Penatalaksanaan Balanoposthitis
Penatalaksanaan balanoposthitis dapat dibedakan menjadi penatalaksanaan secara umum dan khusus sesuai kondisi yang mendasarinya. Penyebab spesifik harus diidentifikasi dan diobati secara agresif. Rujukan ke dokter spesialis terutama dokter kulit dan urologi, dapat sangat membantu dalam penanganan kasus yang kurang responsif atau kompleks
Penatalaksanaan Secara Umum
Kebersihan harus selalu ditekankan kepada pasien dengan semua jenis balanoposthitis. Berikut anjuran yang dapat diberikan kepada pasien.
- Menghindari bahan iritan seperti sabun antibakteri dan menghindari pembersihan daerah kemaluan terlalu sering. Cairan yang direkomendasikan untuk membersihkan area penis adanya cairan “water of the 3 sulfates” yang mengandung tembaga sulfat, zinc sulfat, dan alum. Belum ada studi yang menentukan seberapa sering dilakukan pencucian, namun dari literatur lain menyebutkan bahwa area penis tidak boleh dibersihkan terlalu sering
- Menghindari kontak dengan alergen misalnya sabun, kain, atau pewangi
- Menggunakan prinsip abstinence, be faithful, condom (ABC) dalam melakukan hubungan seksual untuk meminimalkan terjadinya penularan
- Memakai pakaian katun yang lembut agar menjaga kelembaban di sekitar kemaluan[2,10,15,25]
Penatalaksanaan Spesifik
Penatalaksanaan spesifik dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya
Dermatitis Atopi
Diberikan emolien dan kortikosteroid topical (misal krim Hidrokortison 2,5% atau Betametason 0,1%). Antihistamin bermanfaat untuk gejala gatal.[2]
Dermatitis Seboroik
Antijamur topikal golongan azol (misalnya ketokonazol salep) dengan kortikosteroid topikal ringan untuk pengobatan awal cukup bagus. Inhibitor kalsineurin topikal dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kortikosteroid topikal. Itrakonazol atau flukonazol oral dapat digunakan pada kasus yang parah (misalnya: mereka yang mengalami folikulitis seboroik atau pada infeksi HIV).[3]
Dermatitis Kontak Iritan
Menghindari bahan iritan terutama sabun dan parfum. Kortikosteroid topikal dan antihistamin seperti loratadine, cetirizine, atau CTM dapat bermanfaat untuk mengurangi gejala nyeri dan gatal.[2]
Dermatitis Kontak Alergi
Sarankan untuk menghindari alergen memberikan kortikosteroid topikal. Antihistamin oral bermanfaat untuk pasien dengan pruritus.[2]
Psoriasis
Kortikosteroid topikal yang dikombinasikan dengan emolien dapat mengurangi gejala. Psoriasis dibagi tingkat keparahannya berdasarkan PASI (Psoriasis Area Severity Index) Score. Pada orang dengan PASI Score <10 psoriasis ringan, 10-15 psoriasis sedang, PASI >15 psoriasis berat. Pada orang dengan psoriasis berat., pengobatan sistemik dengan sinar UV, acitretin, metotreksat, siklosporin, atau agen biologis (mis. Etanercept) mungkin diperlukan, dan akan diberikan oleh dokter spesialis. Psoriasis genital sangat jarang terjadi dan jarang berdiri sendiri, biasanya selalu diikuti psoriasis di area tubuh lain, sehingga memungkinkan psoriasis masuk ke dalam kategori psoriasis berat.[9]
Lichen Sclerosus
Pengobatan dengan kortikosteroid topikal potensi tinggi. Infeksi kandida dan bakteri sekunder juga harus diobati. Intervensi bedah (sirkumsisi) mungkin diperlukan jika kurang atau respons terhadap perawatan medis.[16,17]
Gonorrhea
Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan seftriakson intramuskular ditambah azitromisin oral sebagai rejimen lini pertama. Doksisiklin dapat digunakan sebagai pengganti azitromisin pada pasien yang alergi terhadap azitromisin.[18]
Candidiasis
Obat golongan azol topikal sering bermanfaat jika dikombinasikan dengan kortikosteroid.[2]
Balanoposthitis Nonspesifik
Penatalaksanaan seringkali sulit karena kebanyakan tidak merespon dengan tindakan umum, kortikosteroid topikal, dan antibiotik topikal dan sistemik. Intervensi bedah (mis., Sunat/sirkumsisi) mungkin diperlukan jika tidak ada respons terhadap perawatan medis. Sunat dapat bersifat kuratif dalam kebanyakan kasus.[19]
Karsinoma In Situ/Neoplasia Intraepitelial Penis (Pein)
Penyakit ini harus ditangani secara multidisiplin. Karena sunat adalah pengobatan utama, tawarkan pasien untuk sunat jika pasien belum disunat. Zat topikal seperti fluorourasil, asam salisilat, resin podophyllum, dan imiquimod dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi. Untuk hal yang curiga mengarah ke keganasan, rujukan ke dokter spesialis mungkin diperlukan[2,20]
Indikasi Operasi
Salah satu tata laksana dari balanoposthitis adalah sirkumsisi. Walaupun pemberian obat-obatan topikal dapat mengobati balanoposthithis, namun sirkumsisi tetap menjadi tata laksana definitif dari balanoposthitis. Data dari meta analisis oleh Morris et al. menemukan bahwa 68% dari laki-laki yang di sirkumsisi menunjukan 68% prevalensi yang lebih rendah dan balanitis meningkatkan risiko kanker penis sebanyak 3,8 kali. Sehingga, untuk menghindari hal ini, sirkumsisi dianjurkan untuk dilakukan secara global dan dilakukan pada masa kanak-kanak.[10]
Rujukan
Rujukan diperlukan bila dicurigai adanya lesi praganas atau ganas, atau pada penyakit yang tidak membaik setelah terapi adekuat dilakukan. Rujukan dapat dilakukan ke dokter spesialis kulit atau urologi. Pasien dengan gejala yang berulang atau refrakter terhadap pengobatan setelah empat minggu, harus dirujuk. Biopsi mungkin diperlukan untuk menyelidiki etiologi lebih lanjut.[12]