lebih banyak ini mencegah masuknya partikel ataupun serangga ke dalam telinga serta melumasi gendang telinga.[6]
Patofisiologi Serumen Prop
Patofisiologi serumen prop dapat disebabkan oleh dua proses yaitu akumulasi serumen yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni penuaan, faktor mekanik dan deformitas anatomi kanal telinga.
Akumulasi Serumen
Akumulasi serumen dalam telinga dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
- Faktor usia: mengurangi jumlah dan aktivitas kelenjar seruminosa sehingga menghasilkan jenis serumen yang lebih kering
- Proses penuaan: meningkatkan produksi rambut saluran telinga yang meningkatkan potensi serumen terperangkap di kanal telinga
-
Faktor mekanik: penggunaan cotton bud menyebabkan terdorongnya kotoran ke telinga yang lebih dalam sehingga kotoran tertumpuk
Deformitas Anatomi Kanal Telinga
Deformitas anatomi kanal telinga lebih sering disebabkan oleh faktor genetik Hal inilah yang menyebabkan mengapa beberapa orang membentuk serumen lebih cepat dan banyak dibandingkan yang lain. Faktor berikutnya adalah variasi bentuk anatomi berupa penyempitan saluran telinga, baik bawaan ataupun didapat.[2-4]
Patofisiologi Gejala Serumen Prop
Efek oklusif dari impaksi serumen akan menyebabkan gejala utama berupa rasa penuh pada telinga dan gangguan pendengaran. Terkadang impaksi serumen ini juga dapat menimbulkan gejala berupa tinnitus, batuk dan vertigo. Masuknya air dalam saluran telinga pada saat mandi atau sisa air dari tindakan irigasi serumen dapat menyebabkan pembengkakan pada serumen. Serumen yang mengalami pembengkakan ini dapat mengumpulkan bakteri di saluran telinga bagian tengah sehingga menyebabkan infeksi dalam bentuk otitis eksterna.[4]