Diagnosis Karsinoma Urotelial
Diagnosis karsinoma urotelial ditegakkan dengan membukti adanya neoplasia pada saluran kemih. Umumnya pasien karsinoma urotelial berobat dengan keluhan hematuria. Proses diagnostik juga perlu menentukan staging dari keganasan ini.[3,5,10]
Anamnesis
Gejala utama yang dialami pasien dengan karsinoma urotelial adalah hematuria. Hematuria pada karsinoma urotelial dapat berupa hematuria makroskopik atau mikroskopik. Tanda bahaya hematuria yang dapat terlihat secara langsung oleh pasien (gross haematuria) adalah karsinoma kandung kemih.
Gejala urinaria lainnya adalah nyeri buang air kecil dan peningkatan frekuensi buang air kecil. Pasien karsinoma urotelial pada saluran kemih bagian atas dapat memiliki keluhan nyeri pinggang (20%) dan benjolan pada area lumbal (10%).
Gejala sistemik termasuk tidak nafsu makan, penurunan berat badan, malaise, lelah, demam, keringat malam, atau batuk. Gejala sistemik sering dikaitkan dengan kemungkinan metastasis dari karsinoma urotelial ke sistem organ lain.
Faktor risiko pasien juga perlu digali, termasuk riwayat merokok, paparan zat kimia, gaya hidup, dan riwayat keluarga yang mengalami karsinoma urotelial.[3,5,10]
Pemeriksaan Fisik
Tidak banyak yang dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik pasien karsinoma urotelial. Pada karsinoma urotelial di saluran kemih bagian atas, terkadang bisa teraba benjolan di pinggang.[5,10]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding karsinoma urotelial antara lain infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan karsinoma sel renal.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih, seperti sistitis dan infeksi saluran kemih bagian atas, dapat menyebabkan gejala hematuria dan gejala saluran kemih bagian bawah seperti nyeri dan peningkatan frekuensi buang air kecil, yang mirip dengan karsinoma urotelial. Infeksi saluran kemih dapat dibedakan dari urinalisis yang menunjukkan tanda infeksi.
Apabila diperlukan, pemeriksaan histopatologi bisa dilakukan dan akan menunjukkan hasil yang normal.[3,5,14]
Batu Ginjal
Adanya batu pada saluran kemih dapat menyebabkan nyeri, gangguan buang air kecil, hingga hematuria yang mirip dengan karsinoma urotelial. Batu ginjal dapat dibedakan dari karsinoma urotelial berdasarkan adanya gejala seperti buang air kecil berpasir atau keluar batu, serta pemeriksaan radiologi dan urinalisis yang memberikan gambaran batu di saluran kemih.[3,5,14]
Karsinoma Sel Renal
Karsinoma sel renal merupakan karsinoma yang berasal dari epitel ginjal. Gejala klasik karsinoma sel renal meliputi hematuria, nyeri pinggang, dan massa yang teraba pada pinggang. Penyakit ini dapat dibedakan dari karsinoma urotelial dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.[3,5,14]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada karsinoma urotelial dilakukan untuk memastikan diagnosis dan staging tumor. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT Scan, MRI, cystoscopy, dan ureteroscopy.
CT Scan
CT scan memiliki akurasi diagnostik paling baik dibandingkan pemeriksaan radiologi lain dalam penegakan diagnosis karsinoma urotelial. CT scan dapat mengambil gambar saluran kemih dalam potongan tipis tanpa kehilangan resolusi gambar. Namun, lesi datar (flat lesions) tanpa massa atau penebalan urotelial tidak dapat terlihat melalui CT scan.[3,10]
MRI
Pemeriksaan dengan MRI diindikasikan pada pasien yang tidak dapat menjalani CT scan. Pemeriksaan saluran kemih melalui MRI dilakukan dengan injeksi kontras gadolinium. Penggunaan kontras ini harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (klirens kreatinin <30 mL/menit) karena risiko fibrosis sistemik nefrogenik.[3,10]
Cystoscopy dan Sitologi
Cystoscopy merupakan pemeriksaan baku emas untuk karsinoma urotelial kandung kemih. Seluruh lesi abnormal, seperti lesi flat, lesi papillary, atau lesi padat, perlu dibiopsi untuk diperiksa secara histologi. Biopsi dilakukan melalui cystoscopy yang disebut sebagai transurethral resection of bladder tumour (TURBT).
