Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ruptur Vesika general_alomedika 2023-04-05T10:12:09+07:00 2023-04-05T10:12:09+07:00
Ruptur Vesika
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Vesika

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ruptur vesika dilakukan berdasarkan jenis ruptur ektraperitoneal atau intraperitoneal. Sebagian besar ruptur vesika ekstraperitoneal dapat ditata laksana secara efektif dengan drainase vesika menggunakan kateterisasi uretra atau suprapubik. Vesika urinaria harus dikosongkan selama 10–14 hari kemudian dilakukan sistogram untuk evaluasi.

Sekitar 85% ruptur vesika ekstraperitoneal akan sembuh dalam 7–10 hari, di mana kateter dapat dilepas. Secara keseluruhan, sebagian besar ruptur vesika ekstraperitoneal sembuh dalam 3 minggu. Namun, tata laksana ruptur vesika ekstraperitoneal dapat dilakukan dengan operasi jika terdapat indikasi. Semua kasus ruptur vesika intraperitoneal harus dilakukan operasi.[3,9]

American Urological Association (AUA) mengeluarkan pedoman membahas diagnosis dan tata laksana trauma urologi. Rekomendasi untuk trauma vesika berdasarkan AUA adalah sebagai berikut:[13]

  • Dokter harus melakukan sistografi retrograd (foto polos atau CT) pada pasien stabil dengan hematuria gross dan fraktur pelvis

  • Dokter dapat melakukan sistografi retrograd pada pasien stabil dengan hematuria gross dan mekanisme trauma yang berkaitan dengan cedera vesika urinaria, atau pada mereka yang mengalami fraktur cincin pelvis dan memiliki gejala klinis ruptur vesika
  • Dokter bedah harus melakukan perbaikan operatif pada kasus ruptur vesika intraperitoneal akibat trauma eksternal tumpul atau tajam
  • Dokter dapat melakukan drainase dengan kateter sebagai tata laksana kasus ruptur vesika ekstraperitoneal tanpa komplikasi
  • Dokter bedah dapat melakukan melakukan perbaikan operatif pada kasus ruptur vesika ekstraperitoneal dengan komplikasi
  • Dokter dapat melakukan drainase kateter uretra tanpa sistostomi suprapubik pada pasien setelah operasi ruptur vesika

Pembedahan

Pada ruptur vesika, pembedahan dapat dilakukan pada ruptur intraperitoneal atau ekstraperitoneal.

Pembedahan Ruptur Vesika Intraperitoneal

Pada dasarnya setiap ruptur vesika intraperitoneal membutuhkan pembedahan. Ruptur vesika intraperitoneal biasanya tidak akan sembuh hanya dengan drainase, karena urine akan terus bocor ke dalam rongga abdomen, meskipun terdapat kateter.

Hal ini akan menyebabkan gangguan metabolisme, peritonitis, sepsis, hingga gagal ginjal. Semua luka tembak di daerah abdominopelvis harus dieksplorasi dengan pembedahan, karena terdapat kemungkinan terjadinya cedera pada organ abdomen dan struktur vaskular lainnya.[1,3]

Karena banyak kasus ruptur vesika terjadi bersamaan dengan trauma berat, laparotomi adalah metode yang umum dilakukan, tetapi metode laparoskopi dapat dilakukan untuk beberapa kasus. Selama proses operasi, dianjurkan untuk mengevaluasi seluruh bagian vesika urinaria dan tidak hanya memperbaiki cedera yang terlihat jelas. Hal ini mungkin memerlukan pembesaran luka yang ada untuk mengevaluasi area trigonum vesika.

Perbaikan ruptur vesika intraperitoneal dapat dilakukan dengan penutupan satu atau dua lapis. Dianjurkan untuk menghindari jahitan permanen pada mukosa karena berisiko untuk pembentukan batu di masa depan. Kateter Foley diletakkan di vesika urinaria setelah pembedahan selesai. Follow up dengan sistografi harus dilakukan untuk memastikan penyembuhan pada kasus yang kompleks.[1,2]

Pembedahan Ruptur Vesika Ekstraperitoneal

Ruptur vesika dengan ekstravasasi ekstraperitoneal ekstensif sering kali membutuhkan pembedahan. Ruptur vesika ekstraperitoneal yang tidak sembuh setelah 4 minggu drainase kateter, ruptur yang terkait dengan fragmen tulang di dalam vesika, dan ruptur yang terkait dengan cedera vagina atau rektal harus dipertimbangkan untuk pembedahan.

Cedera leher vesika sering kali tidak akan sembuh tanpa operasi. Follow up sistografi harus dilakukan untuk memastikan penyembuhan setelah drainase dengan kateter urin. Pembedahan dapat memfasilitasi penyembuhan yang lebih cepat dan mengurangi potensi komplikasi, serta durasi penggunaan kateter yang diperlukan.[1,7]

Terapi Konservatif

Pedoman AUA merekomendasikan bahwa ruptur vesika ekstraperitoneal tanpa komplikasi dapat ditata laksana secara konservatif dengan pemasangan kateter. Terapi standar berupa membiarkan kateter di tempatnya selama 2–3 minggu, tetapi mungkin dibiarkan lebih lama dalam beberapa kasus.

Drainase kateter biasanya dapat dilakukan dengan kateter uretra. Sistostomi suprapubik jarang diperlukan, kecuali jika terdapat cedera uretra dan kateter tidak dapat dipasang akibat gangguan uretra. Kateter urine telah terbukti efektif dalam memperpendek durasi rawat inap dan mengurangi angka morbiditas.[1,7,13]

Referensi

1. Simon LV, Sajjad H, Lopez RA, Burns B. Bladder Rupture. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470226/
2. Elkbuli A, Ehrhardt JD, Hai S, McKenney M, Boneva D. Management of blunt intraperitoneal bladder rupture: Case report and literature review. Int J Surg Case Rep. 2019;55:160–3.
3. Gill BC. Bladder Trauma [Internet]. Medscape. 2019. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/441124-overview#a9
7. Summerton DJ, Djakovic N, Kitrey ND, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidis E, et al. Guidelines on Urological Trauma. European Association of Urology; 2015.
9. Barnard J, Overholt T, Hajiran A, Crigger C, Jessop M, Knight J, et al. Traumatic Bladder Ruptures: A Ten-Year Review at a Level 1 Trauma Center [Internet]. Dec 2019. Available from: https://www.hindawi.com/journals/au/2019/2614586/
13. American Urological Association. Urotrauma Guideline (2020) [Internet]. American Urological Association; 2020. Available from: https://www.auanet.org/guidelines/urotrauma-guideline

Diagnosis Ruptur Vesika
Prognosis Ruptur Vesika
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.