Diagnosis Tumor Ganas Kavitas Nasal
Diagnosis definitif tumor ganas kavitas nasal dapat ditegakkan melalui biopsi. Keluhan pasien dengan tumor ganas kavitas nasal umumnya nonspesifik, sehingga penyakit sering terdiagnosis saat sudah lanjut. Oleh karenanya, dokter perlu mencurigai tumor ganas kavitas nasal pada pasien yang datang dengan keluhan nonspesifik, rekuren, dan memiliki faktor risiko. Faktor risiko dapat mencakup paparan asap rokok, paparan dari tempat kerja (industri kayu atau tekstil), dan penggunaan kayu bakar untuk memasak di rumah.
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat menjadi modalitas pilihan untuk diagnosis, seperti endoskopi nasal, CT scan, dan MRI.[3,4]
Anamnesis
Sekitar 9-12% pasien tumor ganas kavitas nasal bersifat asimtomatik. Pasien biasanya datang dengan gejala yang menyerupai gejala pada penyakit inflamasi nasal lainnya. Pasien dapat datang dengan gejala seperti hidung tersumbat, epistaksis, sekret nasal yang berbau busuk, sakit kepala, dan nyeri pada daerah wajah. Selain gejala nasal, pasien juga dapat mengalami gejala regional berdasarkan perluasan tumor dan gejala sistemik lain.[3,13,16,17]
Gambar 1. Tanda dan Gejala Lain pada Tumor Ganas Kavitas Nasal (Sumber: dr. Eva Naomi, 2021)
Berikut beberapa hal penting yang perlu ditanyakan untuk mengevaluasi pasien tumor ganas kavitas nasal:
- Keluhan: termasuk awitan, lokasi, frekuensi, interval, sifat, penjalaran, aktivitas yang memprovokasi, serta hal-hal yang dapat memperberat maupun meringankan gejala
- Faktor risiko: seperti data usia, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat pekerjaan (adakah hubungan pajanan bahan polutan industri), riwayat penyakit pasien dan keluarga (nasal polip, granulomatosis dengan poliangitis), serta riwayat neoplasma[3,4,16]
Pemeriksaan Fisik
Pendekatan diagnosis dalam pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, deskripsi massa tumor secara rinci, dan palpasi.[2-4]
Inspeksi
Lakukan inspeksi pada wajah pasien. Perhatikan wajah pasien apakah terdapat asimetri atau distorsi. Jika terdapat proptosis, perhatikan arah dorongan bola mata.
Lakukan juga pemeriksaan kavum nasi dengan seksama menggunakan rinoskopi anterior dan posterior. Deskripsikan massa secara rinci. Pada tumor ganas, umumnya didapatkan permukaan massa berbenjol, rapuh, dan mudah berdarah. Inspeksi kavum oral diperlukan untuk melihat apakah ada penonjolan pada palatum.[2-4,16]
Palpasi
Lakukan palpasi pada daerah wajah untuk menilai apakah terdapat nyeri tekan. Dapat dilakukan palpasi kavum oral untuk mengetahui apakah terdapat massa, penonjolan, dan nyeri tekan pada daerah maksila dan palatum. Lakukan juga pemeriksaan palpasi pada regio servikal untuk menilai apakah terdapat pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati).[3,4]
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Jika terjadi perluasan tumor sampai ke fossa kranii media, maka nervus kranialis akan terkena. Lakukan pemeriksaan nervus kranialis sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien, seperti adanya trismus, anestesia, dan parestesi daerah yang dipersarafi oleh nervus trigeminal ramus maksilaris dan mandibularis.[3,16-18]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding tumor ganas kavitas nasal adalah bermacam jenis massa yang dapat timbul pada kavum nasi. Beberapa penyakit yang perlu dipertimbangkan saat menegakkan diagnosis tumor ganas kavitas nasal adalah polip hidung, infeksi hidung, dan tumor sinonasal.[3,4,14]
Polip Hidung
Polip hidung merupakan massa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi saraf otonom, serta predisposisi genetik. Tumor ganas kavitas nasal dan polip hidung dapat dibedakan dengan biopsi.[3,4,14]
Infeksi Hidung
Infeksi hidung, seperti selulitis dan vestibulitis, dapat berlangsung dengan awitan akut maupun kronis. Selulitis seringkali mengenai puncak hidung dan batang hidung, terjadi akibat perluasan furunkel pada vestibulum. Vestibulitis adalah infeksi pada kulit vestibulum, biasanya terjadi karena iritasi dari sekret nasal.
