Edukasi Pasien Kolostomi
Edukasi kepada pasien mengenai kolostomi meliputi edukasi sebelum tindakan dan edukasi setelah tindakan. Edukasi sebelum tindakan bertujuan untuk menjelaskan definisi tindakan, indikasi, risiko dan keuntungan, juga menjelaskan kolostomi bersifat sementara atau permanen. Edukasi setelah tindakan terdiri dari penjelasan tentang cara perawatan setelah kolostomi, tanda-tanda adanya komplikasi, dan rencana tindakan selanjutnya, seperti rencana tindakan posterior sagittal anorectoplasty (PSARP).
Edukasi Sebelum Tindakan
Edukasi sebelum tindakan kolostomi adalah salah satu bagian dari informed consent. Perlu dijelaskan mengenai apa itu tindakan kolostomi, indikasi pasien dilakukan kolostomi terutama penjelasan kasus kegawatdaruratan, risiko dan keuntungan pemasangan kolostomi, dan apakah kolostomi yang terpasang bersifat sementara atau permanen. Hal ini penting agar pasien mengetahui prosedur yang akan dijalankan, dengan menimbang kegawatdaruratan, risiko, keuntungan, serta implikasi jangka panjangnya.[9-11]
Edukasi Setelah Tindakan
Edukasi pasien setelah tindakan kolostomi sangat penting karena pemasangan kolostomi dapat berlangsung lama, beberapa minggu bahkan tahunan, dan bisa juga bersifat permanen. Pasien harus dapat merawat kolostomi secara mandiri dengan perawatan yang memadai serta mendapat dukungan rehabilitasi yang baik.[9-11]
Rehabilitasi Psikis
Pasien dengan kolostomi akan mengalami perubahan fisik yang disebabkan adanya lubang stoma dan kantong kolostomi yang harus dibawa setiap saat. Hal ini dapat menimbulkan gangguan psikologis pada pasien dan penurunan kepercayaan diri, sehingga berdampak besar terhadap psikososial dan produktivitas pasien. Dukungan keluarga dan tenaga medis sangat diperlukan bagi pasien.[9-11]
Perawatan Stoma dan Penggantian Kantong Kolostomi
Pasien dengan dukungan keluarga harus mampu merawat stoma dan mengganti kantong kolostomi. Teknik penggantian kantong yang benar disesuaikan dengan jenis kantong yang dipakai. Sebaiknya kantong kolostomi diganti saat terisi setengah atau sepertiga, jangan menunggu penuh karena beban yang berat berisiko kantong terlepas.[6,9,11]
Stoma perlu dirawat dan dilakukan irigasi teratur, sedangkan kulit di sekitar stoma perlu dirawat untuk mencegah iritasi dan infeksi. Kulit harus dijaga agar tetap kering dan tidak terkena feses atau cairan stoma. Selain itu, pasien perlu mengetahui tentang tipe feses yang keluar dari stoma, yaitu kolostomi transverse akan memiliki feses yang lebih cair, iritatif, dan tidak dapat dikontrol pengeluarannya. Sedangkan sigmoidostomi memiliki feses yang jauh lebih padat dan dapat dikontrol sehingga lebih mudah dalam perawatannya.[6,9,11]
Waktu Kontrol dan Tanda Waspada
Tindakan kolostomi dapat menimbulkan komplikasi, karena itu penting bagi pasien untuk mengetahui kapan waktu untuk kontrol dan apa saja tanda waspada yang perlu secepatnya konsultasi ke dokter. Pasien harus segera ke dokter apabila tidak ada pengeluaran feses selama 2 hari, terdapat darah di stoma, gejala mual muntah, dan nyeri perut disertai distensi abdomen.[2,6,9,11]
Pekerjaan dan Aktivitas
Pasien perlu diberikan pemahaman bahwa meskipun dengan stoma, pasien masih dapat bekerja, beraktivitas, dan bepergian. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti pasien perlu untuk mengosongkan kantong kolostomi terlebih dahulu sebelum bekerja atau beraktivitas. Pasien yang bepergian perlu menyiapkan beberapa kebutuhan khusus seperti tambahan kantong kolostomi dan tempat pembuangan sementara. Pasien harus memilih transportasi yang memadai, serta perlu dukungan moril dari semua pihak agar pasien dapat merasa percaya diri dan tidak terbebani secara fisik dan psikis.[6,9,11]