Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Lasik general_alomedika 2023-01-27T09:26:24+07:00 2023-01-27T09:26:24+07:00
Lasik
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Lasik

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Secara garis besar komplikasi LASIK dibedakan menjadi komplikasi intraoperatif dan pascaoperatif. Komplikasi LASIK intraoperatif umumnya berkaitan dengan pembentukan flap kornea dan sisa debris pada interface. Komplikasi lain, seperti defek epitel kornea dan perdarahan, lebih jarang terjadi. Komplikasi intraoperatif dapat diminimalkan dengan pemeriksaan dan persiapan preoperatif yang lengkap dan teliti serta kemahiran operator yang baik.[15,16]

Komplikasi intraoperatif LASIK, antara lain:

Tabel 1. Komplikasi Intraoperatif LASIK

Komplikasi Keterangan Pencegahan/ Penanganan
Komplikasi terkait pembentukan flap

Buttonhole flap

Ada lapisan flap kornea yang tidak terpotong, sehingga saat diangkat flap berlubang dan sisa lapisan menghalangi area fotoablasi.

 

Faktor risiko: blade microkeratome yang kurang baik, lepasnya suction

Reposisi flap, tindakan ablasi kornea ditunda minimal 3 bulan
Free cap

Flap terlepas seluruhnya (360o) termasuk di bagian hinge. Biasa terjadi pada kornea yang terlalu rata.

Menggunakan ring yang lebih lebar diameternya, mengatur ukuran hinge yang lebih lebar.

 

Fotoablasi dapat tetap dilakukan, setelah itu cap kornea sebisa mungkin dikembalikan ke posisi semula dan tunggu 3-5 menit hingga melekat.

Irisan flap yang tidak komplit atau ireguler

Microkeratome yang kurang baik atau kekuatan suction yang tidak sesuai

Tidak membuka flap, memasang bandage lens, menunda fotoablasi kornea minimal 3 bulan

Breakthrough udara

Terjadi saat pembuatan flap dengan femtosecond laser. Gelembung udara ada yang masuk ke lapisan subepitel kornea Membuka flap dengan lebih hati-hati agar tetap utuh.
Gelembung udara di bilik mata depan Terjadi saat pembuatan flap dengan femtosecond laser, udara masuk ke bilik mata depan melalui irisan ke anyaman trabekular lalu ke bilik mata depan. Terkadang mengganggu kerja sistem eye tracker laser excimer

Udara akan diresorpsi dengan sendirinya.
Perforasi kornea Jarang terjadi. Dapat terjadi pada penggunaan microkeratome model lama atau pada saat fotoablasi pada kasus kornea yang tipis Menonaktifkan ring suction, melepas microkeratome, memperbaiki perforasi.
Defek epitel kornea

Faktor risiko: usia lanjut, jenis microkeratome yang digunakan, riwayat trauma kornea, diabetes mellitus, distrofi membran basal epitel.

 

Defek epitel kornea intraoperatif menjadi faktor predisposisi keratitis lamelar difus, epithelial ingrowth, keratitis infeksi, dan striae flap.

Meminimalkan penggunaan anestesi topikal, penggunaan tetes lubrikasi secukupnya, memastikan alat pembuat flap baik sebelum memulai operasi.

 

Memasang bandage soft lens jika defek >1 mm, memberikan tetes lubrikan hingga terjadi reepitelisasi.

Perdarahan limbus Faktor risiko: pannus kornea (biasa pada pengguna lensa kontak), ukuran atau posisi suction ring yang tidak tepat. Melakukan penekanan ringan dengan sponge, membersihkan darah pada area kornea yang akan dilakukan fotoablasi. Setelah tindakan reposisi flap, dapat diteteskan phelyephrine 2,5%  jika perdarahan masih ada.
Debris pada interface (ruang antara flap dan kornea posterior) Sumber debris bisa dari partikel sponge, bedak dari sarung tangan, sekresi kelenjar Meibom, sel epitel, debris dari air mata.

Menggunakan spekulum mata aspirasi, memastikan proses pemasangan drape mata yang baik.

 

Jika ada potensi inflamasi, buka flap dan irigasi debris, kemudian reposisi flap.

Sumber: dr. Saphira Evani, 2020[15-19]

Komplikasi LASIK antara lain adalah:

Undercorrection atau Overcorrection

Undercorrection atau overcorrection adalah komplikasi yang umum ditemukan setelah LASIK. Hasil akhir koreksi menjadi tidak emetropia. Undercorrection dapat terjadi karena derajat gangguan refraksi yang berat. Overcorrection biasa terjadi pada tindakan ulang LASIK.[2,16]

Dry Eye Syndrome

Komplikasi dry eye syndrome terkait LASIK memiliki prevalensi 0,25 – 48%. Gangguan homeostasis lapisan air mata dan gangguan permukaan mata preoperatif memengaruhi perkembangan dry eye syndrome setelah LASIK. Pada sebagian besar pasien dry eye syndrome setelah LASIK bersifat sementara (3-9 bulan), namun ada juga yang berkembang menjadi kronis.[4,16,19]

