Epidemiologi Balanoposthitis
Epidemiologi balanoposthitis menurut data dapat terjadi pada 20% pria yang belum disirkumsisi dan meningkat 58% pada pria yang memiliki penyakit urethritis nonspesifik. Penelitian menunjukkan bahwa sunat dapat mengurangi angka kejadian balanoposthitis sebesar 68%.
Global
Berdasarkan telaah sistemik yang dilakukan Morris et al, prevalensi balanoposthitis pada pria mencapai 20% orang yang belum disirkumsisi. Prevalensi meningkat 58% pada mereka yang memiliki penyakit urethritis nonspesifik. Untuk anak-anak sering terkena di usia 2 - 5 tahun sebagai akibat dari phimosis yang fisiologis dan kebiasaan hidup bersih belum terlalu tertanam anak-anak. Pada pria yang belum disirkumsisi dan memiliki diabetes melitus, memiliki resiko tertinggi dengan prevalensi 35%. Sebuah studi metaanalisis dari Morris et al pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa sirkumsisi dapat mengurangi angka kejadian balanoposthitis sebesar 68%.[10,13,26]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi khusus mengenai balanoposthitis di Indonesia.
Mortalitas
Balanoposthitis dapat menyebabkan phimosis karena perlekatan akibat reaksi inflamasi. Balanoposthitis juga dapat menyebabkan ulkus pada penis. Mortalitas hanya terjadi bila fungal septicemia terjadi pada pasien dengan immunocompromised.[9,14]