Teknik Operasi Pembesaran Payudara
Teknik operasi pembesaran payudara atau breast augmentation dilakukan dengan menempatkan implan di belakang jaringan payudara atau di bawah otot dada. Implan dapat berupa kantung yang berisi larutan saline atau bahan silikon.
Tindakan operasi bisa dilakukan di klinik bedah rawat jalan maupun di rumah sakit. Pembiusan kebanyakan dilakukan dengan anestesi umum. Keseluruhan prosedur umumnya membutuhkan waktu 45 hingga 90 menit. Pemulihan setelah operasi biasanya cepat, dimana pasien dapat melakukan aktivitas ringan dalam minggu pertama dan dapat kembali ke aktivitas penuh sekitar 6 minggu pasca operasi.[1]
Persiapan Pasien
Pasien menjalani persiapan operasi seperti dalam prosedur bedah lainnya. Sebelum operasi pasien diharuskan menjalani konsultasi dengan dokter bedah yang akan menangani. Dokter bedah akan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan meminta informed consent.
Konsultasi penting dilakukan untuk mendiskusikan antara pilihan dan keinginan pasien dengan pilihan tim bedah. Diskusi mencakup setting operasi, tipe anestesi, lokasi insisi yang dibuat untuk memasukkan implan, bagaimana implan akan ditempatkan di payudara pasien (subglandular atau submuskular), dan apakah kulit atau jaringan payudara pasien dapat menutup implan. Jenis prosedur yang dipilih juga akan tergantung kondisi medis pasien, bentuk dan ukuran payudara, dan tujuan tindakan.[1,2,6]
Penilaian Faktor Psikososial
Dokter perlu mempertimbangkan psikologi pasien, motivasi untuk pembedahan, dan kestabilan emosi. Evaluasi apakah ada gangguan dismorfik tubuh yang mendasari keinginan operasi, serta adakah dorongan berlebihan untuk menjalani prosedur dari pasangan, teman, atau orang lain. Evaluasi riwayat prosedur estetika lainnya, adakah harapan yang tidak realistis, dan faktor lain yang mempengaruhi keinginan untuk menjalani operasi.[1,2,6]
Memilih Implan
Pemilihan implan harus mempertimbangkan tinggi, berat, dan morfologi tubuh pasien secara keseluruhan. Pasien yang lebih tinggi dan yang pinggul atau bahunya lebih lebar biasanya membutuhkan implan yang lebih besar. Pertimbangkan bentuk payudara saat ini, dimensi, volume, elastisitas kulit, ketebalan jaringan lunak, dan habitus tubuh secara keseluruhan.[1,2,6]
Peralatan
Terdapat dua jenis utama implan payudara yakni implan berisi cairan salin dan silikon ,yang keduanya memiliki cangkang silikon luar.
Implan Cairan Salin
Implan berisi cairan salin biasanya dimasukkan dalam kondisi kosong dan kemudian lubang kecil digunakan untuk menambahkan salin steril dalam jumlah yang diinginkan untuk mengembangkan implan. Implan berisi cairan salin memiliki tingkat variabilitas yang besar untuk diisi volume yang berbeda, dengan kisaran 25-50 ml.
Cangkang luar implan biasanya halus atau bertekstur. Tekstur membantu mencegah rotasi pada implan dan menurunkan risiko kontraktur kapsuler saat implan ditempatkan pada kantong subglandular.
Implan salin saat ini sudah mendapat persetujuan FDA untuk digunakan pada pasien usia 18 tahun ke atas guna pembesaran payudara dan usia berapapun untuk rekonstruksi payudara.[1,7]
Implan Silikon
Implan silikon berisi gel silikon kental dengan kulit luar yang terdiri dari silikon padat. Implan gel silikon juga telah disetujui FDA untuk menambah atau meningkatkan ukuran payudara pada pasien usia di atas 22 tahun. Penggunaan implan silikon lebih disukai pada pasien dengan jaringan lunak payudara yang sedikit karena memberikan rasa lebih lembut atau alami dibanding implan salin.[1,7]
Peralatan Lainnya
Peralatan lain yang dibutuhkan adalah ruang dan peralatan operasi dasar untuk tindakan pembesaran payudara. Beberapa ahli bedah memilih penggunaan retraktor yang menyala untuk memvisualisasikan bagian dalam kantong dada yang dibuat untuk peletakan implan. Sementara yang lain memilih menggunakan lampu depan.
Beberapa ahli bedah juga merekomendasikan penggunaan lengan implan khusus untuk memasukkan implan. Hal ini membuat implan dapat disisipkan dengan lebih mudah dan merupakan bagian dari teknik tanpa sentuhan. Manfaatnya dapat mengurangi risiko trauma implan dan kontaminasi bakteri.[1]
Posisi Pasien
Posisi pasien dibedakan antara pre-operatif dan durante op. Saat dilakukan evaluasi pre-operatif, pasien diposisikan duduk tegak dengan tangan diangkat ke udara, diangkat ke samping, dan di pinggang. Dengan posisi tersebut dapat dilakukan analisis proyeksi payudara, jenis operasi yang bisa dilakukan, bila diperlukan implan atau skin expander, maupun penentuan ukuran, jenis, dan jumlah cairan yang dapat digunakan.
Saat durante op, pasien diposisikan supinasi dengan lengan samping pada posisi kurang dari 90 derajat dengan sumbu tubuh, siku ditekuk, dan telapak tangan menghadap ke atas. Posisi bahu kanan dan kiri harus sejajar untuk memberikan hasil operasi yang simetris.[8]
Prosedural
Setelah melakukan persiapan pre-operasi, tahapan tindakan yang dilakukan pada operasi pembesaran payudara secara umum meliputi anestesi, melakukan insisi pada lokasi yang telah ditentukan sebelumnya, meletakkan implan, dan menutup luka operasi. Secara keseluruhan tindakan biasanya membutuhkan waktu selama 45-90 menit.[1,6]
Anestesi
Tindakan pembesaran payudara dapat dikerjakan dengan anestesi umum maupun lokal. Anestesi umum lebih disukai karena mengurangi ketidaknyamanan pasien selama tindakan.[1,2,6]
Melakukan Insisi Pada Lokasi Terpilih
Terdapat 3 lokasi tersering yang dipilih yakni inframammary, periareolar, dan transaksila. Sayatan di pusar atau pendekatan periumbilikal belum pernah dipelajari pada studi klinis dan tidak direkomendasikan.
Sayatan yang dibuat di bawah payudara (inframammary) merupakan yang paling umum dilakukan. Sayatan periareolar adalah sayatan yang dibuat di sekitar puting, sedangkan sayatan transaksila dibuat di ketiak sehingga memberikan akses lebih mudah ke otot dada.
Terdapat keuntungan dan kerugian untuk setiap pendekatan lokasi sayatan. Anatomi pasien dan preferensi ahli bedah berperan dalam pengambilan keputusan. Tidak ada satu metode penempatan yang diterima secara seragam sebagai lokasi terbaik, sehingga dibutuhkan diskusi sebelumnya antara pasien dan ahli bedah.[1,2,6]
Peletakan Implan
Implan payudara dapat diletakkan di bawah jaringan payudara, baik di atas otot dada (subglandular) atau di bawah bagian atau semua otot dada (submuskular). Pemilihan lokasi penempatan implan tergantung dari karakteristik tubuh pasien, jenis implan, dan pilihan dari ahli bedah.[1,2,6]
Penutupan Luka
Setelah implan ditempatkan dan disesuaikan posisinya, tutup sayatan dengan jahitan. Letakkan tabung drainase sementara di bawah kulit tempat sayatan. Berikan instruksi ke pasien untuk menjaga area sayatan agar tetap kering dan bersih untuk meminimalkan risiko infeksi.[1,2,6]
Follow up
Setelah operasi pembesaran payudara, berikan instruksi lengkap sebelum pasien meninggalkan rumah sakit untuk mencapai pemulihan yang baik. Pembengkakan pasca operasi mungkin dapat dialami pasien tetapi umumnya akan membaik dalam beberapa jam. Berikan analgesik untuk meringankan keluhan nyeri pasca operasi.
Sampaikan pada pasien untuk menghindari kegiatan berat atau olahraga hingga 4-5 minggu setelah operasi. Sarankan untuk memakai bra bedah yang mirip dengan bra olahraga. Tujuannya untuk membantu melindungi dan menopang payudara setelah dilakukannya operasi.
Minta pasien segera kontrol jika pada daerah operasi timbul infeksi, seperti bila payudara tampak merah, bengkak, hangat, nyeri, atau mengeluarkan cairan putih kekuningan. Sampaikan pada pasien untuk mewaspadai gejala demam, menggigil, mual, dan muntah. Pemeriksaan payudara berkala disarankan untuk deteksi dini kanker payudara atau pecahnya implan.[1,2,6]