Pencegahan dapat dilakukan dengan skrining dry eye syndrome yang dilakukan preoperatif dan edukasi pasien mengenai kemungkinan komplikasi ini. Pasien dengan gejala dan tanda dry eye syndrome dapat diterapi terlebih dahulu secara agresif sebelum melakukan tindakan LASIK.[18,20,21]

Striae Flap

Striae flap merupakan garis atau kerutan yang timbul pada kornea yang dapat terjadi akibat LASIK. Striae flap menimbulkan astigmatisme dan gangguan tajam penglihatan, sehingga memengaruhi kepuasaan pasien terhadap hasil LASIK. Pembentukan striae flap dapat dicegah dengan teknik reposisi flap yang baik, meratakan kembali flap bila tampak ada kerutan pada evaluasi awal, dan edukasi pasien untuk tidak mengusap atau memejamkan erat mata setelah tindakan LASIK.[16,18,22]

Dislokasi Flap

Dislokasi flap dapat terjadi jika sehabis tindakan LASIK akibat mengusap mata, memejamkan mata terlalu kuat, mata kering yang berat, reposisi flap yang kurang baik, irigasi flap berlebihan, dan adanya trauma pada mata. Pencegahan dilakukan dengan memastikan reposisi flap sudah tepat posisi dan melekat dengan baik, mengedukasi pasien untuk tidak mengusap dan memejamkan mata terlalu erat dalam 24 jam pertama setelah LASIK. Penggunaan kacamata pelindung termasuk saat tidur dapat mencegah kontak tangan ke mata dan trauma lainnya.[16]

Keratitis Lamelar Difus

Keratitis lamelar difus adalah komplikasi LASIK yang jarang ditemukan. Keratitis lamelar difus ditandai dengan infiltrat inflamasi pada interface (antara flap dan lapisan kornea posterior flap) yang menimbulkan kekeruhan kornea berupa bintik-bintik seperti pasir (disebut juga gambaran "pasir gurun Sahara"). Komplikasi ini muncul 1-2 hari setelah LASIK dan pasien mengeluhkan nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, dan penglihatan buram. Keratitis lameral difus memberikan respons baik terhadap pemberian kortikosteroid topikal.[23]

Keratitis Infeksi

Gejala keratitis infeksi dapat timbul dalam 24 jam pertama setelah LASIK. Pasien mengeluhkan penurunan tajam penglihatan, mata merah, nyeri, dan fotofobia yang tidak membaik. Tanda keratitis dimulai di bagian perifer flap. Keratitis infeksi dapat dicegah dengan sterilisasi alat operasi yang adekuat, pemberian antibiotik topikal pascaoperatif, dan menunda operasi bila ada blefaritis (diterapi terlebih dahulu).[16]

Epithelial Ingrowth

Epithelial ingrowth adalah ditemukannya sel epitel pada tempat yang tidak seharusnya. Hal ini dapat menimbulkan astigmatisme, penurunan tajam penglihatan, dan meningkatkan risiko stromal melting. Pencegahan dilakukan dengan sebisa mungkin tidak ada defek epitel saat pembuatan flap, memastikan tidak ada sisa sel epitel atau debris pada interface, dan menghindari area ablasi yang terlalu lebar.[16]

Ektasia Kornea

Ektasia kornea adalah kondisi non inflamasi yang ditandai dengan penipisan dan penonjolan kornea yang progresif. Ektasia kornea menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Insidensi komplikasi ektasia kornea pascaoperatif LASIK adalah 0,25–0,6%. Risiko ektasia kornea akibat LASIK meningkat pada pasien dengan ketebalan kornea sentral <500 µm sebelum operasi. Ketebalan stroma residual pasca LASIK  >250 µm, percent tissue altered <40%, dan persentase ketebalan stroma pasca LASIK ≥50% disarankan untuk mengurangi risiko ektasia kornea.[24-26]

Interface Fluid Syndrome

Interface fluid syndrome (IFS) adalah komplikasi LASIK yang jarang terjadi. IFS ditandai dengan akumulasi cairan (edema) pada interface sehingga timbul kekeruhan. IFS berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular, dekompensasi endotel kornea, dan uveitis. Komplikasi IFS dapat terjadi 1 minggu hingga beberapa bulan setelah LASIK dan dapat menjadi komplikasi kronis. Diagnosis IFS dapat dikonfirmasi dengan optical coherence tomography (OCT) anterior.[27]

Rainbow Glare

Rainbow glare timbul karena aberasi optik yang diduga dapat dipengaruhi oleh irisan lamelar flap yang ireguler. Pasien melihat cahaya berpendar dengan warna pelangi dan biasanya timbul 3-6 bulan setelah LASIK. Komplikasi ini lebih sering timbul pada pasien yang telah dibuat flap namun tindakan fotoablasi tidak jadi dilakukan. Keluhan dapat hilang dengan sendirinya atau jika menetap dianjurkan untuk bedah refraktif metode lain dengan teknik fotoablasi permukaan.[18]

