Teknik Pemasangan Nasogastric Tube
Teknik yang tepat dapat meningkatkan tingkat kesuksesan pemasangan nasogastric tube atau NGT. Aspek yang perlu diperhatikan meliputi persiapan pasien, peralatan, teknik pemasangan, konfirmasi posisi, fiksasi, dan follow up.
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan pemasangan NGT, dokter perlu memberikan penjelasan dan mendapatkan informed consent pasien. Penjelasan yang diberikan meliputi indikasi, kemungkinan komplikasi, prosedur pemasangan, serta tindakan alternatif lain yang dapat dilakukan.
Minta pasien untuk memberi tanda seperti mendehem bila pemasangan NGT menyebabkan nyeri, kesulitan bernapas, atau ingin muntah. Prosedur dapat dihentikan sementara bila terjadi keluhan tersebut dan dicoba kembali saat pasien bersedia. Jelaskan secara rinci langkah prosedur pemasangan NGT agar pasien kooperatif selama tindakan. Setelah itu, minta persetujuan pasien atau keluarga dengan cara menandatangani informed consent.[1]
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pemasangan NGT adalah:
- Sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya, seperti masker, face shield, dan goggle jika diperlukan
- Anestesi topikal, yaitu lidocaine spray atau gel sebanyak 10 mL. Pada pasien anak, lidocaine tidak boleh melebihi 4 mg/kg
- Pelumas berbahan dasar air
Penlight atau senter
- Spuit ukuran 50 mL
- Plester
- Baskom untuk menampung muntah
- Stetoskop
- Segelas air dan sedotan
- Strip indikator pH
- Selang nasogastrik[2,10,11]
Pemilihan Ukuran Nasogastric Tube
Selang nasogastrik dengan ukuran disesuaikan dengan usia pasien. Pasien dewasa biasanya membutuhkan selang berukuran 16–18 French. Untuk menghitung ukuran yang tepat (dalam satuan French), tambahkan usia anak dengan 16, lalu hasil yang didapat dibagi dengan 2. Misalnya pada pasien berusia 6 tahun, maka ukuran nasogastric tube yang tepat adalah 11 French ([6+16]/2 = 11).
Panduan pemilihan ukuran NGT pada anak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Panduan Pemilihan Ukuran NGT pada Anak
Usia | Ukuran |
Neonatus | 6 French |
Bayi dan anak hingga usia 5 tahun | 8–10 French |
Anak di atas usia 5 tahun | 10–12 French |
Sumber: dr. Erika Gracia, 2021.[9]
Posisi Pasien
Pemasangan nasogastric tube pada pasien dewasa dilakukan pada posisi duduk tegak. Jika tidak bisa duduk, lakukan dengan posisi high fowler atau setidaknya bagian tubuh atas ditinggikan 45 derajat.
Balita dan anak sebaiknya diatur dalam posisi duduk dipangku oleh pengasuh. Salah satu tangan pengasuh diletakkan di dahi anak dan tangan lainnya mendekap dada anak. Pada bayi, bungkus menggunakan kain sehingga seluruh kaki dan tangan terbungkus.[1-3]
Prosedural
Prosedur pemasangan NGT adalah sebagai berikut. Hentikan pemasangan NGT dan keluarkan selang sepenuhnya jika pasien mengalami kesulitan atau distres pernapasan, tidak dapat berbicara, epistaksis yang masif, atau pada kondisi NGT tergulung di mulut dan terdapat tahanan yang signifikan.
Persiapan
- Siapkan peralatan, cuci tangan, serta gunakan sarung tangan dan alat pelindung diri lain jika diperlukan
- Atur pasien dalam posisi duduk tegak dengan leher sedikit mendongak ke atas untuk memudahkan pasien menelan. Dengan bantuan gaya gravitasi, posisi ini akan memudahkan masuknya NGT. Jika tidak bisa duduk, tempatkan pasien dalam posisi high fowler atau bagian tubuh atas ditinggikan 45 derajat
Ukur Kedalaman Nasogastric Tube
- Evaluasi patensi kedua lubang hidung dengan penlight atau senter untuk menilai apakah terdapat deviasi septum nasal, polip nasal, penyempitan lubang hidung, atau terhambatnya aliran udaranya. Pilih lubang hidung yang lebih lapang
- Ukur kedalaman NGT yang akan dimasukkan:
Pada dewasa: pengukuran dilakukan dengan metode nose-ear-xiphoid (NEX), yaitu dengan membentangkan selang dari nasal tip ke lobus telinga bagian bawah, lalu menuju processus xiphoideus sternum.
Pada anak: pengukuran dilakukan dengan metode nose-ear-mid-umbilicus (NEMU), yaitu dengan membentangkan ujung selang dari nasal tip ke lobus telinga bagian bawah, lalu menuju ke titik pertengahan antara processus xiphoideus dengan umbilikus.
- Tandai kedalaman yang sudah diukur dengan menempelkan plester pada selang
Anestesi Topikal dan Lubrikasi
- Agar pasien lebih nyaman, anestesi topikal spray dapat digunakan. Minta pasien untuk membuka mulut, tekan lidah menggunakan tongue spatel, lalu semprotkan anestesi topikal. Tunggu setidaknya 5 menit agar obat anestesi bekerja efektif
- Cara lain adalah dengan menyemprotkan secara perlahan ke lubang hidung dengan kepala mendongak ke atas, dan minta pasien menghirup dan menelannya untuk menganestesi mukosa hidung dan orofaringeal.
- Lumasi ujung distal NGT (sekitar 10 cm) dengan pelumas berbasis air atau gel anestesi untuk mengurangi trauma pada mukosa hidung
Pemasangan NGT
- Edukasikan kepada pasien untuk tidak melakukan perubahan posisi tubuh mendadak atau menarik NGT selama tindakan dilakukan karena dapat menyebabkan tercabutnya selang atau perubahan posisi selang.
- Pegang NGT menggunakan tangan dominan dengan posisi horizontal dan paralel dengan mulut. Masukkan NGT pada lubang hidung yang paten atau lebih lapang, dorong perlahan hingga terasa adanya tahanan, yang menjadi tanda bahwa selang mencapai nasofaring bagian belakang. Umumnya tahanan tercapai pada kedalaman 10–20 cm
- Saat terasa ada tahanan, minta pasien menurunkan kepalanya agar menutup akses ke trakea dan membuka akses ke esofagus. Dorong selang kembali dengan perlahan. Bila tahanan sudah berkurang, minta pasien untuk menelan atau minum segelas air dengan sedotan, sambil memasukkan selang dilanjutkan. Beberapa studi terkini menganjurkan teknik tanpa menelan yang akan dijelaskan berikutnya.
- Jika dengan cara di atas masih terasa ada tahanan, tarik selang sekitar 1–2 cm, lalu putar NGT secara pelan, sambil mendorong selang ke arah bawah
- Terus masukkan NGT hingga batas yang telah ditandai dengan plester
Fiksasi Selang NGT
- Konfirmasi posisi NGT dengan cara awal, yaitu menyambungkan spuit dan menarik ujungnya untuk melihat ada tidaknya isi lambung, atau memasukkan 50 mL udara melalui spuit
- Setelah memastikan posisi NGT berada di lambung, lakukan fiksasi pada area hidung pasien menggunakan plester. Fiksasi harus cukup kuat agar selang tidak berpindah posisi, tetapi tidak boleh terlalu kuat karena tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah dan meningkatkan risiko terjadinya nekrosis pada area sekitar hidung
Setelah Pemasangan NGT
- Buang alat pelindung diri ke tempatnya dan cuci tangan setelah prosedur selesai
- Dokumentasikan dalam rekam medis detail pemasangan NGT yang meliputi: tanggal dan waktu pemasangan, indikasi, ukuran dan tipe selang, kedalaman selang dan komplikasi yang terjadi (bila ada)
- Catat juga temuan yang didapatkan saat menarik spuit, misalnya darah atau cairan lambung beserta warna dan volumenya, guna evaluasi diagnostik[1-3,10-12]
Konfirmasi Posisi NGT
Konfirmasi posisi NGT perlu dilakukan terutama jika NGT digunakan untuk pemberian obat atau makanan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi yang parah dan berbahaya bagi pasien akibat NGT yang terpasang di saluran pernapasan dan menyebabkan risiko pneumothorax dan pneumonia aspirasi.
Cara awal untuk mengonfirmasi posisi NGT adalah dengan menyambungkan selang dengan spuit besar lalu menarik ujung spuit. Apabila NGT telah mencapai lambung, isi lambung dapat naik ke selang saat ujung spuit ditarik.
Auskultasi
Konfirmasi posisi NGT melalui auskultasi dapat dilakukan dengan memasukan 50 mL udara menggunakan spuit lalu secara bersamaan asisten menempatkan stetoskop di area epigastrium dan mendengarkan bunyi gelembung udara, yang dikenal juga sebagai suara borborygmus.
