Edukasi dan Promosi Kesehatan Serumen Prop
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dengan serumen prop yang perlu ditekankan adalah bahwa pasien-pasien yang memiliki faktor risiko seperti faktor genetik sehingga memiliki kecenderungan produksi serumen yang banyak serta penggunaan alat bantu dengar perlu dipertimbangkan untuk kontrol secara rutin ke dokter untuk diagnosis maupun pengobatan impaksi. Jelaskan kepada pasien dengan kondisi seperti ini akan pentingnya kontrol berkala untuk mencegah terjadinya serumen prop karena pasien umumnya akan lebih suka menunggu sampai mengalami gejala gangguan pendengaran sebelum memeriksakan diri ke dokter.[4]
Edukasi
Edukasi pasien dengan serumen prop adalah memberitahukan bahwa terdapat beberapa faktor risiko yang dapat dicegah seperti tidak memasukkan benda apapun ke dalam telinga, dan tidak menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga mereka atau untuk tujuan lainnya. Hal-hal tersebut akan menyebabkan kotoran telinga terdorong semakin dalam sehingga menumpuk dan mengeras menjadi serumen prop.[7,14]
Dokter juga harus mengedukasi pasien bahwa serumen tidak selalu perlu diangkat. Serumen memiliki fungsinya tersendiri sebagai agen pembersih dengan sifat pelindung, pelumas dan bakteriosidal. Serumen umumnya dihasilkan oleh saluran telinga secara alami sehingga tidak perlu selalu dibersihkan. Serumen hanya perlu dikeluarkan jika menyebabkan gejala. Jelaskan juga bahwa tindakan ekstraksi serumen ini hanya boleh dilakukan oleh dokter, tidak boleh dilakukan sendiri oleh pasien.[2,5]
Pencegahan
Pencegahan serumen prop dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pencegahan primer dan sekunder.
Pencegahan Primer
Pencegahan primer yang utama adalah memberitahukan pada pasien untuk tidak menggunakan cotton bud atau alat lainnya yang dimasukkan ke dalam telinga. Apapun tujuan penggunaan alat tersebut baik untuk mengeringkan saluran telinga, mengurangi rasa gatal atau untuk membersihkan serumen karena hal yang akan terjadi adalah mendorong serumen lebih dalam sehingga dapat menyebabkan impaksi atau memperburuk impaksi serumen yang terjadi.[4]
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan adalah dengan kontrol secara rutin setiap 6 bulan sekali tanpa perlu menunggu sampai terdapat gejala gangguan pendengaran.[4]