Teknik Perawatan Saluran Akar
Teknik perawatan saluran akar (PSA) meliputi penghilangan jaringan pulpa, kemudian pengisian saluran akar. Perawatan saluran akar umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perawatan saluran akar kunjungan ganda dan kunjungan tunggal.
Pada perawatan saluran akar kunjungan ganda, prosedur dilakukan selama beberapa kali kunjungan, biasanya 2-3 kali kunjungan. Kunjungan pertama dilakukan penegakan diagnosis, pembukaan akses kamar pulpa, ekstirpasi pulpa, dan pengukuran panjang kerja. Kunjungan kedua dilakukan preparasi saluran akar dan aplikasi medikamentosa. Kunjungan ketiga dilakukan obturasi.
Pada perawatan saluran akar kunjungan tunggal, seluruh tahap tersebut dilakukan dalam satu kali kunjungan. Teknik ini membutuhkan sarana pemeriksaan penunjang radiografi yang dapat diakses oleh pasien seketika itu juga sehingga dapat segera dilakukan assessment oleh dokter gigi saat itu juga untuk mendukung perawatan saluran akar.
Baik perawatan saluran akar kunjungan ganda dan kunjungan tunggal, harus memenuhi triad endodontic, yaitu preparasi biomekanis, medikasi, dan obturasi saluran akar.[10-16]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan perawatan saluran akar, dokter gigi harus mempersiapkan pasien agar perawatan memberi hasil terbaik, optimal, dan bertahan lama. Hal yang perlu dikelola dari pasien meliputi ekspektasi pasien, motivasi pasien untuk melakukan perawatan saluran akar, ketersediaan waktu, dan kemampuan finansial pasien.
Setelah pasien memberikan persetujuan, dilakukan persiapan pasien untuk melakukan tindakan klinis. Persiapan tersebut meliputi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pasien sesuai protokol, posisikan pasien, pemasangan rubber dam, serta scaling dan root planning jika perlu.[10-16]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan perawatan saluran akar dapat dibedakan berdasarkan tahap perawatan. [10-16]
Tahap Diagnosis
Pada tahap ini, alat dan bahan yang dibutuhkan dokter gigi meliputi:
- Set diagnostik set: kaca mulut, ekskavator, pinset, dan sonde
- Dental pulp tester
- Gutta percha
Nierbeken.[10-16]
Tahap Pembukaan Akses Kamar Pulpa
Pada tahap pembukaan akses kamar pulpa, peralatan yang perlu disiapkan adalah:
Handpiece high-speed dan low-speed,
- Berbagai macam bur seperti bur bulat (round bur) dan bur fisur (fissured bur) hingga endodontic burs
- Root canal explorer
- Larutan anestesi pehacain atau lidocaine
- Spuit injeksi
Smooth broaches (jarum Miller)
Rubber dam[10-16]
Ekstirpasi Pulpa dan Pengukuran Panjang Kerja
Pada tahap ini, peralatan yang digunakan adalah barbed broach, larutan irigasi, paper point, dan apex locator untuk mengukur panjang kerja yang akan digunakan dalam perawatan saluran akar. Selain itu, restorasi sementara juga diperlukan jika pasien akan dipulangkan terlebih dahulu setelah tahap ini.[10-16]
Preparasi Saluran Akar
Pada preparasi saluran akar, alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi H-file, K-file, reamer, larutan irigasi, paper point, dan spuit irigasi. Larutan irigasi yang dapat digunakan seperti NaClO 0,5% atau 5,25%; chlorhexidine gluconate 2%; EDTA 17%; dan framycetin sulfate.
Khusus pada gigi posterior, dapat juga digunakan gates-glidden drill untuk membuka saluran akar dengan akses yang sulit.[10-16]
Aplikasi Medikamentosa Saluran Akar
Bahan yang digunakan untuk medikamentosa saluran akar contohnya eugenol, parachlorophenol, cresol, thymol, formocresol, idone-kalium iodide, steroid, dan kalsium hidroksida. Selain itu, diperlukan restorasi sementara pada tahap ini.[10-16]
Pengisian Saluran Akar/Obturasi
Pada tahap pengisian saluran akar atau obturasi, alat dan bahan yang digunakan adalah spreader, plugger, glick untuk transfer panas dan tekanan pada bahan pengisi saluran akar. Alat lain mencakup pinset, bahan pengisi saluran akar, lentulo, sealer, dan restorasi sementara.[10-16]
Posisi Pasien
Kondisikan pasien pada dental unit senyaman mungkin. Posisikan dental unit hampir 180 derajat dan rongga mulut pasien sejajar dengan lengan dokter gigi, dimana lengan dokter gigi diposisikan 90 derajat.
