Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi Pasien Kolostomi general_alomedika 2022-12-07T11:54:36+07:00 2022-12-07T11:54:36+07:00
Kolostomi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Edukasi Pasien Kolostomi

Oleh :
dr. Henggar Allest Pratama
Share To Social Media:

Edukasi kepada pasien mengenai kolostomi meliputi edukasi sebelum tindakan dan edukasi setelah tindakan. Edukasi sebelum tindakan bertujuan untuk menjelaskan definisi tindakan, indikasi, risiko dan keuntungan, juga menjelaskan kolostomi bersifat sementara atau permanen. Edukasi setelah tindakan terdiri dari penjelasan tentang cara perawatan setelah kolostomi, tanda-tanda adanya komplikasi, dan rencana tindakan selanjutnya, seperti rencana tindakan posterior sagittal anorectoplasty (PSARP).

Edukasi Sebelum Tindakan

Edukasi sebelum tindakan kolostomi adalah salah satu bagian dari informed consent. Perlu dijelaskan mengenai apa itu tindakan kolostomi, indikasi pasien dilakukan kolostomi terutama penjelasan kasus kegawatdaruratan, risiko dan keuntungan pemasangan kolostomi, dan apakah kolostomi yang terpasang bersifat sementara atau permanen. Hal ini penting agar pasien mengetahui prosedur yang akan dijalankan, dengan menimbang kegawatdaruratan, risiko, keuntungan, serta implikasi jangka panjangnya.[9-11]

Edukasi Setelah Tindakan

Edukasi pasien setelah tindakan kolostomi sangat penting karena pemasangan kolostomi dapat berlangsung lama, beberapa minggu bahkan tahunan, dan bisa juga bersifat permanen. Pasien harus dapat merawat kolostomi secara mandiri dengan perawatan yang memadai serta mendapat dukungan rehabilitasi yang baik.[9-11]

Rehabilitasi Psikis

Pasien dengan kolostomi akan mengalami perubahan fisik yang disebabkan adanya lubang stoma dan kantong kolostomi yang harus dibawa setiap saat. Hal ini dapat menimbulkan gangguan psikologis pada pasien dan penurunan kepercayaan diri, sehingga berdampak besar terhadap psikososial dan produktivitas pasien. Dukungan keluarga dan tenaga medis sangat diperlukan bagi pasien.[9-11]

Perawatan Stoma dan Penggantian Kantong Kolostomi

Pasien dengan dukungan keluarga harus mampu merawat stoma dan mengganti kantong kolostomi. Teknik penggantian kantong yang benar disesuaikan dengan jenis kantong yang dipakai. Sebaiknya kantong kolostomi diganti saat terisi setengah atau sepertiga, jangan menunggu penuh karena beban yang berat berisiko kantong terlepas.[6,9,11]

Stoma perlu dirawat dan dilakukan irigasi teratur, sedangkan kulit di sekitar stoma perlu dirawat untuk mencegah iritasi dan infeksi. Kulit harus dijaga agar tetap kering dan tidak terkena feses atau cairan stoma. Selain itu, pasien perlu mengetahui tentang tipe feses yang keluar dari stoma, yaitu kolostomi transverse akan memiliki feses yang lebih cair, iritatif, dan tidak dapat dikontrol pengeluarannya. Sedangkan sigmoidostomi memiliki feses yang jauh lebih padat dan dapat dikontrol sehingga lebih mudah dalam perawatannya.[6,9,11]

Waktu Kontrol dan Tanda Waspada

Tindakan kolostomi dapat menimbulkan komplikasi, karena itu penting bagi pasien untuk mengetahui kapan waktu untuk kontrol dan apa saja tanda waspada yang perlu secepatnya konsultasi ke dokter. Pasien harus segera ke dokter apabila tidak ada pengeluaran feses selama 2 hari, terdapat darah di stoma, gejala mual muntah, dan nyeri perut disertai distensi abdomen.[2,6,9,11]

Pekerjaan dan Aktivitas

Pasien perlu diberikan pemahaman bahwa meskipun dengan stoma, pasien masih dapat bekerja, beraktivitas, dan bepergian. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti pasien perlu untuk mengosongkan kantong kolostomi terlebih dahulu sebelum bekerja atau beraktivitas. Pasien yang bepergian perlu menyiapkan beberapa kebutuhan khusus seperti tambahan kantong kolostomi dan tempat pembuangan sementara. Pasien harus memilih transportasi yang memadai, serta perlu dukungan moril dari semua pihak agar pasien dapat merasa percaya diri dan tidak terbebani secara fisik dan psikis.[6,9,11]

Referensi

2. Bischoff A. Levitt M.A. Lawal T.A. et al. 2010. Colostomy closure: how to avoid complications. Pediatric surgery international, 26(11), 1087-1092.
6. Permanent Colostomy Rates. Clinical Standards for the Treatment of Rectal Cancer in Nova Scotia. Copyright Nova Scotia Health Authority 2016.
9. Blevins S. Colostomy Care. Medsurg Nursing. 2019 Mar 1;28(2):125-6.
10. Repić G. Ivanović S. Stanojević Č. Trgovčević S. Psychological and spiritual well-being aspects of the quality of life in colostomy patients. Vojnosanitetski pregled. 2018;75(6):611-7.
11. Mohamed SS, Salem GM, Mohamed HA. Effect of self-care management program on self-efficacy among patients with colostomy. American Journal of Nursing Research. 2017;5(5):191-9.

Komplikasi Kolostomi
Pedoman Klinis Kolostomi

Artikel Terkait

  • Diet dan Risiko Kanker Kolorektal – Telaah Jurnal
    Diet dan Risiko Kanker Kolorektal – Telaah Jurnal
  • Carcinoembryonic Antigen dan Carbohydrate Antigen 19-9 untuk Skrining Kanker Gastrointestinal
    Carcinoembryonic Antigen dan Carbohydrate Antigen 19-9 untuk Skrining Kanker Gastrointestinal
  • Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
    Peran Protektif Diet Tinggi Serat dan Gandum Utuh terhadap Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, dan Kanker
  • Skrining Kanker Kolorektal: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Kanker Kolorektal: Kapan dan Bagaimana?
  • Kolonoskopi untuk Skrining Kanker Kolorektal Tidak Mengurangi Kematian – Telaah Jurnal Alomedika
    Kolonoskopi untuk Skrining Kanker Kolorektal Tidak Mengurangi Kematian – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 20 Mei 2025, 12:03
Follow up pasien ca post 5th pengobatan
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Sempat menjumpai pasien dengan diagnosa DCIS stage 0, sudah pengobatan 5th, akhir nya oleh dokter bedah onkologi nya obat tamofen di stop, karena...
dr.Ciho Olfriani
Dibalas 10 Februari 2021, 13:10
Asupan oral dini vs penundaan diet pascabedah kolorektal - Bedah Ask the Expert
Oleh: dr.Ciho Olfriani
4 Balasan
ALO, dr. Sonny!Izin bertanya, Dok. Dalam praktik sehari-hari, klinisi masih sering bertumpu pada kembalinya bising usus sebagai acuan pemberian makan...
dr.Nikko Vanda Limantara
Dibalas 18 Agustus 2020, 12:05
Info Webinar - Translating Evidence Into Clinical Practice in Metastatic Colorectal Cancer Management
Oleh: dr.Nikko Vanda Limantara
11 Balasan
Alo Docs!Izin menginfokan webinar terkaitTranslating Evidence Into Clinical Practice in Metastatic Colorectal Cancer Management

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.