Patofisiologi Karsinoma Urotelial
Patofisiologi karsinoma urotelial dipengaruhi terutama oleh faktor molekuler. Berbagai proses molekuler memiliki peran penting dalam proses karsinogenesis, seperti delesi fragmen kromosom, alterasi epigenetik, mutasi gen, dan alterasi mRNA.[7,8]
Proses molekuler tersebut menyebabkan terjadinya perubahan fungsi sel yang berlanjut pada terjadinya pertumbuhan mandiri (self-sufficient), penghindaran apoptosis, hilangnya sensitivitas terhadap rangsangan anti pertumbuhan (anti-growth), replikasi mandiri yang tidak terbatas, angiogenesis berkelanjutan, invasi organ, serta metastasis.[7,8]
Molekuler
Karsinoma urotelial low grade non-muscle-invasive dan high grade muscle-invasive merupakan dua jenis karsinoma urotelial yang berbeda karena perbedaan jalur molekuler. Lesi urotelial yang non invasif dan well differentiated berasal dari proses hiperplasia urotelial yang disebabkan oleh aktivasi jalur transduksi reseptor tyrosine kinase-Ras dan peningkatan frekuensi mutasi fibroblast growth factor receptor 3 (FGFR3) dan phosphoinositide-3 kinase α subunit.
Di sisi lain, lesi urotelial yang invasif dan poorly-differentiated berasal dari karsinoma in situ, displasia urothelial, atau lesi papiler kandung kemih high-grade yang disebabkan oleh alterasi gen frekuensi tinggi p53 dan retinoblastoma (Rb). Lesi karsinoma urotelial dengan alterasi pada p53, p21, atau Rb memiliki risiko kekambuhan, metastasis, dan kematian yang lebih tinggi.[3,7]
Histopatologi
Karsinoma urotelial dapat dibagi menjadi berbagai beberapa jenis berdasarkan variasi histologinya. Terdapat dua macam pembagian karsinoma urotelial, yaitu berdasarkan derajat abnormalitas seluler dan variasi histologi.
Klasifikasi WHO Berdasarkan Derajat Abnormalitas Seluler
Menurut WHO, pembagian karsinoma urotelial berdasarkan derajat abnormalitas selulernya adalah:
- Grade I: terdapat peningkatan jumlah lapisan sel epitel well differentiated (>7) dan terdapat beberapa sel atipia
- Grade II: terdapat peningkatan jumlah lapisan sel (>10) dan terdapat variasi besar dalam ukuran sel, serta bentuk dan ukuran nukleus (moderately well differentiated)
- Grade III: perbedaan sel karsinoma dan sel sehat tidak terlihat (poorly differentiated), dengan kerusakan hubungan antar sel yang menyebabkan terbentuknya fragmen[4,9]
Sejalan dengan pertumbuhan tumor, massa jinak dengan pertumbuhan well differentiated (grade I) dapat berkembang menjadi massa padat (grade III).[4,9]
Selanjutnya, WHO juga membagi karsinoma urotelial menjadi lesi papillary dan lesi flat dengan subkategori papillary dan flat. Lesi papillary terdiri dari urothelial papilloma, papillary urothelial neoplasms of low malignant potential (PUNLMP), noninvasive low-grade papillary urothelial carcinoma (NILGC), dan noninvasive high-grade papillary urothelial carcinoma (NIHGC).
Sementara, lesi flat terdiri dari arcinia hyperplasia, reactive atypia, atypia of unknown significance, urothelial dysplasia, dan urothelial carcinoma in situ (CIS).[9,10]
Klasifikasi WHO Berdasarkan Variasi Histologi
Variasi histologi karsinoma urotelial dapat dilihat dari perbedaan fenotip histomorfologi dan subtipe molekulernya. Berdasarkan variasi histologinya, karsinoma urotelial dapat dibagi menjadi nested, microcystic, micropapillary, lymphoepithelioma-like, plasmacytoid, sarcomatoid, giant cell, lipid-rich, clear cell, neuroendocrine carcinoma, karsinoma urotelial dengan ciri squamous, karsinoma urotelial dengan ciri glandular, karsinoma sel skuamosa primer, dan adenokarsinoma primer.[9-11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini