Komplikasi Perawatan Saluran Akar
Komplikasi perawatan saluran akar (PSA) yang mungkin terjadi meliputi flare up, iritasi jaringan rongga mulut oleh larutan sodium hipoklorit, patahnya instrumen perawatan saluran akar, perubahan warna gigi, dan obturasi yang tidak baik.[1,9,10]
Flare up
Flare up adalah suatu kondisi nyeri pasca perawatan saluran akar yang terdiri dari eksaserbasi akut pulpa dan kondisi patologis periradikuler. Etiologi flare-up adalah masih adanya mikroba patogen di dalam pulpa atau jaringan periradikuler.
Selain itu, flare up juga dapat terjadi akibat kontaminasi bakteri antar kunjungan akibat terbukanya atau terlepasnya tumpatan sementara. Flare up dapat menjadi sangat menyakitkan dan memerlukan perawatan ulang pada gigi tersebut.[1,9,10]
Iritasi Sodium Hipoklorit
Iritasi sodium hipoklorit dapat terjadi secara intraoral dan intraalveolar. Namun, seiring dengan meluasnya penggunaan rubber dam, angka kejadian iritasi sodium hipoklorit di intraoral dapat ditekan.
Meski demikian, iritasi intraalveolar masih cukup sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh larutan sodium hipoklorit yang keluar melalui apikal konstriksi dan masuk ke rongga intraalveolar, gingiva, periapikal, dan periodontal. Reaksi segera dari iritasi ini adalah rasa sakit dan panas, yang diikuti oleh edema, hematoma, dan ekimosis.
Iritasi intraalveolar ini dapat disebabkan oleh iatrogenik, dimana dokter gigi terlalu menekan spuit irigasi ke area apikal. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh bentuk anatomis foramen apikal yang besar.[1,9,10]
Instrumen Perawatan Saluran Akar Patah
Komplikasi lain adalah patahnya instrumen perawatan saluran akar, seperti file atau barbed broach. Hal ini menyebabkan logam dari instrumen tertinggal di saluran akar. Sisa patahan tersebut dapat ditinggalkan di dalam saluran akar jika pembersihan dan preparasi saluran akar masih dapat dilakukan secara adekuat dan jika berusaha diambil justru akan berpotensi merusak struktur gigi yang masih sehat.
Instrumen patah ini seringkali disebabkan oleh bentuk akar yang memiliki dilaserasi parah, saluran akar dengan kalsifikasi, dan kurangnya irigasi yang diberikan saat prosedur perawatan saluran akar dilakukan.[1,9,10]
Perubahan Warna Gigi
Perubahan warna gigi juga menjadi salah satu komplikasi perawatan saluran akar. Meskipun patofisiologi pasti antara perubahan warna gigi dengan perawatan saluran akar belum dipahami secara menyeluruh, namun perubahan ini dianggap berkaitan dengan penghilangan jaringan nekrotik yang kurang maksimal, dan penggunaan bahan pengisi saluran akar gutta percha dan sealer.
Faktor lain yang juga dianggap mempengaruhi perubahan warna gigi pasca perawatan saluran akar adalah adanya tekanan yang turun pada tubuli dentinalis akibat ketiadaan pulpa yang telah diganti dengan bahan pengisi saluran akar. Hal ini akan membuat diet makanan yang dikonsumsi akan dengan mudah mengisi tubuli dentinalis dan menghasilkan perubahan warna. [1,9,10]
Obturasi Tidak Baik
Obturasi tidak baik dapat berupa dua jenis, yaitu obturasi tidak hermetis, dan obturasi dengan perforasi hingga bahan pengisi saluran akar keluar dari foramen apikal. Kedua jenis ini akan menimbulkan komplikasi yang berbeda. Pada obturasi yang tidak hermetis, kemungkinan untuk terjadi infeksi ulang pada gigi tersebut akan sangat tinggi.
Sementara, pada obturasi yang perforasi ke area periapikal akan menyebabkan nyeri dan inflamasi pada area tersebut. Seringkali juga dapat menginisiasi terjadinya lesi periapikal seperti periodontitis apikalis akut, abses, dan granuloma.[1,9,10]