Edukasi Pasien Operasi Pembesaran Payudara
Edukasi pasien operasi pembesaran payudara atau breast augmentation penting untuk melakukan manajemen ekspektasi pasien. Pasien perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat perencanaan pre-operasi, termasuk terkait lokasi tubuh yang akan dilakukan insisi dan pemilihan jenis implan.
Mayoritas tindakan pembesaran payudara menggunakan anestesi umum, sehingga perlu disampaikan ke pasien bahwa akan dilakukan pemantauan pasca operasi hingga efek anestesi hilang. Sebelum tindakan juga perlu digali terkait riwayat medis pasien seperti konsumsi obat dan adanya operasi payudara sebelumnya.[1,4]
Penjelasan Sebelum Prosedur
Sebelum menjalani prosedur, diskusikan tentang ukuran implan, tekstur permukaan, penempatan implan, dan lokasi sayatan. Jelaskan juga mengenai teknik yang dilakukan, serta kemungkinan risiko atau komplikasi yang timbul.
Pasien dan dokter perlu melakukan diskusi sebelum prosedur agar nantinya hasil operasi dapat memenuhi ekspektasi pasien dan target dari dokter. Edukasi lain serupa dengan tindakan operasi pada umumnya, yakni menghentikan konsumsi antikoagulan beberapa hari sebelum prosedur dan puasa sebelum tindakan.[1,2,4,6]
Penjelasan Setelah Prosedur
Setelah prosedur pembesaran payudara selesai, bila pasien mendapatkan anastesi lokal dan selama observasi tidak dijumpai komplikasi, maka pasien boleh pulang di hari yang sama. Sampaikan bahwa makan dan minum sebaiknya ditunda hingga efek anestesi hilang.
Pasien diminta untuk menghindari aktivitas berat sampai 1 minggu pasca operasi. Sarankan pasien untuk menggunakan bra bedah atau bra olahraga untuk melindungi payudara. Sarankan pula pasien untuk tidur dengan posisi kepala dan dada lebih tinggi dari badan.
Perlu disampaikan ke pasien beberapa efek samping dari tindakan operasi, terutama terkait pembiusan, seperti rasa tidak nyaman di tenggorokan, suara serak, batuk, atau nyeri otot yang bisa berlangsung beberapa jam setelah tindakan dan akan berangsur menghilang. Pasien perlu waspada bila timbul tanda atau gejala infeksi pada luka operasi, misalnya luka operasi bengkak dan merah atau keluar cairan berwarna kuning dari sayatan.
Minta pasien menghindari konsumsi alkohol karena akan mengurangi efek antibiotik yang diminum. Sarankan pula untuk menghindari merokok karena dapat mengganggu penyembuhan luka.[1,2,4,6]