Indikasi Perawatan Saluran Akar
Indikasi perawatan saluran akar (PSA) adalah untuk kasus yang membutuhkan penghilangan jaringan pulpa untuk eliminasi kontaminan dan proteksi terhadap kemungkinan infeksi di masa depan. Ini mencakup adanya pulpitis, karies, atau gigi avulsi yang akan direplantasi. Setelah dilakukan penghilangan jaringan pulpa, jaringan kemudian diganti dengan bahan pengisi saluran akar.[6-9]
Kelainan Jaringan Pulpa
Indikasi perawatan saluran akar yang pertama adalah kelainan jaringan pulpa yang meliputi pulpitis irreversible, nekrosis pulpa, atau lesi periapikal yang disebabkan oleh kasus endodontik.[6-9]
Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible adalah kondisi dimana inflamasi yang terjadi pada jaringan pulpa sudah tidak dapat disembuhkan kembali. Pulpitis irreversible sering ditemui pada kondisi karies profunda dengan kavitas besar dan luas, gigi patah yang menyebabkan terbukanya pulpa, iatrogenik akibat prosedur preparasi dental, dan enamel yang aus.
Pada kasus ini, pasien akan memiliki gejala nyeri tumpul berdenyut, berkelanjutan, dan muncul tanpa ada rangsangan apapun. Selain itu, pasien akan merasa sakit saat dokter gigi menyentuh gigi tersebut, dan sangat sensitif terhadap rangsang termal panas, dingin dan makanan atau minuman manis.
Perawatan saluran akar menjadi salah satu pilihan perawatan selain ekstraksi gigi pada kasus pulpitis irreversible. Perawatan saluran akar harus dilakukan karena pada gigi pulpitis irreversible sudah tidak dapat merespon perawatan perlindungan pulpa seperti prosedur kaping pulpa dan pulpotomi. Sehingga, pulpa harus diekstirpasi terlebih dahulu, dan diganti dengan bahan pengisi saluran akar, baru kemudian dilakukan restorasi akhir.[6-9]
Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa atau kematian jaringan saraf gigi dapat terjadi ketika pulpitis irreversible tidak segera ditangani. Jika nekrosis juga tidak segera ditangani, dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya gigi akan kehilangan jaringan pulpanya.
Penyebab dari nekrosis pulpa mirip dengan penyebab pulpitis irreversible, yaitu karies gigi, trauma dental, dan iatrogenik. Khusus pada trauma dental, trauma yang diderita oleh gigi dapat menyebabkan gigi menjadi nekrosis secara langsung.
Trauma dental juga dapat menyebabkan tertutupnya apikal konstriksi gigi, sehingga suplai darah tidak maksimal ke dalam gigi tersebut. Akibatnya, pulpa akan mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini akan menyebabkan pulpa menjadi nekrosis.[6-9]
Lesi Periapikal
Lesi Endo-Perio adalah lesi periapikal yang disebabkan oleh kelainan jaringan pulpa. Lesi periapikal ini sebuah proses lanjut dari inflamasi akibat adanya infeksi di saluran akar akibat karies atau trauma. Pada kasus ini, terjadi invasi bakteri dari jaringan pulpa ke jaringan periapikal melalui foramen apikal dan kanal lateralis. Bentuk lesi periapikal yang merupakan bentuk lanjutan dari infeksi saluran akar contohnya adalah inflamasi kronik, abses akut atau kronik, granuloma dan kista.
Sementara, lesi perio-endo merupakan lesi periapikal yang menginisiasi kelainan endodontik. Lesi periapikal disebabkan oleh infeksi periodontal yang meluas hingga ke jaringan periapikal, kemudian invasi bakteri terjadi pada jaringan pulpa melalui foramen apikal atau kanal lateralis sehingga menyebabkan pulpa mengalami inflamasi dan akhirnya nekrosis.
Lesi endo-perio yang murni berasal dari pulpa, umumnya akan sembuh dengan baik melalui perawatan saluran akar saja. Akan tetapi, jika infeksi lesi tersebut berasal dari pulpa dan jaringan periodontal, harus dilakukan perawatan periodontal agar dapat memberikan hasil maksimal. Pada lesi periapikal yang parah, perawatan saluran akar tetap harus dilakukan untuk menghilangkan kontaminan yang berasal dari pulpa terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dengan perawatan periodontal.[6-9]
Gigi yang Memerlukan Restorasi Pasak
Perawatan saluran akar juga diperlukan pada kasus restorasi yang memerlukan pasak sebagai pendukung jaringan normal yang tersisa. Pasak diindikasikan jika jaringan normal yang tersisa ini sudah tidak adekuat untuk mendukung restorasi akhir baik berupa restorasi direct, inlay/onlay/overlay, maupun mahkota jaket.
Meskipun seringkali kavitas luas dan besar sudah melibatkan jaringan pulpa dan membuat gigi tersebut nekrosis, namun pada kasus tertentu jaringan pulpa masih vital. Contohnya dapat dijumpai pada gigi lansia dimana rongga pulpa sudah mengecil, dan pada gigi yang memiliki anatomi bawaan kamar pulpa dan pulpa di saluran akar tidak terlalu besar
Pada kondisi seperti ini, meskipun gigi tersebut masih vital, namun tetap diindikasikan untuk dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu karena dokter gigi memerlukan ruang yang cukup di kamar pulpa dan saluran akar untuk menanam pasak tersebut.[6-9]
Gigi Penyangga untuk Perawatan Overlay Denture
Overlay Denture, atau sering juga disebut Overdentures merupakan jenis perawatan gigi tiruan lengkap yang dilakukan dengan mempertahankan sisa akar gigi (radixes) dan menempatkan gigi tiruan di atasnya. Sisa akar gigi tersebut terjadi seringkali disebabkan oleh kombinasi karies, erosi, dan atrisi yang tidak segera dilakukan perawatan.
Jika sisa akar gigi tersebut dicabut, justru akan berpotensi untuk membuat jaringan tulang alveolar yang tersisa menjadi tidak adekuat untuk mendukung gigi tiruan, atau akan membuat bagian tulang alveolar tersebut menjadi tajam sehingga akan menimbulkan rasa sakit ketika pasien menggunakan gigi tiruan tersebut. Justru dengan mempertahankan sisa akar, akan meningkatkan retensi dan resistensi gigi tiruan.
Untuk melakukan perawatan overdentures ini, perlu dilakukan perawatan saluran akar terlebih dahulu pada sisa akar tersebut untuk meminimalisir terjadinya infeksi di kemudian hari. Selain itu perawatan saluran akar juga dilakukan dengan tujuan untuk menyembuhkan lesi periapikal yang mungkin ada di area apikal sisa akar.[6-9]
Gigi Avulsi yang Akan Direplantasi
Gigi avulsi merupakan suatu keadaan dimana suatu gigi terlepas secara utuh dari soket akibat suatu trauma yang dialami, seperti jatuh dari sepeda, kecelakaan sepeda motor atau mobil, perkelahian, pertandingan kejuaraan beladiri, hingga kecelakaan olahraga lainnya.
Pada kasus ini, perawatan saluran akar dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resorpsi dan ankilosis pada gigi yang direplantasi. Perawatan saluran akar wajib dilakukan pada gigi yang telah berada di luar rongga mulut selama lebih dari 60 menit. Sementara, pada gigi yang berada di luar rongga mulut kurang dari 60 menit, dapat dilakukan perawatan saluran akar atau tidak, tergantung dari media penyimpanan gigi avulsi selama berada di luar rongga mulut.[6-9]