Diagnosis Balanoposthitis
Diagnosis balanoposthitis berupa gejala seperti keluhan estetika, gatal, nyeri atau sakit di daerah ujung penis. Gejala diperkuat dengan faktor sosial, riwayat medis, dan riwayat penggunaan obat dari pasien. Pemeriksaan penunjang tidak selalu dilakukan. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menentukan penyebab spesifik dari balanoposthitis.
Anamnesis
Anamnesis yang tajam harus dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keluhan yang dirasakan, faktor sosial dan gaya hidup, kehidupan seksual, riwayat penyakit yang diderita serta penggunaan obat-obatan.
Keluhan yang disampaikan pasien harus mencakup sifat gejala yang saat ini dirasakan. Keluhan gatal di area kemaluan dapat terjadi,walaupun sebagian besar pasien lebih mengeluhkan masalah estetika daripada gatalnya karena mungkin gejala gatal hanya ringan saja.[2]
Nyeri terutama pada ujung penis dapat terjadi. Nyeri saat buang air kecil dan perasaan inkontinensia urin juga dapat terjadi sebagai akibat reaksi inflamasi pada penis. Pada anak dengan fimosis, keluhan disertai dengan banyaknya smegma karena tidak dapat dibersihkan akibat tertutup oleh kulit. Harus bisa membedakan antara smegma dengan cairan eksudat lain. Smegma merupakan cairan yang terdiri dari sel kulit mati, minyak, dan keringat yang menumpuk pada kulit kelamin, dimana smegma ini merupakan cairan alami yang disekresikan sebagai pelumas alami penis. Biasanya berwarna putih. Sedangkan cairan eksudat merupakan cairan yang keluar dari lubang uretra, kental, dan warna sesuai dari jenis penyakit yang mendasarinya.[2]
Faktor sosial dan seksual juga perlu digali untuk evaluasi lebih lanjut perjalanan penyakit balanoposthitis. Hal ini meliputi:
- Pada pria usia muda lebih curiga penyebabnya infeksi, sedangkan pada pria usia tua lebih curiga adanya lesi ganas atau praganas
- Riwayat seksual berisiko: Jumlah pasangan, aktivitas seksual baru-baru ini, rute hubungan intim (vagina, oral, anal) dan orientasi seksual (heteroseksual, homoseksual, biseksual)
- Penggunaan kondom secara teratur dan konsisten membuat infeksi menular seksual lebih kecil kemungkinannya, walaupun masih ada kemungkinan
- Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi terhadap lateks atau pelumas dalam kondom dapat menjadi faktor penyebab[2,12]
Faktor-faktor penting dalam riwayat medis pribadi dan keluarga meliputi:
- Riwayat sunat/sirkumsisi
- Mencari riwayat atopi misalnya dermatitis atopi atau asma
- Riwayat psoriasis
- Riwayat gejala urologi seperti nyeri saat buang air kecil, kencing menyemprot
- Riwayat penyakit infeksi menular seksual: kutil kelamin, herpes kelamin, sifilis[2,10]
Riwayat obat untuk menentukan alergi terhadap hal-hal berikut:
- Obat-obatan sistemik seperti antibiotik atau antinyeri dapat menyebabkan erupsi obat yang mungkin terlokalisir di sekitar genital
- Obat-obatan topical misalnya pelumas penis, dapat menyebabkan iritasi
- Obat-obatan tanpa resep yang dapat dibeli secara bebas misalnya antinyeri[2]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Perlu dilakukan pemeriksaan pada lipatan inguinal dan kelenjar getah bening, skrotum, perineum, serta anus. Selain itu, selaput lendir, kulit kepala dan rambut, kuku, gigi, telinga, glabella dan alis, lipatan nasolabial, aksila, dada dan punggung semua juga memerlukan pemeriksaan.
Phimosis atau paraphimosis pada preputium perlu diperiksa. Ada atau tidaknya ruam dan reaksi inflamasi juga perlu diperiksa. Evaluasi ruam harus mempertimbangkan distribusi dan morfologi.
Temuan lain yang mungkin termasuk:
- Pigmentasi hilang total (vitiligo)
- Hipo/hiperpigmentasi pasca inflamasi seperti pada lichen sclerosus, lichen planus, balanitis Zoon, dan dermatosis inflamasi lainnya
- Purpura (lichen sclerosus)
- Bercak disertai dengan sisik merah (psoriasis, artritis reaktif, dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan)
- Ulkus erosi (herpes simpleks, lichen sclerosus, candidosis, sifilis [chancre], karsinoma sel skuamosa)
- Melepuh (dermatitis kontak alergi)
- Papula/mikro-papula (lichen planus)
- Pustula (kandidiasis)
- Tumor[2,9]
Diagnosa Banding
Balanoposthitis adalah istilah dari proses radang atau infeksi yang memerlukan diferensiasi dari kondisi yang berpotensi ganas. Penyebab balanoposthitis termasuk Candida sp. dan infeksi bakteri, termasuk bakteri anaerob, infeksi virus, parasit dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya juga harus dipertimbangkan
Tabel 2. Diagnosis Banding Balanoposthitis
Diagnosa Banding | Gejala | Pembanding |
Eczema dan dermatitis | Plak eritematosus, gatal | Gejala klinis |
Dermatitis atopi | Plak eritematosus dan likenifikasi, gatal. Area lesi terdapat juga di tangan, kaki, dan area yang fleksibel | Gejala klinis, biopsy, jumlah IgE darah |
Dermatitis seboroik | Eritema. Area yang terlibat di area kepala, aksila, dada, punggung, area lipatan, alis | Gejala klinis |
Dermatitis kontak iritan | Plak eritematosus setelah kontak dengan bahan iritan | Gejala klinis, riwayat kontak dengan iritan |
Dermatitis kontak alergi | Plak eritematosus, gatal, seperti terbakar, likenifikasi, setelah kontak dengan alergen | Gejala klinis, riwayat kontak dengan alergen |
Psoriasis | Gatal, sisik berwarna silver. Area yang sering di kepala, siku, lutut, umbilicus telinga | Gejala klinis dan biopsi |
Lichen sclerosus | Sering asimptomatik, lesi likenoid, leukoderma. Dyspareunia, gatal , berdarah, gangguan berkemih | Gejala klinis dan biopsy jika lesi menyerupai kutil |
Zoon balanitis | Batas jelas, berkilau, lembab, mengkilap, merah terang atau bercak coklat yang melibatkan kelenjar dan preputium mukosa. Uretra (fossa navicularis) juga mungkin terlibat. Lesi-lesi ini dapat menunjukkan lendir merah gelap (bintik cabai) dan purpura dengan deposisi haemosiderin. | Skrining STI (sexually transmitted infection), gejala klinis, biopsi |
Gonorhea | Patch eritematosa dengan batas jelas dan terlihat sangat mirip dengan balanitis Zoon. Edema Meatal, preputial, dan penis dan limfadenopati yang nyeri dapat terjadi. | Swab urethra identifikasi N. gonorrhoeae |
Sifilis | Gejala tiap tahapan (primer, sekunder, dan tersier) berbeda. Namun harus dicari adanya luka, ruam makulopapuler, lesi mirip kutil yang disebut kondiloma latum (permukaan rata dan batas jelas), dan gejala prodromal seperti demam, sakit tenggorokan. | Pemeriksaan mikroskopi lapangan gelap untuk mengidentifikasi Treponema pallidum |
Candidiasis | Rasa terbakar dan nyeri lebih terasa daripada gatal. Bercak atau plak merah seringkali dengan erosi dangkal. | Gejala klinis, pemeriksaan KOH, mikrobiologis |
Balanoposthitis non spesifik | Balanoposthitis non-spesifik adalah diagnosis eksklusi bila penyebab lain tidak teridentifikasi | Diagnosa eksklusi |
Karsinoma | Leukoplakia persisten, eritroplasia, papul berkelompok | Biopsy dan identifikasi HPV[2,4,15] |
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis balanoposthitis tidak semuanya dilakukan. Pemeriksaan dilakukan hanya untuk mengidentifikasi faktor penyebab spesifik balanoposthitis. Pemeriksaan dapat meliputi:
Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui penyebab spesifik dari bakteri dan jamur. Pemeriksaan gram dan kultur dari bakteri dan jamur candida dapat dilakukan, bila perlu untuk gonore dan klamidia jika ada indikasi juga.[1,2,9]
Pemeriksaan lapangan Gelap
Pemeriksaan lapangan gelap serum dari ulkus (Dark Field Microscope) diindikasikan pada kasus yang dicurigai mengarah ke sifilis.[1,2,9]
Virologi
Tes yang sering adalah polymerase chain reaction (PCR) atau nucleic acid amplification tests (NAAT), atau kultur virus untuk mencurigai adanya virus HPV (misal bila ada keluhan muncul kutil di kemaluan).[1,2,9]
Mikologi
Pemeriksaan KOH untuk Candida sp. dapat diindikasikan jika memang dicurigai (misal memiliki gejala keluar cairan dari kemaluan berwarna putih seperti cottage cheese yang khas pada orang dengan kandidiasis).[1,2,9]
Biopsi dilakukan untuk memperjelas diagnosa. Jika balanoposthitis sudah diterapi dengan adekuat namun tidak memberikan respon, biopsi kulit harus dipertimbangkan untuk mengidentifikasi lesi praganas atau lesi ganas.[1,2,9]
Uji tempel
Dilakukan hanya jika diduga dermatitis kontak alergi.[1,2,9]