Pedoman Klinis Lasik
Ada banyak pedoman klinis LASIK yang dikeluarkan oleh berbagai asosiasi oftalmologi yang memberikan rekomendasi pelaksanaan LASIK yang baik untuk mendapatkan hasil LASIK yang optimal dan komplikasi seminimal mungkin. Poin-poin penting yang perlu diperhatikan untuk prosedur LASIK adalah sebagai berikut:
- LASIK merupakan prosedur bedah refraktif kornea untuk mengoreksi gangguan refraksi yang paling banyak dilakukan saat ini
- Pemeriksaan pasien preoperatif dan menentukan ada tidaknya kontraindikasi operasi merupakan poin penting untuk menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang baik untuk prosedur LASIK
- Residu ketebalan kornea pasca LASIK disarankan >250 µm untuk mengurangi risiko komplikasi ektasia kornea, walaupun tidak ada jaminan ektasia kornea tidak terjadi dengan sisa ketebalan tersebut
- Pemberian informed consent perlu dilakukan dengan baik agar pasien memiliki ekspektasi yang realistis terhadap hasil LASIK, memahami risiko efek samping dan komplikasi LASIK, serta dapat mematuhi rangkaian perawatan pasca LASIK
- Prosedur LASIK meliputi tahapan utama yakni pembuatan flap, fotoablasi stroma kornea, dan reposisi flap. Ketiga proses tersebut akan memengaruhi hasil akhir LASIK dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Faktor yang menentukan efektivitas dan keamanan prosedur LASIK adalah usia pasien saat operasi, derajat gangguan refraksi, dan setiap tahunnya indeks keamanan prosedur LASIK menjadi semakin baik (penggunaan alat yang lebih baik dan operator yang semakin berpengalaman)[29]
- Hasil tajam penglihatan tanpa koreksi 6/6 dapat dijumpai pada 70% pasien yang telah menjalani prosedur LASIK, sedangkan hasil akhir tajam penglihatan tanpa koreksi lebih baik dari 6/12 dapat ditemukan pada 90-95% pasien pascaoperatif[1,2,4,29]