Teknik Ekstraksi Komedo
Teknik prosedur ekstraksi komedo dimulai dengan cleaning, scrubbing, steaming, pengeluaran atau pengangkatan komedo, pemakaian masker, dan pemberian serum di akhir sesi. Teknik pengeluaran komedo dapat menggunakan ekstraktor komedo, mikrodermabrasi, chemical peeling, maupun terapi laser.[4,6–8]
Persiapan Pasien
Pertama-tama pasien perlu mendapatkan penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan, termasuk teknik, manfaat, dan risikonya hingga didapatkan informed consent dari pasien untuk melakukan tindakan. Biasanya cukup informed consent secara lisan, selanjutnya pasien disarankan untuk mengganti baju yang telah disediakan.[1,4]
Peralatan
Alat yang akan digunakan untuk ekstraksi komedo harus dipastikan dalam keadaan steril. Peralatan yang digunakan antara lain:
- Pembersih wajah untuk membersihkan wajah pasien dari sisa kotoran dan debu
Steamer atau alat yang mengeluarkan uap hangat untuk membuka pori–pori kulit
- Komedo ekstraktor dan vakum komedo, alat untuk mengeluarkan komedo
Clay mask untuk mengeluarkan komedo ringan di daerah hidung
- Mikrodermabrasi atau chemical peeling untuk pengelupasan sel kulit mati
- Laser untuk mengeluarkan komedo yang lebih dalam[1,4]
Posisi Pasien
Pasien dalam posisi tidur terlentang/supinasi dengan posisi kepala menghadap ke arah lampu tindakan dan terapis. Mata pasien diberi kapas yang telah dibasahi dengan air supaya pasien merasa lebih rileks.[1,4]
Prosedural
Prosedur ekstraksi komedo diawali dengan pembersihan, penggosokan, dan penguapan wajah, dilanjutkan pengeluaran komedo, pemasangan masker, dan pemberian serum wajah.
Cleaning atau Pembersihan
Langkah pertama ekstraksi komedo harus selalu dilakukan pembersihan daerah wajah dari kotoran, baik debu maupun kosmetik yang digunakan. Terdapat berbagai macam media pembersih, yaitu:
- Cairan pembersih, membersihkan daerah wajah menggunakan kapas, hal ini dilakukan untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran luar
- Susu pembersih dioleskan ke seluruh wajah dan hapus menggunakan kapas
- Sabun muka, digunakan terakhir bersihkan wajah dengan sabun muka untuk memastikan permukaan kulit benar–benar bersih[6–8]
Scrubbing atau Penggosokan
Fungsi scrubbing adalah untuk membantu pengelupasan sel–sel kulit mati pada daerah wajah. Dianjurkan menggunakan krim scrubbing dari bahan alami, seperti oatmeal. Cara scrubbing yaitu dengan mengoleskan krim scrubbing ke seluruh permukaan wajah, lalu lakukan massage secara lembut, tidak boleh menggosok wajah terlalu keras, setelah selesai bersihkan seluruh permukaan wajah dengan air.[9]
Steaming atau Penguapan
Tujuan steaming adalah untuk membuka pori–pori kulit guna mempermudah proses pengangkatan atau pembersihan komedo. Prosedur ini dilakukan dengan cara penguapan pada daerah wajah.
Alat uap untuk wajah sudah mempunyai ukuran suhu tersendiri, setelah uap keluar lakukan penguapan wajah sekitar 10–15 menit. Jika tidak ada alat uap, maka dapat dilakukan dengan cara menutup permukaan wajah dengan handuk hangat dalam waktu yang sama.[6–8]
Pengeluaran Komedo
Pengeluaran komedo dapat dengan clay mask, vakum komedo, dan alat ekstraktor komedo. Selain itu, juga bisa dengan teknik yang lebih modern seperti mikrodermabrasi, chemical peeling, atau terapi laser.[6-8]
Clay Mask, Vakum, dan Ekstraktor Komedo:
Prosedur pengeluaran komedo dapat dilakukan dengan clay mask pada daerah hidung, tunggu hingga kering, lalu lepaskan clay mask yang telah kering. Adapun cara lain dengan vakum komedo, yaitu suatu alat yang dapat menyedot komedo keluar dari pori–pori.[6]
Jika setelah dilakukan clay mask dan vakum masih terdapat komedo yang sulit dikeluarkan, ekstraksi komedo dapat dilakukan menggunakan alat ekstraktor. Pertama, bersihkan alat dengan alkohol agar steril, lalu tekan ujung loop ekstraktor pada komedo hingga komedo keluar. Posisi loop mengikuti arah mendatar untuk mencegah folikulitis. Cara menekan alat ekstraktor harus dengan lembut dan perlahan agar tidak melukai kulit.[6]
Mikrodermabrasi:
Prosedur perawatan ini bertujuan untuk pengelupasan sel kulit mati dan vakum dalam waktu bersamaan. Terdapat tiga jenis mikrodermabrasi, yaitu:
Diamond–tip handpiece, umumnya digunakan di area wajah yang sensitif seperti area dekat mata. Dengan alat ini, kedalaman abrasi dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada alat genggam, serta berapa lama vakum dibiarkan pada kulit
- Kristal mikrodermabrasi, menggunakan alat genggam pemancar kristal untuk menyemprotkan kristal halus ke lapisan kulit luar disertai vakum. Berbagai jenis kristal dapat digunakan termasuk aluminium oksida dan natrium bikarbonat
- Hidradermabrasi, merupakan prosedur mikrodermabrasi terbaru, melibatkan penggabungan antara pengelupasan sel kulit mati dan perangsangan produksi kolagen serta memaksimalkan aliran darah[6,8]
Chemical Peeling:
Bertujuan untuk pengelupasan sel kulit mati, mengurangi komedo dan kotoran lainnya. Setelah melakukan prosedur ini kulit mungkin akan menjadi lebih rentan terhadap sinar matahari selama proses pemulihan, sehingga sangat disarankan untuk memakai tabir surya setelah prosedur.[6]
Terapi Laser:
Terapi laser disarankan untuk pasien yang tidak memberikan respon dengan perawatan atau terapi lainnya. Untuk komedo yang dalam, dokter akan menggunakan terapi photopneumatik.
Proses ini melibatkan kombinasi cahaya laser dan vakum genggam, saat digunakan bersama–sama lebih efektif masuk jauh ke dalam pori–pori untuk mengangkat sel kulit mati dan kelebihan sebum.[6,7]
Pemakaian Masker Wajah
Setelah seluruh komedo dikeluarkan, berikan masker pada area wajah guna untuk calming atau shooter kulit yang telah mendapat tindakan ekstraksi. Disarankan lebih baik memilih masker yang mengandung bahan antiinflamasi, seperti teh hijau, vitamin E, dan minyak almond. Bahan masker dioleskan pada wajah secara merata, kemudian tunggu hingga masker mengering sekitar +15 menit. Setelah itu, bersihkan masker dari wajah.[6–8]
Pemberian Serum Wajah
Langkah terakhir yaitu pemberian serum. Hal ini dilakukan untuk memberi nutrisi kulit. Serum yang digunakan dapat berupa serum vitamin E atau C.[6–8]
Follow Up
Setelah tindakan ekstraksi komedo, diperlukan follow up untuk mengontrol hasil dari tindakan, serta kontrol munculnya risiko infeksi kulit. Pasien sebaiknya disarankan untuk kontrol jika timbul kelainan setelah tindakan, seperti wajah merah yang berlangsung lama atau timbul jerawat yang lebih banyak.[6–8]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli