Diagnosis Torsio Testis
Diagnosis torsio testis dapat dilakukan dengan bantuan skoring Testicular Workup for Ischemia and Suspected Torsion (TWIST) berdasarkan temuan klinis. Pada umumnya pasien mengeluhkan nyeri skrotum akut, dimana pasien-pasien tersebut harus dicurigai mengalami torsio testis sampai terbukti tidak. Pemeriksaan penunjang pada umumnya tidak perlu dilakukan dan dapat menunda pasien untuk mendapatkan tata laksana dengan cepat.[1,4,8,9,11]
Anamnesis
Anamnesis pada pasien dengan torsio testis pada umumnya dapat ditemukan nyeri skrotum akut, dapat berlangsung intermiten, dan gejala muncul secara tiba-tiba. Durasi dan onset gejala merupakan hal sangat penting ditanyakan, karena akan menentukan prognosis dan tata laksana.[2,8,9]
Gejala lain yang dapat ditemukan adalah:
- Mual/muntah
- Nyeri abdomen akut
- Testis bengkak
- Perubahan warna testis
- Nyeri skrotum nokturnal atau pagi hari
Pada pasien anak dan bayi dapat ditemukan sering terbangun saat tidur. Faktor risiko dan etiologi seperti riwayat trauma dapat ditemukan, gejala dapat muncul dalam waktu beberapa jam pasca trauma minor atau aktivitas fisik berat.[2,8,9,14]
Adanya gejala demam, disuria, frekuensi urin, dan discharge umumnya menunjukkan kemungkinan penyebab infektif atau inflamasi, seperti epididimitis atau orkitis. Nyeri abdomen bawah akut juga dapat menjadi satu-satunya tanda awal torsio testis, khususnya pada pasien-pasien dewasa muda. Seluruh pasien dengan riwayat undesensus testis yang mengalami nyeri abdomen akut juga harus dicurigai mengalami torsio testis.[2,8,9,17,18]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang secara khusus dapat dilakukan pada pasien-pasien torsio testis meliputi pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan genitalia umum. Beberapa pemeriksaan spesial, seperti tanda Phren atau refleks kremaster juga dapat dilakukan.[1,8,9]
Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen, nyeri abdomen umumnya ditemukan pada pasien dengan torsio intra-vaginal. Nyeri tekan abdomen dapat ditemukan positif pada regio abdomen yang mendapatkan inervasi dari saraf T11, T12, dan L1. Adanya massa juga dapat ditemukan, khususnya pada pasien dengan testis undesensus.[8,18]
Pemeriksaan Genitalia
Pada inspeksi umum dalam pemeriksaan genitalia, dapat ditemukan letak testis asimetris, testis yang mengalami torsio umumnya terletak lebih tinggi (high-riding testis) dan terletak transversal. Nyeri hebat dapat ditemukan pada palpasi testis yang mengalami torsio. Edema skrotum, eritema skrotum, dan hidrokel reaktif juga dapat ditemukan bila onset >12 jam. [1,8,9]
Tanda Prehn
Tanda Prehn diperiksa dengan cara melakukan elevasi skrotum. Hasil positif akan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri. Hasil negatif menunjukkan peningkatan rasa nyeri ataupun tidak ada perubahan, pada umumnya hasil tanda Phren negatif ditemukan pada pasien-pasien dengan torsio testis.[1,2,8,9]
Refleks Kremaster
Refleks kremaster diperiksa dengan cara menggoreskan jari atau mencubit kulit paha bagian dalam dan observasi testis. Hasil positif atau normal umumnya menunjukkan elevasi testis ipsilateral. Refleks kremaster pada umumnya ditemukan negatif pada pasien-pasien dengan torsio testis. Meskipun demikian, refleks kremaster negatif merupakan hal yang normal pada bayi laki-laki di bawah 6 bulan.[1,2,8,9,14]
Tidak semua pasien dengan torsio testis menunjukkan hasil tanda Phren dan refleks kremaster negatif. Meskipun demikian, hal ini tidak dapat menyingkirkan kemungkinan diagnosis torsio testis.[1,2,8,9]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding torsio testis antara lain adalah epididimitis atau epididimo-orkitis, torsio apendiks testis, hidrokel, varikokel dan hernia inguinal.
