Pedoman Klinis Ekstraksi Gigi
Pedoman klinis ekstraksi gigi adalah bahwa tindakan ini dilakukan sebagai pilihan terakhir. Perawatan gigi seharusnya mengusahakan agar gigi bisa berada selama mungkin di dalam mulut. Oleh karenanya, tindakan ekstraksi gigi hanya dilakukan jika memang benar-benar dianggap perlu dan tidak ada alternatif perawatan lain yang lebih baik. Jumlah gigi yang berkurang akibat ekstraksi gigi akan menyebabkan kesulitan makan dan penurunan kualitas hidup pasien.
Jika pasien memiliki kondisi sistemik yang tidak terkontrol, misalnya diabetes atau hipertensi, maka perlu dilakukan konsultasi dan perawatan medis tambahan dengan dokter yang menangani kondisi sistemik.
Saat melakukan ekstraksi gigi, pastikan dokter menggunakan alat perlindungan diri adekuat. Pastikan pula bahwa akses dan visualisasi area gigi yang akan dicabut harus adekuat.
Gaya yang diberikan pada saat menggunakan instrumen harus terkontrol untuk mengurangi trauma jaringan berlebihan. Ekstraksi gigi yang benar tidak membutuhkan kekuatan yang besar. Ekstraksi gigi melibatkan penggunaan kekuatan yang terkontrol sedemikian rupa sehingga gigi tidak ditarik dari tulang melainkan dilepaskan dengan hati-hati dari soketnya.
Selama perencanaan pra ekstraksi gigi, dokter perlu menilai tingkat kesulitan. Jika dianggap kondisi pasien memiliki tingkat kesulitan tinggi, maka pastikan bahwa yang digunakan bukanlah kekuatan pencabutan yang lebih besar tetapi pendekatan bedah yang lebih baik. Kekuatan berlebihan dapat melukai jaringan lunak lokal dan merusak tulang dan gigi di sekitarnya. Kekuatan berlebihan dapat menyebabkan fraktur mahkota, bahkan dapat membuat ekstraksi jauh lebih sulit daripada seharusnya.[4,6,9]