Sampel jaringan kandung kemih yang ideal harus mencakup muscularis propria untuk menilai invasi tumor ke otot. Sitologi dilakukan dengan urin segar. Pada keadaan dimana sitologi menunjukkan hasil sugestif, namun cystoscopy tidak menemukan lesi kandung kemih, lesi pada saluran kemih bagian atas perlu dicurigai.[3,5,10]
Ureteroscopy
Ureteroscopy fleksibel digunakan untuk menilai ureter dan pelvis ginjal, serta mengambil jaringan untuk pemeriksaan patologi. Biopsi dengan ureteroscopy dapat menentukan grading tumor pada 90% kasus dengan angka negatif palsu yang rendah.[3,10]
Staging Karsinoma Urotelial
Staging karsinoma urotelial dilakukan berdasarkan sistem tumour, node, dan metastasis (TNM). Sistem TNM pada karsinoma urotelial berbeda untuk lesi di saluran kemih bagian atas dan kandung kemih.[3,10,15]
Tabel 1. Staging TNM pada Karsinoma Urotelial di Saluran Kemih Bagian Atas
T – Tumor Primer | |
TX | Tumor primer tidak dapat dinilai |
T0 | Tidak terdapat bukti adanya tumor primer Ta – Noninvasive papillary carcinoma Tis – Carcinoma in situ |
T1 | Tumor menginvasi jaringan ikat subepitel |
T2 | Tumor menginvasi otot |
T3 | Tumor menginvasi lebih dari otot ke jaringan lemak peripelvis atau parenkim ginjal (pelvis ginjal) Tumor menginvasi lebih dari otot ke jaringan lemak periureter (ureter) |
T4 | Tumor menginvasi organ sekitar atau melewati ginjal menuju jaringan lemak perinefrik |
N – Nodus Limfe Regional | |
NX | Nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai |
N0 | Tidak ada metastasis ke nodus limfatikus |
N1 | Metastasis ke satu nodus limfatikus, ukuran terbesar ≤ 2 cm |
N2 | Metastasis ke satu nodus limfatikus > 2 cm, atau nodus limfatikus multipel |
M – Metastasis Jauh | |
M0 | Tidak ada metastasis jauh |
M1 | Metastasis jauh |
Sumber: Michael Sintong, 2020.[3,10,15]
Tabel 2. Staging TNM pada Karsinoma Urotelial di Kandung Kemih
T – Tumor Primer | |
TX | Tumor primer tidak dapat dinilai |
T0 | Tidak terdapat bukti adanya tumor primer Ta – Noninvasive papillary carcinoma Tis – Carcinoma in situ |
T1 | Tumor menginvasi jaringan ikat subepitel (lamina propria) |
T2 | Tumor menginvasi muscularis propria T2a – Tumor menginvasi muscularis propria bagian dalam T2b – Tumor menginvasi muscularis propria bagian luar |
T3 | Tumor menginvasi lebih dari otot ke jaringan lemak perivesical T3a – Invasi ke jaringan lemak perivesikal secara mikroskopik T3a – Invasi ke jaringan lemak perivesikal secara makroskopik (teraba massa) |
T4 | Tumor menginvasi stroma prostat, vesicula seminalis, uterus, vagina,dinding pelvis, dan/atau dinding abdomen T4a – Invasi ke stroma prostat, vesicula seminalis, uterus, vagina T4b – Invasi ke dinding pelvis, dinding abdomen |
N – Nodus Limfe Regional | |
NX | Nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai |
N0 | Tidak ada metastasis ke nodus limfatikus |
N1 | Metastasis ke satu nodus limfatikus di pelvis |
N2 | Metastasis ke lebih dari satu nodus limfatikus di pelvis |
N3 | Metastasis ke nodus limfatikus iliaca communis |
M – Metastasis Jauh | |
M0 | Tidak ada metastasis jauh |
M1 | Metastasis jauh M1a – metastasis jauh terbatas pada nodus limfatikus di luar pelvis M1b – metastasis jauh di luar nodus limfatikus |
Sumber: Michael Sintong, 2020.[3,10,15]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini