Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ruptur Vesika general_alomedika 2023-04-05T10:10:39+07:00 2023-04-05T10:10:39+07:00
Ruptur Vesika
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ruptur Vesika

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Patofisiologi ruptur vesika dapat diklasifikasi menjadi ekstraperitoneal dan intraperitoneal berdasarkan lokasi dari cedera dan hubungannya dengan peritoneal reflection.

Pada orang dewasa, vesika yang kosong dilindungi oleh tulang pelvis, tetapi vesika yang terisi penuh dan terdistensi hingga mencapai umbilikal memiliki risiko ruptur yang semakin besar. Pada anak-anak, vesika urinaria merupakan rongga intraabdominal sehingga lebih mudah terpapar jika terjadi trauma.[1]

Ruptur Ekstraperitoneal

Ruptur ekstraperitoneal jika ruptur vesika terjadi di bawah peritoneal reflection (bukan pada bladder dome), sehingga terjadi ekstravasasi urine pada ruang ekstraperitoneal.[1] Jika diberikan kontras, akan tampak ekstravasasi pada dasar vesika urinaria yang menyebar ke ruang perivesikal.

Ruptur ekstraperitoneal traumatik biasanya diakibatkan oleh fraktur pelvis (89%-100%). Sebelumnya, mekanisme trauma diyakini sebagai akibat langsung oleh fragmen tulang atau gangguan pada korset panggul sehingga terjadi perforasi pada jaringan vesika.

Namun, saat ini diperkirakan bahwa fraktur pelvis kemungkinan besar terjadi secara kebetulan dan ruptur vesika paling sering diakibatkan oleh trauma deselerasi dan inersia cairan ditambah dengan gaya geser yang diciptakan oleh deformasi cincin panggul.[1,3]

Ruptur ekstraperitoneal biasanya berhubungan dengan fraktur lengkung pubis anterior. Ketika ini terjadi, bagian anterolateral kandung kemih akan terkena serpihan tulang yang tajam dan terjadi perforasi. Tekanan kuat pada tulang panggul atau ligamen puboprostatik juga dapat merobek dinding vesika. Dalam kasus seperti itu, derajat trauma vesika secara langsung berkaitan dengan tingkat keparahan fraktur pelvis.[3]

Ruptur Intraperitoneal

Ruptur dapat dikatakan intraperitoneal jika terjadi di atas peritoneal reflection (pada bladder dome), sehingga terjadi ekstravasasi urine pada ruang intraperitoneal.[1] Bladder dome adalah area yang paling sedikit didukung dan hanya sebagian dari organ yang ditutupi oleh peritoneum.

Dalam kasus ini, mekanisme cedera adalah peningkatan tekanan cairan intravesika secara tiba-tiba terhadap dinding vesika urinaria. Hal ini lebih banyak terjadi pada kandung kemih yang penuh dan terdistensi, sehingga serat otot detrusor terpisah lebih jauh di sepanjang dinding vesika urinaria yang menipis. Hal ini menyebabkan resistensi yang lebih rendah terhadap peningkatan tekanan cairan intravesika.[3]

Ruptur kandung kemih intraperitoneal umumnya terjadi akibat pukulan langsung ke kandung kemih yang terdistensi. Cedera deselerasi juga dapat menyebabkan fenomena tersebut. Pada orang dewasa, jenis cedera ini paling sering terjadi pada pecandu alkohol dan korban trauma sabuk pengaman atau roda kemudi. Sebaliknya, pada anak-anak ruptur intraperitoneal terjadi karena posisi vesika urinaria intraabdominal yang bertahan sampai kira-kira usia 20 tahun.[3]

Karena urine umumnya akan terus mengalir ke abdomen melalui defek pada dinding vesika urinaria yang terbuka, ruptur intraperitoneal dapat tidak terdiagnosis untuk jangka waktu yang bervariasi. Kelainan metabolik, elektrolit dan anuria dapat terjadi akibat urine terserap ke sirkulasi sistemik melalui rongga peritoneum.[3]

Referensi

1. Simon LV, Sajjad H, Lopez RA, Burns B. Bladder Rupture. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470226/
3. Gill BC. Bladder Trauma [Internet]. Medscape. 2019. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/441124-overview#a9

Pendahuluan Ruptur Vesika
Etiologi Ruptur Vesika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.