Pedoman Klinis HbA1c
Pedoman klinis pemeriksaan HbA1c adalah sebagai penunjang diagnosis dan pemantauan terapi diabetes. Pemeriksaan HbA1c tidak memerlukan puasa sebelumnya dan dapat dilakukan langsung setelah pengambilan darah. Pemeriksaan HbA1c juga bisa digunakan untuk diagnosis pre-diabetes, evaluasi terapi dalam 3 bulan terakhir serta menilai risiko terjadinya komplikasi diabetes.
Pemeriksaan HbA1c tidak dianjurkan pada pasien dengan beberapa kondisi medis, seperti riwayat transfusi darah, anemia, hemoglobinopati, gangguan ginjal, dan kehamilan. Nilai normal kadar HbA1c adalah <5,7%. Target HbA1c pada penderita diabetes adalah <7%. Pada penderita diabetes, pemeriksaan HbA1c harus dilakukan minimal 2 kali dalam setahun.
Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki pemeriksaan HbA1c, maka tabel konversi nilai glukosa darah ke HbA1c dapat digunakan untuk menggambarkan kadar HbA1c.[1-4]
Tabel 2. Konversi Nilai Glukosa Darah Ke HbA1c
HbA1c | Rerata Glukosa Darah Puasa (mg/dL)* | Rerata Glukosa Darah Post Prandial (mg/dL)* | Rerata Glukosa Plasma (mg/dL)* |
6 | 126 (100-152) | ||
5.5-6.49 | 122 (177-217) | 144 (139-148) | |
6.5-6.99 | 142 (135-150) | 165 (159-169) | |
7 | 154 (123-185) | ||
7.0-7.49 | 152 (143-162) | 176 (170-183) | |
7.5-7.99 | 167 (157-177) | 189 (180-197) | |
8 | 183 (147-217) | ||
8.0-8.5 | 178 (164-192) | 206 (195-217) | |
9 | 212 | ||
10 | 240 | ||
11 | 269 | ||
12 | 298 |
*) selama 3 bulan
Sumber: dr. Monica, Alomedika, 2023.[7]