Dokter gigi berada pada posisi pukul 8-9 untuk gigi anterior Rahang Atas (RA) dan Rahang Bawah (RB) bagian labial. Posisi pukul 9 untuk gigi posterior RA dan RB, serta pukul 11-12 untuk gigi anterior RA dan RB bagian palatal.[10-16]
Prosedural
Prosedur perawatan saluran akar meliputi tahap penegakan diagnosis, pembukaan akses kamar pulpa, ekstirpasi pulpa, pengukuran panjang kerja, preparasi saluran akar, aplikasi medikamentosa saluran akar, dan obturasi. [10-16]
Penegakan Diagnosis
Diagnosis pulpa gigi harus benar-benar ditegakkan oleh dokter gigi sebelum melakukan perawatan saluran akar. Penegakan diagnosis ini merupakan langkah yang penuh tantangan, karena seringkali sulit membedakan apakah pulpa tersebut mengalami pulpitis reversibel, pulpitis irreversible, nekrosis, atau gangrene pulpa.
Seringkali gejala yang dialami mirip dan sulit diekspresikan oleh pasien. Selain itu, penggunaan pulp tester konvensional berupa Chlor Ethyl (CE) dan gutta percha juga masih dapat memberikan hasil false positive atau false negative. Hal inilah yang membuat bias hasil pemeriksaan. Perlu ketelitian dan kecermatan dokter gigi untuk menegakkan diagnosis kelainan pulpa.
Selain itu, dokter gigi juga perlu menilai kondisi jaringan lunak dan keras di sekitar gigi tersebut untuk menentukan apakah memang gigi tersebut diindikasikan untuk perawatan saluran akar atau tidak. Pemeriksaan lain seperti palpasi, tes mobilitas gigi, perkusi, hingga transiluminasi juga perlu dilakukan.
Dokter gigi dapat meningkatkan hasil akurasi diagnosis kelainan pulpa dengan melakukan anamnesis adekuat, penggunaan electric pulp tester, hingga pemeriksaan penunjang radiografis seperti rontgen periapikal atau panoramik. Setelah diagnosis ditegakkan, libatkan pasien dalam menentukan jenis perawatan yang akan diberikan, apakah perawatan saluran akar, atau ekstraksi gigi dan pembuatan gigi tiruan.[10-16]
Pembukaan Akses Kamar Pulpa
Langkah pertama dari pembukaan akses kamar pulpa adalah melakukan isolasi dari gigi yang akan dirawat dengan menggunakan rubber dam. Penggunaan rubber dam memiliki keuntungan berupa area kerja menjadi aseptik, mengisolasi gigi dari kontaminasi saliva, dapat melindungi jaringan lunak rongga mulut dari larutan irigasi kuat yang dapat mengiritasi, dan melindungi pasien dari tertelannya instrumen perawatan saluran akar.
Langkah kedua adalah menentukan outline letak kamar pulpa dan orifice dari gigi yang bersangkutan. Ini bertujuan untuk memudahkan dokter gigi dalam melakukan preparasi, pembukaan kamar pulpa, serta memudahkan instrumen perawatan saluran akar memasuki saluran akar. Ini juga dapat mempertahankan jaringan sehat gigi sebanyak mungkin.
Langkah ketiga yaitu pembukaan kamar pulpa dengan menggunakan bur dental atau bur endodontik yang dipasangkan pada instrumen handpiece high-speed atau low-speed. Lakukan pembukaan akses kamar pulpa disertai dengan menghilangkan jaringan karies. Cari orifice dengan menggunakan smooth broaches (jarum Miller).
Langkah keempat, setelah menemukan orifice, lakukan eksplorasi saluran akar dengan menggunakan file. Tentukan apakah saluran akar tersebut memiliki kalsifikasi atau tidak. Pada langkah ini juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi kondisi saluran akar yang sebelumnya didapatkan dari gambaran radiografis.
Khusus pada gigi yang masih vital (pulpitis irreversible), harus dilakukan tindakan pulpektomi, yaitu pengambilan jaringan pulpa dengan didahului dengan menggunakan larutan anestesi. Anestesi harus dilakukan sebelum pembukaan kamar pulpa, karena saraf pasien masih vital dan masih dapat merasakan sakit saat prosedur pembukaan kamar pulpa.[10-16]
Ekstirpasi Pulpa
Ekstirpasi pulpa dilakukan dengan barbed broach. Masukkan barbed broach perlahan, dan putar searah dengan jarum jam beberapa kali hingga jaringan pulpa terambil. Setelah jaringan pulpa berhasil terambil, lakukan irigasi untuk membersihkan sisa-sisa jaringan yang tertinggal, lalu keringkan dengan paper point.
Pada fase ini belum diukur panjang kerja dari saluran akar yang akan dirawat, sehingga pastikan tidak memasukkan alat terlalu dalam karena dapat membuat perforasi.[10-16]
Pengukuran Panjang Kerja
Pengukuran panjang kerja dilakukan dengan menempatkan file ke dalam saluran akar, dimana file tersebut sudah dicekatkan ke electric apex locator. Mesin akan berbunyi dan menunjukkan tanda bahwa apikal konstriksi sudah dekat jika ujung file sudah mendekati lokasi tersebut.
Cara konvensional pengukuran kerja dapat dilakukan dengan bantuan hasil radiograf periapikal yang dikonfirmasi dengan memasukkan file langsung ke dalam saluran akar.[10-16]
Preparasi Saluran Akar
Teknik preparasi saluran akar yang sering digunakan adalah teknik step back dan crown down. Teknik step back dilakukan dengan preparasi bagian sepertiga apikal terlebih dahulu dengan Initial Apical File (IAF) yang sesuai dengan diameter saluran akar dan bisa mencapai total panjang kerja. File yang digunakan dapat merupakan hand instrument atau rotary file. File diputar dengan gerakan searah jarum jam sampai file terasa longgar. Tahap ini harus diikuti dengan irigasi.
Ulangi prosedur ini dengan menaikkan ukuran file dengan panjang kerja yang sama dengan IAF. Naikkan hingga 3 ukuran di atas IAF. Ukuran tersebut dinamakan Master Apical File (MAF). Setelah MAF, naikkan ukuran file dengan disertai pengurangan panjang kerja 1 mm setiap pergantian file.
Sementara, preparasi crown down dilakukan dengan alat protaper, baik hand instrument atau rotary file. Kebalikan dari step back yang melakukan preparasi bagian apikal terlebih dahulu, crown down dilakukan dengan preparasi bagian koronal sebelum ke bagian apikal.
Ukuran protaper yang digunakan adalah ukuran file paling besar yang bisa masuk ke dalam saluran akar, lalu turunkan ukuran file secara bertahap hingga dapat melakukan preparasi sepanjang kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Selalu lakukan irigasi di setiap pergantian file.[10-16]
Aplikasi Medikamentosa Saluran Akar
Bahan medikamentosa saluran akar diberikan dengan tujuan untuk membantu mikroba patogen yang ada di saluran akar, mengurangi rasa sakit yang mungkin diderita oleh pasien, dan mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan.
Bahan medikamentosa ini akan ditinggal di dalam saluran akar selama periode tertentu (sesuai dengan masing-masing bahan yang dipilih). Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan masa aktif bahan tersebut dapat menghilangkan mikroba patogen. Pada perawatan saluran akar satu kali kunjungan, bahan medikamentosa tidak diperlukan.[10-16]
Obturasi
Terdapat beberapa teknik untuk melakukan obturasi, yaitu teknik kondensasi lateral, kondensasi vertikal, dan teknik single-cone.[10-16]
Kondensasi Lateral
Teknik kondensasi lateral dilakukan dengan gutta percha yang tidak dipanaskan. Masukkan gutta percha dengan diameter sesuai dengan MAF, kemudian tambahkan gutta percha lain dengan diameter yang lebih kecil untuk menutup seluruh celah dalam saluran akar. Setiap penambahan gutta percha, lakukan kondensasi gutta percha ke arah lateral dengan menggunakan spreader.[10-16]
Kondensasi Vertikal
Teknik kondensasi vertikal dilakukan dengan memanaskan gutta percha sebelum dimasukkan ke dalam saluran akar. Gutta percha dimasukkan ke dalam plugger yang dipanaskan, kemudian masukkan ke dalam saluran akar secara perlahan. Setelah itu, lakukan kondensasi secara vertikal pada gutta percha lunak ini, sehingga gutta percha dapat mengisi seluruh lumen saluran akar.[10-16]
Single Cone
Sementara, teknik single-cone dilakukan khusus pada preparasi saluran akar dengan teknik crown down. Teknik ini hanya menggunakan satu gutta percha untuk mengisi saluran akar. Gutta percha yang digunakan adalah gutta percha yang memiliki ukuran sesuai dengan diameter saluran akar setelah dipreparasi.[10-16]
Aplikasi Sealer
Pada seluruh obturasi menggunakan gutta percha ini, harus diikuti dengan penggunaan sealer, untuk memastikan tidak ada lumen saluran akar yang kosong. Sealer yang digunakan contohnya adalah Zinc Oxide Eugenol (ZnOE), Kalsium Hidroksida (CaOH), resin, dan Glass Ionomer. Aplikasi sealer ini dapat dilakukan sebelum gutta percha dimasukkan dengan dibantu alat lentulo untuk mengoleskannya ke seluruh bagian saluran akar. Selain itu, gutta percha yang dimasukkan juga terlebih dahulu harus diolesi oleh sealer.[10-16]
Follow up
Follow up perawatan saluran akar dilakukan pertama kali 5-14 hari pasca obturasi, sekaligus melakukan restorasi akhir. Kontrol pertama ini untuk melihat apakah terjadi flare up atau tidak.
Setelah restorasi akhir selesai dilakukan, kontrol dilakukan 1 minggu pasca insersi restorasi. Perhatikan apakah ada keluhan nyeri pada pasien, dan lakukan penilaian hasil restorasi, apakah ada pecah, cracking, gingivitis, atau retensi dan impaksi makanan akibat overhanging restorasi.
Kontrol berkala kemudian dapat dilakukan 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun dan 5 tahun. Namun instruksikan pada pasien jika sebelum waktu tersebut tersebut pasien merasakan ada keluhan pada restorasi dan perawatan saluran akar yang telah dilakukan, harus segera datang kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut.[10-16]