Namun, efikasi cara ini masih dipertanyakan karena malposisi NGT pada bronkus kiri atau usus kecil juga dapat menghasilkan suara yang serupa. Meski kurang direkomendasikan, metode ini tergolong mudah, terjangkau, dan dapat dilakukan pada layanan kesehatan yang tidak memiliki fasilitas radiologi.[13-17]
Rontgen Toraks
Metode ini merupakan baku emas untuk mengonfirmasi posisi NGT karena dapat memperlihatkan posisi NGT yang sesungguhnya. Kriteria posisi NGT yang tepat adalah gambaran bahwa selang mengikuti esofagus, menghindari kontur bronkus, melewati karina bronkus, menyilang diafragma pada garis midline. Selain itu, ujung distal selang harus terlihat di bawah hemidiafragma kiri. Rontgen toraks memiliki kekurangan, yaitu paparan radiasi yang dihasilkannya.[12]
Pemeriksaan pH Intragastrik
Pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan aspirasi cairan lambung dan memeriksa kadar pH cairan yang teraspirasi menggunakan strip indikator pH. Cairan asam lambung memiliki pH sekitar 1–5 sedangkan sekret saluran cerna lain atau saluran pernapasan memiliki pH>6. Akurasi metode ini tidak dapat dipastikan pada pasien yang menjalani continuous feeding, atau mendapatkan obat antagonis reseptor H2 (ranitidine) atau proton pump inhibitor (omeprazole) karena dapat mempengaruhi pH lambung.[12]
Manometri
Manometri merupakan metode yang cukup aman dan dapat diandalkan pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik. Adanya perubahan tekanan bifasik yang sinkron dengan tekanan udara saat ventilasi mekanik menandakan penempatan NGT di saluran pernapasan, sedangkan adanya perubahan tekanan saat kompresi daerah epigastrium menandakan NGT terletak di lambung. Namun, kekurangan metode ini adalah tidak dapat diterapkan pada pasien yang tidak terpasang ventilasi mekanik.[13-17]
Teknik Tanpa Menelan
Beberapa penelitian terbaru menganjurkan pemasangan NGT tanpa menelan karena dinilai teknik ini dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Saat NGT mencapai faring, alih-alih melakukan cara konvensional yaitu menelan, pasien diminta untuk menarik napas dalam dan menahannya. Saat menahan napas, epiglotis akan menutupi tenggorokan dan glotis tertutup, sehingga dapat mengurangi kemungkinan NGT masuk ke dalam trakea.
Saat NGT dimasukkan sedalam 15–20 cm, pasien diminta untuk bernapas menggunakan abdomen untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mencegah kegagalan pemasangan. Teknik tanpa menelan ini dapat meningkatkan kesuksesan pemasangan NGT, serta mengurangi kejadian mual, trauma mukosa, dan gangguan tanda-tanda vital dibandingkan teknik konvensional.[2,14]
Pemantauan
Pemantauan berkala NGT sangat penting untuk mencegah timbulnya komplikasi. Monitoring yang perlu dilakukan meliputi: pencatatan cairan drainase yang keluar dari NGT untuk menilai fungsi saluran cerna, memastikan posisi NGT tidak berubah, memantau tanda-tanda distres pernapasan, dan melakukan irigasi untuk menjaga patensi selang.
Pemantauan ini sebaiknya dilakukan setidaknya setiap 24 jam dan/atau setiap sebelum pemberian obat atau makanan, setelah dilakukan suction, setelah pasien dipindahkan, setelah batuk keras atau muntah.
NGT pada pasien yang mendapatkan continuous feeding perlu diperiksa setiap 8 jam. Evaluasi NGT juga diperlukan jika terdapat perubahan pada panjang selang, rasa tidak nyaman pada area epigastrium, atau adanya refluks makanan di tenggorok dan mulut. Irigasi selang secara rutin perlu dilakukan untuk membilas dan menjaga kebersihan selang.[3,15]
Penggantian NGT tergantung dengan jenis selang yang digunakan. Tipe wide-bore dan bening seperti selang Ryle dan Nelaton digunakan untuk tujuan diagnostik dan terapeutik, bukan untuk pemberian makanan. Selang jenis ini perlu diganti setiap minggunya. Sedangkan selang fine-bore dan buram, seperti Silastic, yang biasanya digunakan untuk pemberian makanan dapat diganti setiap 3 bulan. Jika sebelum waktunya diganti selang terlepas secara tidak sengaja, selang dapat dicuci dan digunakan kembali.[2,16]