Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Spermatokel general_alomedika 2023-05-30T09:55:46+07:00 2023-05-30T09:55:46+07:00
Spermatokel
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Spermatokel

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis spermatokel atau spermatocele didapat dari massa kistik terutama area skrotum dengan tes transiluminasi positif dan sperma di dalam cairan. Pada ukuran <1 cm, umumnya spermatokel tidak menimbulkan keluhan. Keluhan terasa berat atau nyeri pada skrotum dapat muncul pada ukuran yang lebih besar.

Biasanya spermatokel ukuran kecil ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin. Pemeriksaan tambahan seperti ultrasonografi, laboratorium dan histologis dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.[1–5,10]

Anamnesis

Spermatokel yang berukuran kecil (<1 cm) dan unilateral umumnya tidak menimbulkan keluhan. Spermatokel dapat ditemukan secara tidak sengaja saat pasien melakukan pemeriksaan mandiri pada testis dan saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi  skrotum.[1–4,9]

Spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan keluhan berat pada skrotum dan kemungkinan dicurigai sebagai tumor. Keluhan yang muncul dapat berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri yang mengganggu atau keluhan infertilitas. Pada spermatokel yang mengalami torsi, pasien dapat mengeluh nyeri mendadak yang hebat.[1–4,11,12]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik testis, ditemukan massa berbatas tegas dan mudah dipisahkan dari testis. Spermatokel dapat muncul pada bagian epididimis manapun. Umumnya ditemukan pada di daerah superior skrotum, dan terkadang pada posteriolateral dari testis.[1,2,4]

Manuver provokatif tidak menyebabkan fluktuasi ukuran spermatokel dan tidak menyebabkan nyeri bertambah. Biasanya spermatokel terletak diluar tunika vaginalis, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan transiluminasi dengan mudah. Pada spermatokel didapatkan hasil transiluminasi positif yang menunjukkan adanya struktur kistik.[1,2,4,9]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding dari spermatokel meliputi kista epididimis, hidrokel, varikokel, torsio spermatokel, tumor, dan infeksi saluran kemih (ISK).

Kista Epididimis

Kista epididimis adalah penumpukan cairan pada caput epididimis. Sperma yang ditemukan pada cairan kista dapat membedakan spermatokel dengan kista epididimis.

Secara histologis, kista epididimis menunjukkan lapisan epitel kolumnar berlapis semu (pseudostratified columnar epithelium) sedangkan spermatokel memiliki lapisan epitel kuboid sederhana yang mengandung sperma pada lumen.[2,5]

Hidrokel

Hidrokel merupakan penumpukan cairan abnormal pada tunika vaginalis yang mengelilingi testis. Hidrokel dapat dibedakan dari spermatokel menggunakan pemeriksaan ultrasonografi. Ultrasonografi hidrokel menunjukkan gambaran anekoik disekeliling testis, biasanya pada daerah anterolateral.[1,13]

Varikokel

Varikokel adalah dilatasi vena abnormal pada pleksus pampiniformis yang terletak di korda spermatika. Pada pemeriksaan fisik, varikokel membesar saat pasien berdiri atau melakukan manuver Valsava. Dilatasi vena pada varikokel dapat terlihat jelas menggunakan ultrasonografi doppler.[13]

Torsio Spermatokel

Kondisi ini jarang ditemukan, tetapi menyebabkan nyeri hebat dan membutuhkan intervensi pembedahan segera. Pemeriksaan ultrasonografi doppler menunjukkan penurunan aliran darah pada testis yang mengalami torsio spermatokel.[4,14]

Tumor

Tumor testis atau tumor paratestikuler dapat dibedakan dari spermatokel dengan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi skrotum. Diagnosis definitif dapat ditegakkan berdasarkan tindakan pembedahan eksplorasi skrotum dan pemeriksaan histopatologis.[15]

Infeksi Saluran Kemih

Urinalisis dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis infeksi urogenital (infeksi saluran kemih).[2,4]

Pemeriksaan Penunjang

Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis spermatokel ultrasonografi skrotum, laboratorium, dan histopatologis.

Ultrasonografi Skrotum

Ultrasonografi skrotum merupakan modalitas pencitraan inisial paling sensitif dan spesifik dalam diagnosis spermatokel. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa palpasi hanya dapat mendeteksi 67% dari spermatokel yang terdeteksi oleh ultrasonografi.[10,16]

Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan tampilan spermatokel berupa lesi kistik anekoik berbatas tegas yang muncul dari caput epididimis dengan posterior acoustic enhancement. Namun, tampilan ini sulit dibedakan dengan hasil pemeriksaan ultrasonografi pada kista epididimis. Terkadang pada spermatokel terlihat echo internal di dalam kista yang menunjukkan gambaran seperti “falling snow”.[2,3,9,10,16]

Pada pemeriksaan ultrasonografi pada pasien dengan spermatokel saja, epididimis pada sisi yang spermatokel dapat tidak terlihat. Selain itu, gambaran testis baik volume dan ekogenisitasnya normal, tanpa lesi fokal dan kalsifikasi.[9]

Pemeriksaan Histologis

Tampilan makroskopis spermatokel umumnya adalah kista tunggal sederhana. Pada beberapa kasus dapat ditemukan kista multilokular yang diperkirakan terbentuk dari struktur histologis rete testis.

Pemeriksaan histologis pada spermatokel menunjukkan dinding jaringan lunak fibromuskular dengan lapisan dalam kista yang terbentuk oleh lapisan epitel kuboid. Berbeda dengan kista epididimis dan hidrokel, cairan dalam kista spermatokel ditemukan mengandung sperma.[3–5]

Pemeriksaan Laboratorium

Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk evaluasi spermatokel asimtomatis tanpa komplikasi. Pemeriksaan urinalisis diindikasikan untuk pasien dengan nyeri skrotum dan berguna untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.[2–4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Rioja J, Sánchez‐Margallo FM, Usón J, Rioja LA. Adult hydrocele and spermatocele. BJU Int. Blackwell Publishing Ltd Oxford, UK; 2011;107(11):1852–64.
2. Gupta S, Gupta B, Hatwar G, Bansod P, Diyewar A. Unilateral Giant Spermatocele Mimicking Accessory Testis: A Case Report. Natl J Integr Res Med. 2020;11(3).
3. Pals VM. Spermatocele. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/443432-overview
4. Lundström KJ, Söderström L, Jernow H, Stattin P, Nordin P. Epidemiology of hydrocele and spermatocele; incidence, treatment and complications. Scand J Urol. 2019 Apr-Jun;53(2-3):134-138. doi: 10.1080/21681805.2019.1600582. Epub 2019 Apr 16. PMID: 30990342.
5. LaRusso K, Miller J, Saad K, Steinhardt GF. Pathogenic mechanisms for spermatocele and epididymal cyst formation. Clin Surg 2016; 1. 2016;1261.
9. Salama N, Hassan OS. A Post-Aspiration Giant Spermatocele in a Young Man: A Case Report and Literature Review. Clin Med Insights Case Rep. 2022 May 13;15:11795476221097218. doi: 10.1177/11795476221097218. PMID: 35591974; PMCID: PMC9112308.
10. Srisajjakul S. Ultrasound Findings of benign intratesticular cystic lesions. Siriraj Med J. Citeseer; 2010;62(6):268–71.
11. Gebreselassie KH, Berhanu E, Akkasa SS, Woldehawariat BY. Torsed spermatocele, a rare cause of acute scrotum: Report of a case and review of literature. Urol Case Rep. 2022 Jul 31;45:102172. doi: 10.1016/j.eucr.2022.102172. PMID: 35959225; PMCID: PMC9357836.
12. Walsh TJ, Seeger KT, Turek PJ. Spermatoceles in adults: when does size matter? Arch Androl. Taylor & Francis; 2007;53(6):345–8.
13. Kühn AL, Scortegagna E, Nowitzki KM, Kim YH. Ultrasonography of the scrotum in adults. Ultrasonography. 2016 Jul;35(3):180-97. doi: 10.14366/usg.15075. Epub 2016 Feb 24. PMID: 26983766; PMCID: PMC4939719.
14. Ameli M, Parsapour A, Gholami-Mahtaj L. A 40-year-old man with testicular torsion and large bilateral spermatoceles. Qatar Med J. 2016 Dec 24;2016(2):10. doi: 10.5339/qmj.2016.10. PMID: 28058232; PMCID: PMC5200847.
15. Huri E, Akgül T, Ayyildiz A, Germiyanoglu C. Bilateral giant spermatocele mimicking an intrascrotal mass/Intraskrotal kitleyi taklit eden iki tarafli dev spermatosel. Turkish J Urol. Aves Yayincilik Ltd. STI.; 2009;35(2):151.
16. Hirano D, Yoshioka H, Irie Y, Sakurai F, Ohno S, Kusumi Y. Huge multilocular spermatocele in a patient with left scrotal swelling. J Case Rep Images Urol 2022;7(2):1–4. https://www.ijcriurology.com/archive/2022/pdf/100025Z15DH2022.pdf

Epidemiologi Spermatokel
Penatalaksanaan Spermatokel
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 23 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.