Diagnosis Spermatokel
Diagnosis spermatokel atau spermatocele didapat dari massa kistik terutama area skrotum dengan tes transiluminasi positif dan sperma di dalam cairan. Pada ukuran <1 cm, umumnya spermatokel tidak menimbulkan keluhan. Keluhan terasa berat atau nyeri pada skrotum dapat muncul pada ukuran yang lebih besar.
Biasanya spermatokel ukuran kecil ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin. Pemeriksaan tambahan seperti ultrasonografi, laboratorium dan histologis dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.[1–5,10]
Anamnesis
Spermatokel yang berukuran kecil (<1 cm) dan unilateral umumnya tidak menimbulkan keluhan. Spermatokel dapat ditemukan secara tidak sengaja saat pasien melakukan pemeriksaan mandiri pada testis dan saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi skrotum.[1–4,9]
Spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan keluhan berat pada skrotum dan kemungkinan dicurigai sebagai tumor. Keluhan yang muncul dapat berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri yang mengganggu atau keluhan infertilitas. Pada spermatokel yang mengalami torsi, pasien dapat mengeluh nyeri mendadak yang hebat.[1–4,11,12]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik testis, ditemukan massa berbatas tegas dan mudah dipisahkan dari testis. Spermatokel dapat muncul pada bagian epididimis manapun. Umumnya ditemukan pada di daerah superior skrotum, dan terkadang pada posteriolateral dari testis.[1,2,4]
Manuver provokatif tidak menyebabkan fluktuasi ukuran spermatokel dan tidak menyebabkan nyeri bertambah. Biasanya spermatokel terletak diluar tunika vaginalis, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan transiluminasi dengan mudah. Pada spermatokel didapatkan hasil transiluminasi positif yang menunjukkan adanya struktur kistik.[1,2,4,9]
Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding dari spermatokel meliputi kista epididimis, hidrokel, varikokel, torsio spermatokel, tumor, dan infeksi saluran kemih (ISK).
Kista Epididimis
Kista epididimis adalah penumpukan cairan pada caput epididimis. Sperma yang ditemukan pada cairan kista dapat membedakan spermatokel dengan kista epididimis.
Secara histologis, kista epididimis menunjukkan lapisan epitel kolumnar berlapis semu (pseudostratified columnar epithelium) sedangkan spermatokel memiliki lapisan epitel kuboid sederhana yang mengandung sperma pada lumen.[2,5]
Hidrokel
Hidrokel merupakan penumpukan cairan abnormal pada tunika vaginalis yang mengelilingi testis. Hidrokel dapat dibedakan dari spermatokel menggunakan pemeriksaan ultrasonografi. Ultrasonografi hidrokel menunjukkan gambaran anekoik disekeliling testis, biasanya pada daerah anterolateral.[1,13]
Varikokel
Varikokel adalah dilatasi vena abnormal pada pleksus pampiniformis yang terletak di korda spermatika. Pada pemeriksaan fisik, varikokel membesar saat pasien berdiri atau melakukan manuver Valsava. Dilatasi vena pada varikokel dapat terlihat jelas menggunakan ultrasonografi doppler.[13]
Torsio Spermatokel
Kondisi ini jarang ditemukan, tetapi menyebabkan nyeri hebat dan membutuhkan intervensi pembedahan segera. Pemeriksaan ultrasonografi doppler menunjukkan penurunan aliran darah pada testis yang mengalami torsio spermatokel.[4,14]
Tumor
Tumor testis atau tumor paratestikuler dapat dibedakan dari spermatokel dengan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi skrotum. Diagnosis definitif dapat ditegakkan berdasarkan tindakan pembedahan eksplorasi skrotum dan pemeriksaan histopatologis.[15]
Infeksi Saluran Kemih
Urinalisis dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis infeksi urogenital (infeksi saluran kemih).[2,4]
Pemeriksaan Penunjang
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis spermatokel ultrasonografi skrotum, laboratorium, dan histopatologis.
Ultrasonografi Skrotum
Ultrasonografi skrotum merupakan modalitas pencitraan inisial paling sensitif dan spesifik dalam diagnosis spermatokel. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa palpasi hanya dapat mendeteksi 67% dari spermatokel yang terdeteksi oleh ultrasonografi.[10,16]
Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan tampilan spermatokel berupa lesi kistik anekoik berbatas tegas yang muncul dari caput epididimis dengan posterior acoustic enhancement. Namun, tampilan ini sulit dibedakan dengan hasil pemeriksaan ultrasonografi pada kista epididimis. Terkadang pada spermatokel terlihat echo internal di dalam kista yang menunjukkan gambaran seperti “falling snow”.[2,3,9,10,16]
Pada pemeriksaan ultrasonografi pada pasien dengan spermatokel saja, epididimis pada sisi yang spermatokel dapat tidak terlihat. Selain itu, gambaran testis baik volume dan ekogenisitasnya normal, tanpa lesi fokal dan kalsifikasi.[9]
Pemeriksaan Histologis
Tampilan makroskopis spermatokel umumnya adalah kista tunggal sederhana. Pada beberapa kasus dapat ditemukan kista multilokular yang diperkirakan terbentuk dari struktur histologis rete testis.
Pemeriksaan histologis pada spermatokel menunjukkan dinding jaringan lunak fibromuskular dengan lapisan dalam kista yang terbentuk oleh lapisan epitel kuboid. Berbeda dengan kista epididimis dan hidrokel, cairan dalam kista spermatokel ditemukan mengandung sperma.[3–5]
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk evaluasi spermatokel asimtomatis tanpa komplikasi. Pemeriksaan urinalisis diindikasikan untuk pasien dengan nyeri skrotum dan berguna untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.[2–4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli