Diagnosis Orchitis
Diagnosis orchitis atau orkitis ditegakkan setelah eksklusi penyebab nyeri testis darurat lainnya seperti torsio testis. Usia pasien dan faktor risiko penting untuk dinilai.[1,2]
Anamnesis
Pasien umumnya mengeluh nyeri dan pembengkakan testis akut yang bersifat ringan hingga berat pada salah satu testis yang kemudian menyebar ke kedua testis. Keluhan dapat disertai demam, menggigil, malaise, fatigue, mialgia, mual, dan nyeri kepala.[1,2]
Pada anamnesis perlu ditanyakan identitas dan latar belakang pasien terkait populasi berisiko, identifikasi faktor risiko orchitis, riwayat hubungan seksual, riwayat instrumentasi/tindakan prosedural traktus urinarius, serta keluhan pasien.[1,2]
Orchitis bakterial lebih sering terjadi pada pasien usia >15 tahun yang aktif secara seksual atau pasien usia >50 tahun dengan benign prostatic hyperplasia (BPH). Namun, orchitis bakterial juga dapat terjadi pada pasien prepubertas akibat kekerasan seksual.[2,3]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan pembesaran testis, nyeri tekan testis, indurasi testis, edema skrotum, dan eritema skrotum. Sementara itu, refleks kremaster dalam batas normal. Pembesaran epididimis dapat ditemukan jika terdapat epididimitis. Discharge uretra dapat ditemukan jika ada infeksi menular seksual.[1,2]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding orchitis antara lain torsio testis, hernia skrotalis, hidrokel, dan epididimitis akut.[1,2]
Torsio Testis
Torsio testis merupakan diagnosis banding yang penting untuk dieksklusi karena membutuhkan intervensi pembedahan dengan segera. Pada torsio testis, intensitas nyeri skrotum berat dan terjadi secara mendadak, berbeda dengan epididimo-orchitis di mana nyeri skrotum terjadi secara gradual.[1,2]
Nyeri skrotum akut pada anak laki-laki prepubertas umumnya terjadi akibat torsio apendiks testis yang secara klinis dapat menyerupai torsio testis atau epididimo-orchitis. Torsio testis jarang terjadi pada pasien usia >35 tahun.[1,2]
Pada pemeriksaan fisik, posisi testis yang mengalami torsio akan lebih tinggi (high riding testis), sedangkan posisi testis pada orchitis normal. Pada torsio testis akan ditemukan nyeri elevasi testis dan refleks kremaster yang abnormal, sedangkan pada orchitis tidak terdapat nyeri elevasi testis dan refleks kremaster normal. Tanda patognomonik torsio testis berupa blue dot sign dapat ditemukan namun tidak selalu.[1,2]
Hernia Skrotalis
Pada hernia skrotalis, akan didapati riwayat benjolan inguinal yang kemudian turun ke skrotum. Pasien biasanya mengeluh benjolan nyeri yang dipicu oleh batuk atau aktivitas fisik. Sensasi terbakar atau terjepit pada hernia dapat menjalar hingga kaki. Pemeriksaan palpasi hernia dengan manuver valsava dapat memperjelas diagnosis hernia skrotalis.[2,5]
Hidrokel
Pada hidrokel terjadi pembesaran testis namun umumnya tidak nyeri, kecuali pada hidrokel dengan komplikasi atau dengan penyakit infeksi yang menyertai. Pasien dengan hidrokel biasanya mengeluhkan rasa penuh dan berat pada testis.[1,6,7]
Gejala sistemik seperti demam, menggigil, mual, muntah tidak muncul pada pasien dengan hidrokel, sedangkan pada orchitis, gejala sistemik seringkali menyertai keluhan utama.[1,6,7]
Pada pemeriksaan fisik hidrokel, akan ditemukan massa di superior-anterior testis yang membesar jika tekanan intraabdomen meningkat, dan pemeriksaan transiluminasi positif.[1,6,7]
Epididimitis
Nyeri pada epididimitis terjadi secara gradual, dimulai dari kauda epididimis, kemudian menyebar ke seluruh epididimis, funikulus, dan testis ipsilateral. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan pembesaran epididimis, nyeri tekan epididimis, dan tanda Prehn positif (nyeri berkurang dengan elevasi testis).[1,3.4]
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis dan pemeriksaan fisik biasanya cukup untuk menegakkan diagnosis, sedangkan pemeriksaan penunjang hanya digunakan untuk mengidentifikasi organisme penyebab atau mengeksklusi penyakit lain.[1,2]
Ultrasonografi Doppler
Ultrasonografi Doppler pada skrotum dapat dilakukan pada kasus nyeri testis akut untuk eksklusi torsio testis. Temuan testis berukuran normal dengan penurunan aliran ke testis menunjukkan adanya torsio testis, sedangkan temuan pembesaran epididimis dengan penebalan dan peningkatan aliran ke testis dapat menunjukkan epididimitis atau orchitis.[1,2]
Pemeriksaan Kultur dan Pewarnaan Gram
Kultur swab uretra dan pewarnaan Gram dapat dilakukan untuk mengetahui ada/tidaknya agen infeksi menular seksual sebagai penyebab orchitis, terutama pada pasien yang aktif secara seksual.[1,2]
Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis tidak spesifik, namun adanya eritrosit dan leukosit di urin dapat menunjukkan infeksi atau inflamasi akut. Kultur urin dapat dilakukan untuk menentukan agen kausal jika dicurigai berkaitan dengan infeksi saluran kemih.[2,3]
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah tidak spesifik, namun adanya peningkatan C-reactive protein (CRP) dan laju endap darah dapat dapat menunjukkan inflamasi yang berkaitan dengan epididimo-orchitis.[2]