Indikasi Kolostomi
Indikasi kolostomi prinsipnya dilakukan bila ada obstruksi pada usus besar, sehingga tekanan di segmen distalnya meningkat. Kondisi ini memerlukan tindakan dekompresi dan pengalihan feses ke dinding perut karena pengeluaran feses lewat anus tidak memungkinkan. Kolostomi dapat dilakukan dalam kondisi gawat darurat dan elektif, meskipun mayoritas dilakukan pada kondisi darurat.[1,5]
Penyebabnya terjadinya obstruksi kolon di antaranya:
- Gangren volvulus sigmoid
- Kanker kolorektal
- Trauma tembus maupun tumpul pada abdomen
- Adhesi ileus sigmoid
- Malformasi anorektal
- Hirschsprung disease
- Intususepsi
- Anastomosis kolon yang leakage[1,5]
Penyebab tersering dilakukannya kolostomi berbeda-beda di setiap negara. Di Ethiopia penyebab tersering adalah gangren volvulus sigmoid, sedangkan di Pakistan penyebab tersering adalah luka tembus pada perut. Di Indonesia sejauh ini belum ada data mengenai penyebab terbanyak dilakukan kolostomi. Di Amerika Serikat dan Kanada, kanker rektum merupakan penyebab terbanyak dilakukan kolostomi.[1,5,8]
Kolostomi dapat bersifat sementara atau permanen. Indikasi kolostomi sementara adalah kerusakan kolon yang membutuhkan diversi alvi sementara, yang akan dilakukan posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) di kemudian hari. Misalnya pada kondisi malformasi anorektal, Hirschsprung disease, intususepsi, trauma, dan anastomosis kolon yang leakage. Sedangkan kolostomi permanen diindikasikan pada penderita kanker kolorektal atau volvulus sigmoid yang dilakukan reseksi luas yang tidak memungkinkan dilakukan anastomosis kembali.[1,4,5]