Transient Light-Sensitivity Syndrome

Transient light-sensitivity syndrome merupakan komplikasi LASIK yang jarang terjadi. Pasien merasakan fotofobia yang berat 2-6 minggu setelah operasi LASIK. Tidak ada abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan mata. Umumnya membaik dengan pemberian kortikosteroid topikal.[18]

Referensi

2. American Academy of Ophthalmology. Summary recommendation for keratorefractive laser surgery. 2013. https://www.aao.org/clinical-statement/summary-recommendations-lasik--january-2008
4. American Optometric Association. Clinical practice recommendations: Optometric co-management of refractive surgery. https://www.aoa.org/Documents/optometrists/co-management-of-refractive-surgery.pdf
15. Azar DT, Koch DD. LASIK: Fundamentals, surgical techniques, and complications. New York. Basel, Marcel Dekker, Inc. 2003
16. Kozak A, Pathak AK, Feldman BH, Espandar L, Moshifar M, Plumb RC. LASIK complications. 2015. https://eyewiki.aao.org/LASIK_Complications
17. Mounir A, Mostafa EM, Elghobaier MG, Mohamed OA. Double femtosecond laser created incomplete flaps after repeated docking. World Journal of Ophthalmology & Vision Research. 2019;1(4):p1-3. https://irispublishers.com/wjovr/pdf/WJOVR.MS.ID.000517.pdf
18. Tucker SH, Sood P. Flap complications from femtosecond laser-assisted in situ keratomileusis. US Ophthalmic Review. 2019;12(1):21-27.
19. Birdsong O, Santaella RM. LASIK flap buttonhole management. 2019. https://eyewiki.aao.org/LASIK_Flap_Buttonhole_Management
20. Bower KS, Sia RK, Ryan DS, Mines MJ, Dartt DA. Chronic dry eye in PRK and LASIK: manifestations, incidence and predictive factors. J Cataract Refract Surg. 2015;41(12):2624-2634.
21. The epidemiology of dry eye disease: report of the Epidemiology Subcommittee of the International Dry Eye WorkShop (2007).Ocul Surf. 2007 Apr; 5(2):93-107.
22. Nabil KM. Flap double twist technique for prevention of LASIK flap striae. Clin Ophthalmol. 2016;10:2325-2328.
23. Buckner B, Feldman BH, Moshirfar M. Diffuse lamellar keratitis. 2019. https://eyewiki.aao.org/Diffuse_lamellar_Keratitis
24. Bialasiewicz A, Edward DP. Corneal ectasias: study cohorts and epidemiology. Middle East Afr J Ophthalmol. 2013 Jan-Mar; 20(1):3-4.
25. Son YW, He R, Ma JX, Koch DD, Wang L. Long-term safety of laser in situ keratomileusis in eye with thin corneas: 5-year follow-up. Int J Ophthalmol. 2018;11(7):1227-1233. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6048324/
26. Ogasawara K, Onodera T. Residual stromal bed thickness correlates with regression of myopia after LASIK. Clin Ophthalmol. 2016; 10():1977-1981.
27. Jia Z, Zhao S, Wei R, Huang Y, Zhang C, Yang R, et al. Interface fluid syndrome: A potential lifelong complication after LASIK. A case report. American Journal of Ophthalmology Caser Reports. 2018;11:23-25.

Teknik Lasik
Edukasi Pasien Lasik

Artikel Terkait

  • Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
    Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
  • Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
    Progresivitas Miopia pada Anak-Anak Usia Sekolah Selama Pandemi COVID-19
  • Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
    Myopia Bukan Merupakan Kontraindikasi Persalinan Pervaginam
  • Overnight Orthokeratology untuk Myopia pada Anak
    Overnight Orthokeratology untuk Myopia pada Anak
  • Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)
    Cara Membersihkan Lensa Kontak Rigid Gas Permeable (RGP)

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 November 2024, 07:55
Kontrol mata pada ibu hamil dengan myopia
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, kapan sebaiknya ibu hamil dengan high myopia melakukan pemeriksaan mata untuk menentukan jenis persalinan?Terima kasih
dr. Gabriela
Dibalas 16 April 2024, 14:37
Komplikasi Jangka Panjang Pasca LASIK - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!LASIK merupakan suatu tindakan bedah refraktif yang bertujuan untuk mengoreksi kelainan refraksi. Pada LASIK, dilakukan ablasi stroma kornea...
Anonymous
Dibalas 20 Desember 2022, 13:59
Risiko jangka panjang LASIK - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Utami, Sp.MUntuk prosedur LASIK, kira-kira risiko jangka panjangnya apa saja ya dok yang perlu diedukasikan pada pasien? Terima kasih dok.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.