Furunkel juga dapat terjadi pada vestibulum nasi dan potensial berbahaya karena infeksi dapat menyebar dan menyebabkan terjadinya tromboflebitis sinus kavernosa dan abses.[3,4]
Tumor Sinonasal
Tumor sinonasal merupakan tumor yang terdapat pada sinus nasal. Tumor sinonasal memiliki gejala yang sama dengan tumor kavitas nasal. Namun pada pemeriksaan pencitraan dengan CT scan maupun MRI, tumor akan terlihat pada sinus nasal seperti sinus maksila.[14,17,18]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada tumor ganas kavitas nasal dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain nasoendoskopi, biopsi, dan pemeriksaan radiologi.[3,4,19]
Pemeriksaan Nasoendoskopi dan Biopsi
Pemeriksaan nasoendoskopi merupakan prosedur pemeriksaan untuk melihat bagian dalam nasofaring menggunakan metode endoskopi. Pemeriksaan biopsi dilakukan untuk mengetahui histopatologi tumor. Jika tumor tampak saat nasoendoskopi, maka biopsi dapat dilakukan segera dengan menggunakan rods lens nasal endoscope, anestesi topikal atau lokal. Namun, jika dicurigai tumor vaskuler, seperti hemangioma atau angiofibroma, jangan dilakukan biopsi karena akan sulit untuk menghentikan perdarahan.[3,4,19]
Pemeriksaan biopsi pada tumor ganas kavitas nasal dengan jenis karsinoma sel skuamosa dapat menunjukkan gambaran histopatologi yang berdiferensiasi baik dengan jembatan antar sel dan keratin pearls. Sementara itu, gambaran histopatologi tumor ganas kavitas nasal anaplastik akan menunjukkan variasi ukuran dan bentuk sel, serta gelondong tripolar abnormal.
Pemeriksaan histopatologi esthesioneuroblastoma menggunakan neuron-specific enolase (NSE), seperti chromogranin dan synaptophysin, akan menunjukkan gambaran sel-sel tumor yang berbentuk bulat, tersusun menyerupai rosettes dan pseudorosettes.[3,11]
Tabel 1. Elemen Histologi Tumor Ganas Kavitas Nasal
Sumber: dr. Eva Naomi, 2021.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi, seperti CT scan dan MRI, penting untuk menentukan stadium tumor secara lokal dan mendeteksi metastasis. CT scan lebih unggul dalam mengevaluasi arsitektur tulang dari traktus sinonasal, basis cranii, serta membantu penilaian erosi tulang dan evaluasi dinding orbital, dinding sinus, fossa pterigopalatina, dan kribiformis. Penggunaan kontras pada CT scan juga dapat menunjukkan vaskularisasi tumor serta hubungannya dengan arteri karotis. Kekurangan CT scan adalah ketidakmampuannya untuk membedakan batas tumor dari jaringan lunak di sekitarnya.[3,4]
Pemeriksaan MRI merupakan modalitas yang baik untuk mengevaluasi jaringan tumor dan sekitarnya. Apparent Diffusion Coefficient (ADC) pada MRI berperan untuk membedakan lesi jinak, inflamasi, atau tumor ganas pada kavum nasal hingga sinonasal. Untuk mengevaluasi tumor yang sudah mengalami metastasis, dapat dilakukan pemeriksaan ekstensif seperti CT scan yang digabungkan dengan positron emission tomography (PET / CT).[3,20,21]