Kontraindikasi Perawatan Luka pada Anak
Kontraindikasi perawatan luka pada anak adalah apabila pasien anak maupun wali dari pasien anak tidak menyetujui dilakukan perawatan terhadap luka. Dalam perawatan luka pada anak, harus mempertimbangkan lokasi luka, jumlah luka, jenis luka, dan kedalaman luka.[9,14]
Kontraindikasi Mutlak
Apabila wali pasien anak maupun pasien anak tersebut menolak tindakan perawatan luka seperti penjahitan luka, maka perawatan luka tidak dapat dilakukan. Namun, sebaiknya dokter perlu memberikan penjelasan dalam informed consent bahwa tindakan perawatan luka yang tidak dilakukan dapat menimbulkan infeksi pada luka, keloid, dan hipertrofi pada bekas luka.[9,10,14]
Informasi mengenai alternatif penjahitan luka (seperti stapler, skin adhesive glue) pada perawatan luka anak juga perlu disampaikan kepada wali pasien anak saat informed consent berlangsung.[14,16]
Perawatan luka pada anak seperti pembersihan luka dapat menjadi kontraindikasi mutlak pada kondisi luka yang rapuh dengan risiko perdarahan tinggi seperti hemangioma ulserasi. Dalam hal ini, gel polyhexamethylene biguanide dapat dioleskan langsung ke penutup atau pembalut luka, untuk membantu pembersihan pada luka yang rapuh.[14-17]
Irigasi luka juga dikontraindikasikan pada pasien anak dengan kondisi umum dan hemodinamik yang tidak stabil karena risiko fluktuasi core-temperature serta perburukan kondisi umum pasien anak. Dalam hal ini, penatalaksanaan utama adalah memperbaiki kondisi umum pasien.[7,9,10]
Kontraindikasi Relatif
Pada umumnya perawatan luka memerlukan tindakan irigasi, debridement, penjahitan luka (jika diperlukan), dan dressing penutupan luka dengan material penutup luka untuk mencegah infeksi. Saat melakukan irigasi luka pada anak sebaiknya tidak dengan tekanan yang tinggi karena dapat menyebabkan kerusakan pada dasar luka dan sekitar luka.[2,7,9]
Pada luka terbuka dengan permukaan yang konkaf, terutama pada regio wajah, sulkus, ataupun sulkus preaurikular akan lebih baik dibiarkan sembuh dengan sendirinya (secondary intention) dengan tetap mempertimbangkan kebersihan luka dan faktor nutrisi anak.[2,9]
Penutupan luka pada kondisi luka avulsi dimana terdapat kehilangan jaringan pada luka sebaiknya dilakukan penundaan, untuk memastikan jaringan nekrotik maupun debris sudah tidak lagi berada di dalam daerah luka, serta untuk mencegah infeksi pada luka di kemudian hari.[2,8,9]