Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Spermatokel general_alomedika 2023-05-30T09:54:45+07:00 2023-05-30T09:54:45+07:00
Spermatokel
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Spermatokel

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Studi epidemiologi spermatokel atau spermatocele menunjukkan bahwa spermatokel merupakan massa kistik yang paling sering ditemukan pada skrotum. Secara global spermatokel ditemukan sekitar 30% laki-laki dan lebih banyak pada usia tua, yaitu 65–74 tahun.

Global

Spermatokel ditemukan pada sekitar 30% laki-laki asimtomatik yang menjalani ultrasonografi skrotum. Sebuah penelitian di Swedia melaporkan insiden spermatokel simtomatik di rawat inap dan rawat jalan berbagai rumah sakit yaitu 38,5/100.000 pria per tahun.[6,8]

Insiden spermatokel terbanyak terdapat pada kelompok pasien berusia 65–74 tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa usia lanjut merupakan faktor yang paling berpengaruh pada spermatokel. Peluruhan sel epitel tubulus seminiferus yang sudah tua dan berakumulasi sepanjang kehidupan, kemudian menyebabkan obstruksi duktus eferen diperkirakan sebagai mekanisme yang mendasari temuan insiden yang lebih tinggi pada pasien yang berusia lebih tua.[4,6]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi mengenai spermatokel di Indonesia.

Mortalitas

Spermatokel tidak menyebabkan mortalitas yang signifikan, namun dapat menimbulkan morbiditas dan penurunan kualitas hidup. Spermatokel yang berukuran cukup besar dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti rasa tidak nyaman, nyeri atau keluhan infertilitas pria.[4,9,11,12]

Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien dengan keluhan pembesaran skrotum, didapatkan bahwa 23,1% pasien mengalami rasa berat yang semakin parah setelah beraktivitas atau pada malam hari.

Walsh et al. melaporkan bahwa pada pasien yang akan menjalani spermatokelektomi terdapat 13% pasien yang memiliki keluhan nyeri skrotum saja, dan 58% pasien memiliki keluhan nyeri disertai pembesaran skrotum. Spermatokel unilateral ditemukan pada sekitar 4% pria dari pasangan yang menjalani teknologi reproduksi berbantu.[4,9,11,12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

4. Lundström KJ, Söderström L, Jernow H, Stattin P, Nordin P. Epidemiology of hydrocele and spermatocele; incidence, treatment and complications. Scand J Urol. 2019 Apr-Jun;53(2-3):134-138. doi: 10.1080/21681805.2019.1600582. Epub 2019 Apr 16. PMID: 30990342.
6. Lundström K-J, Söderström L, Jernow H, Stattin P, Nordin P. Epidemiology of hydrocele and spermatocele; incidence, treatment and complications. Scand J Urol. Taylor & Francis; 2019;53(2–3):134–8.
8. Romero FR, Romero AW, Almeida RM de SSA de, Oliveira Júnior FC de, Tambara Filho R. Prevalence and risk factors for scrotal lesions/anomalies in a cohort of Brazilian men? 40 years of age. Sao Paulo Med J. SciELO Brasil; 2014;132(2):73–9.
9. Salama N, Hassan OS. A Post-Aspiration Giant Spermatocele in a Young Man: A Case Report and Literature Review. Clin Med Insights Case Rep. 2022 May 13;15:11795476221097218. doi: 10.1177/11795476221097218. PMID: 35591974; PMCID: PMC9112308.
11. Gebreselassie KH, Berhanu E, Akkasa SS, Woldehawariat BY. Torsed spermatocele, a rare cause of acute scrotum: Report of a case and review of literature. Urol Case Rep. 2022 Jul 31;45:102172. doi: 10.1016/j.eucr.2022.102172. PMID: 35959225; PMCID: PMC9357836.
12. Walsh TJ, Seeger KT, Turek PJ. Spermatoceles in adults: when does size matter? Arch Androl. Taylor & Francis; 2007;53(6):345–8.

Etiologi Spermatokel
Diagnosis Spermatokel
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.