Epididimitis atau Epididimoorkitis
Nyeri akut pada bagian posterior-inferior testis. Onset pada umumnya gradual dalam waktu beberapa hari. Dapat ditemukan massa yang teraba pada bagian posterior dari testis. Edema dan indurasi testis dapat ditemukan. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih berupa lower urinary tract symptoms (LUTS), serta hasil urinalisis abnormal juga dapat ditemukan. Tanda Phren positif dan refleks kremaster intak. Pada pemeriksaan doppler dapat ditemukan pembesaran dan hiperemi epididimis. Tanda-tanda infeksi dan inflamasi seperti demam, nyeri, dan eritema skrotum, serta tanda infeksi menular seksual juga dapat ditemukan.[1,2,8,9]
Torsio Apendiks Testis
Nyeri umumnya ditemukan pada testis superior atau anterior dengan intensitas sedang hingga berat. Onset secara gradual, dapat disertai mual muntah ataupun tidak. Tanda blue-dot dapat ditemukan pada skrotum. Tanda kremaster dan hasil urinalisis umumnya ditemukan normal. Pada pemeriksaan doppler, aliran darah ditemukan meningkat dan lesi hipoekoik.[1,2,8,9]
Hidrokel
Dapat ditemukan pembesaran skrotum, umumnya tidak nyeri dan dapat meningkat dengan aktivitas. Pemeriksaan transiluminasi positif.[1,8,9]
Varikokel
Terdapat massa skrotum dengan nyeri minimal ataupun tanpa nyeri. Edema skrotum umumnya fluktuatif seiring aktivitas. Dapat teraba pembesaran vena dengan manuver Valsalva.[1,8,9]
Trauma Skrotum
Dapat ditemukan ekimosis dengan riwayat trauma yang jelas. Umumnya skrotum dan testis terletak normal. Refleks kremaster intak.[1,8,9]
Hernia Inguinal atau Skrotalis
Ditemukan massa pada kanalis inguinalis serta pembesaran skrotum yang menyebabkan tidak terabanya funikulus spermatikus pada bagian superior. Umumnya terdapat riwayat angkat beban berat ataupun operasi hernia sebelumnya. Skrotum dan testis terletak normal dan refleks kremaster intak.[1,8,9]
Gangren Fournier
Gangren Fournier keadaan umum pasien umumnya ditemukan sedang atau berat dan dapat disertai tanda-tanda sepsis. Dapat ditemukan krepitus serta nekrosis skrotum yang terlihat jelas.[1,8,9]
Tumor atau Keganasan
Umumnya ditemukan massa testis yang tidak disertai nyeri dengan onset gradual. Dapat disertai tanda-tanda epididimoorkitis. Pada pasien dengan leukemia ataupun limfoma juga dapat ditemukan testis yang mengeras secara difus disertai dengan hasil pemeriksaan hematologi abnormal.[1,8,9]
Skor TWIST
Skor TWIST memiliki nilai prediksi negatif dan positif hampir 100% terhadap torsio testis apabila total skor TWIST < 2 atau > 5, sehingga dapat digunakan untuk membantu menegakkan ataupun menyingkirkan diagnosis torsio testis serta meminimalisir pemeriksaan penunjang. Cara menghitung skor TWIST dapat dilihat pada Tabel 1. [4,8]
Tabel 1. Skor TWIST
Indikator | Skor |
Edema testis / testicular swelling | 2 |
Testis teraba keras / hard testis | 2 |
Refleks kremaster negatif | 1 |
Mual/muntah | 1 |
Testis letak tinggi / high-riding testis | 1 |
Interpretasi: | |
Risiko Rendah | 0 |
Risiko Sedang | 1-5 |
Risiko Tinggi | 6-7 |
Diagnosis dengan pemeriksaan Color doppler ataupun pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan apabila ada atau tidaknya torsio testis masih meragukan.[1,3,8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pilihan pada torsio testis adalah ultrasonografi dengan Color Doppler Ultrasound (CDUS). Pemeriksaan penunjang sebaiknya hanya dilakukan apabila dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik adekuat etiologi nyeri skrotum akut masih meragukan. [3,4,13] Apabila terdapat kecurigaan kuat terhadap torsio testis, maka pemeriksaan penunjang sebaiknya tidak dilakukan dan tindakan pembedahan segera dilakukan.[1,3]
Ultrasonografi
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang dapat dilakukan. Ultrasonografi dengan doppler warna merupakan pemeriksaan lini pertama pada pasien-pasien dengan torsio testis. Color Doppler Ultrasound (CDUS) memiliki sensitivitas 88.9% dan spesifisitas 98.8% untuk diagnosis torsio testis. Pemeriksaan CDUS umumnya menunjukkan penurunan atau tidak adanya aliran darah pada testis ipsilateral, penurunan kecepatan aliran darah pada arteri intratestis, dan peningkatan resistensi (resistive indices) pada arteri intratestis.[1,8,10,13]
Ultrasonografi hitam putih juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis torsio testis. Pada umumnya akan ditemukan tanda whirlpool pada funikulus spermatikus, dapat ditemukan pada torsio testis parsial ataupun total. Meskipun demikian, pemeriksaan dengan CDUS tetap dibutuhkan untuk konfirmasi diagnosis. Ultrasonografi dengan kontras dapat dilakukan untuk membantu visualisasi, khususnya pada neonatus. Pemeriksaan USG memiliki beberapa kelemahan karena sangat bergantung dengan operator yang melakukan pemeriksaan, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dan tata laksana.[8,10,13]
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI dengan kontras dapat dilakukan dan merupakan pemeriksaan torsio testis lini kedua. Pemeriksaan ini umumnya akurat, terutama bila ditemukan adanya tanda whirlpool. Meskipun demikian, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lama dan dapat menunda tata laksana.[8,13]
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat membantu eliminasi diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap pada umumnya ditemukan normal. Leukositosis dan CRP (C-reactive protein) dapat ditemukan meningkat pada pasien-pasien dengan nyeri skrotum akut akibat inflamasi dan infeksi. Urinalisis ataupun tes urin dipstik juga dapat dilakukan dan ditemukan abnormal pada infeksi ataupun inflamasi. Pada pasien dengan torsio testis urinalisis dan pemeriksaan darah lengkap umumnya normal, tetapi leukositosis dapat terjadi pada 30% pasien.[2,8-10]
Spektroskopi Infrared
Spektroskopi dengan infrared / near-infrared spectroscopy (NIRS) transskrotal merupakan salah satu modalitas diagnosis torsio testis yang terbaru. Pemeriksaan ini merupakan rapid test yang dapat menentukan saturasi oksigen pada jaringan dalam dan aliran darah testis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menghitung selisih saturasi oksigen (Δ%StO2) pada testis kontralateral dan ipsilateral. NIRS dapat mendeteksi lokasi torsio dengan baik dan efektif diagnosis torsio testis pada pasien anak.[10,13,19]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja