Studi menunjukkan bahwa statin dapat digunakan untuk mencegah gagal ginjal akut akibat kontras (contrast-induced acute kidney injury / CI-AKI). Meskipun menjanjikan, penggunaannya belum dimasukkan ke dalam pedoman klinis, dan studi lebih lanjut masih diperlukan.
Materi kontras dalam pemeriksaan radiologi semakin banyak digunakan, karena mempermudah diagnosis. Hal ini juga menyebabkan peningkatan berbagai risiko dan efek samping kontras, salah satunya gagal ginjal akut (contrast-induced acute kidney injury / CI-AKI).[1,2]
CI-AKI merupakan salah satu penyebab gagal ginjal akut Penyakit ini didefinisikan sebagai kenaikan serum kreatinin atau penurunan laju filtrasi glomerulus dalam waktu 24–72 jam pasca pemberian materi kontras. Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) mendefinisikan CI-AKI sebagai peningkatan kreatinin ≥0,3 mg/dL dari nilai dasar dalam 48 jam setelah terpapar kontras, atau peningkatan kreatinin minimal 1,5 kali di atas nilai dasar dalam 7 hari.[2,3]
Meskipun jarang mengakibatkan kebutuhan dialisis, tetapi CI-AKI berhubungan dengan masa rawat di rumah sakit yang lebih panjang, serta meningkatkan mortalitas jangka pendek dan jangka panjang. CI-AKI juga berhubungan dengan progresivitas penyakit ginjal kronis. Hal-hal ini menjadikan upaya pencegahan CI-AKI penting untuk diketahui oleh dokter.[1,2,4]
Pemberian statin dinilai dapat mencegah gagal ginjal akut akibat penggunaan kontras, terutama pada pasien-pasien risiko tinggi, misalnya dengan gangguan jantung atau penurunan fungsi ginjal. Akan tetapi, studi lebih lanjut mengenai hal ini masih diperlukan.[4,5]
Pencegahan Gagal Ginjal Akut Akibat Kontras
Pencegahan CI-AKI dapat dilakukan dengan hidrasi melalui cairan intravena, menggunakan pencitraan dengan kontras sangat rendah, penggunaan alat support hemodinamik, seperti extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) atau intra-aortic balloon pump (IABP), dan statin. Selain itu, risiko pasien mengalami CI-AKI dapat dinilai menggunakan skor Mehran.[2]
Hidrasi
Kecukupan cairan, dimulai dari sebelum hingga sesudah prosedur menggunakan kontras dilakukan, merupakan hal paling penting untuk mencegah CI-AKI. Penggunaan cairan salin normal merupakan pilihan dengan biaya paling ekonomis, dengan efikasi yang setara dengan larutan bikarbonat dan half-normal saline.
European Society of Cardiology (ESC) 2018 merekomendasikan pemberian cairan salin normal intravena sebanyak 1 mL/kg/jam dimulai 12 jam sebelum hingga 24 jam setelah intervensi, bila diperkirakan penggunaan kontras melebihi 100 mL.[2,5,6]
Penilaian Skor Risiko Gagal Ginjal Akut Akibat Kontras
Faktor risiko terjadi CI-AKI yang paling utama adalah gagal ginjal stadium akhir, dengan estimated glomerular filtration rate (eGFR) 30 mL/menit/1,73 m2 atau lebih rendah. Selain itu, faktor risiko CI-AKI adalah usia lanjut, diabetes mellitus, gagal jantung kongestif, penggunaan kontras dalam jumlah banyak, dan penggunaan obat-obatan yang nefrotoksik.[7]
Skor risiko Mehran dapat digunakan untuk menilai risiko pasien mengalami CI-AKI setelah menjalani prosedur dengan kontras. Berbagai indikator yang dinilai dapat dilihat pada tabel 1.[8]
Tabel 1. Skor Mehran
Indikator | Keterangan | Skor |
Hipotensi | TD sistolik <80 mmHg selama 1 jam dengan inotropik | 5 |
Penggunaan pompa balon intra-aortik | 5 | |
Gagal jantung kongestif atau riwayat edema paru | NYHA kelas III/IV | 5 |
Usia > 75 tahun | 4 | |
Anemia | hematokrit <39% pada pria atau <36% pada wanita | 3 |
Diabetes melitus | 3 | |
Volume kontras | per 100 mL | 1 |
Estimasi laju filtrasi glomerulus | eGFR 60-40 | 2 |
eGFR 40-20 | 4 | |
eGFR <20 | 6 |
Skor | Risiko CI-AKI |
≤5 | 7.5% |
6-10 | 14% |
11-15 | 26% |
>15 | 57% |
Statin
Statin merupakan salah satu jenis obat yang dapat diberikan untuk pencegahan CI-AKI. Penggunaan statin masih belum dimasukkan ke dalam pedoman klinis, tetapi tetap dapat dipertimbangkan khususnya pasca prosedur kardiologi seperti angiografi koroner atau percutaneous coronary intervention (PCI).[1,5,8]
Peranan Statin dalam Pencegahan CI-AKI
Zat kontras memiliki sifat nefrotoksik pada sel-sel epitel tubulus ginjal, sehingga menyebabkan nefrosis osmotik dan penurunan hantaran oksigen. Selain itu, zat kontras menyebabkan pelepasan molekul vasoaktif, seperti endotelin dan adenosin, serta menurunkan jumlah vasodilator, seperti prostaglandin dan nitrit oksida, yang mengakibatkan vasokonstriksi dan iskemia ginjal.
Berbagai proses di atas akan meningkatkan stres oksidatif dan cedera seluler. Secara khusus, medulla renalis sangat rentan mengalami perubahan vaskular. Statin diketahui memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan, sehingga banyak diteliti untuk pencegahan CI-AKI. Statin juga memiliki efek vaskular yang dinilai bermanfaat untuk fungsi ginjal.[2,9]
Bukti Klinis Penggunaan Statin untuk Prevensi CI-AKI
Metaanalisis oleh Su, et al. tahun 2017 mengkaji 150 uji klinis dengan total 4182 kasus CI-AKI. Studi ini menunjukkan bahwa statin merupakan salah satu modalitas terapi yang terbaik untuk mengurangi risiko CI-AKI pada pasien-pasien yang memerlukan pemakaian kontras.[10]
Studi ini membandingkan 12 modalitas intervensi pada pasien CI-AKI dan mendapatkan bahwa kombinasi statin dosis tinggi dan hidrasi pasien dengan atau tanpa pemberian N-acetylcysteine efektif dan merupakan pilihan terapi terbaik untuk mencegah CI-AKI.[10]
Metaanalisis dari Liu,et al. tahun 2018 juga mendapatkan hal serupa, bahwa premedikasi dengan atorvastatin 80 mg dapat mencegah risiko CI-AKI. Meskipun demikian, terdapat beberapa studi yang menunjukkan bahwa efektifitasnya minimal.[8]
Metaanalisis tahun 2020 oleh Cho, et al. menilai efek terapi jangka pendek dengan statin sebelum penggunaan kontras terhadap terjadinya CI-AKI pada pasien dengan gangguan ginjal ringan hingga sedang. Terapi dengan statin menurunkan risiko terjadinya CI-AKI sebanyak 0,59 kali. Manfaat pemberian statin terhadap pencegahan CI-AKI konsisten terlihat, baik pada pemberian dosis tinggi maupun dosis rendah.[7]
Pada tahun 2021, studi observasional oleh Lin, et al meneliti efek protektif pemberian statin preoperatif pada prosedur coronary angiography (CAG) dan percutaneous coronary intervention (PCI) terhadap KI-AKI. Insidensi CI-AKI didapatkan lebih rendah secara bermakna pada pasien yang menerima statin preoperatif.[11]
Regresi multivariat menemukan bahwa pemberian statin preoperatif berhubungan dengan persentase kenaikan kreatinin yang lebih rendah dan angka kejadian CI-AKI yang lebih sedikit. Antara kelompok yang menerima atorvastatin dan rosuvastatin, tidak didapatkan perbedaan insidensi CI-AKI yang bermakna. Terapi statin preoperatif merupakan faktor protektif terhadap CI-AKI.[11]
Dari berbagai jenis statin, studi mendapatkan bahwa pada dosis ekuivalen, atorvastatin dan rosuvastatin didapatkan lebih baik dalam mencegah CI-AKI. Simvastatin juga bermanfaat, tetapi efektivitasnya lebih rendah. Namun, studi ini masih merupakan studi pada hewan percobaan.[12]
Berbagai metaanalisis telah menunjukkan manfaat statin dalam pencegahan CI-AKI. Namun, pedoman klinis belum memasukkan statin ke dalam rekomendasi pencegahan CI-AKI.
Hal ini dikarenakan studi mengenai penggunaan statin untuk mencegah CI-AKI masih memiliki beberapa kelemahan, seperti definisi CI-AKI yang beragam antar studi dan belum adanya standarisasi dosis, durasi, dan jenis simvastatin yang dapat digunakan. Oleh karenanya, penggunaan statin dalam pencegahan CI-AKI masih harus dipelajari lebih lanjut.[8,10,12]
Kesimpulan
Paparan materi kontras berpotensi berbagai efek samping, termasuk gagal ginjal akut (contrast-induced acute kidney injury / CI-AKI). Statin merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah hal ini. Studi yang ada juga menyimpulkan bahwa statin perlu dipertimbangkan dalam rekomendasi. Meskipun demikian, hal ini belum dimasukkan ke dalam pedoman klinis, karena studi-studi yang ada masih memiliki berbagai kelemahan.
Hingga saat ini, metode preventif terbaik untuk CI-AKI adalah menghindari paparan kontras, analisis risiko pasien (risk assessment), dan hidrasi. Statin dosis tinggi dalam durasi pendek juga dapat dipertimbangkan untuk diberikan, khususnya pada pasien-pasien jantung dan risiko tinggi.
Atorvastatin dan rosuvastatin dilaporkan memiliki efektivitas lebih baik dibandingkan simvastatin dalam pencegahan CI-AKI. Studi lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi valid mengenai penggunaan statin dalam mencegah CI-AKI yang tepat dan seragam.
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra