Teknik Hip Replacement
Teknik hip replacement atau operasi penggantian sendi pinggul tergolong operasi besar dan membutuhkan anestesi umum, sehingga harus dilakukan di kamar operasi. Teknik hip replacement dapat melalui pendekatan posterior, direct anterior, atau anterolateral (Watson-Jones).[4,5]
Persiapan Pasien
Edukasi pasien terkait indikasi, kontraindikasi, teknik, dan komplikasi merupakan persiapan utama dan harus dilakukan untuk mendapatkan informed consent.
Persiapan preoperasi meliputi:
- Tes darah rutin sebelum operasi, biasanya dilakukan untuk mencari tahu risiko perdarahan dan pembekuan darah intra dan pasca tindakan
- Pemeriksaan kesehatan umum oleh dokter nonbedah, seperti pemeriksaan oleh dokter penyakit dalam atau dokter jantung untuk menilai risiko tindakan
- Penghentian aspirin atau obat antiinflamasi 10 hari sebelum operasi
- Penghentian pengobatan naturopati atau herbal 10 hari sebelum operasi
- Berhenti merokok selama mungkin sebelum operasi
- Manajemen penurunan berat badan pada pasien obesitas sangat diperlukan, karena salah satu faktor prediktif keberhasilan operasi[4,5]
Persiapan saat operasi antara lain rawat inap minimal 1 hari sebelum tindakan, pemberian antibiotik profilaksis, persiapan preanestesi, penilaian risiko jatuh selama perawatan, serta pencukuran rambut sekitar area operasi yang dilakukan sebelum pasien diantar ke ruangan operasi.[4,6]
Peralatan
Berikut adalah alat-alat yang diperlukan untuk hip replacement:
- Cement removal instruments
- Curettes, elevators, forceps, hooks
- Orthopedic pliers
- Osteotomes and rasps
- Self-retaining retractors, hand-held retractors
- Rongeurs, spreaders
Reamer hemispheric[5,6]
Posisi Pasien
Posisi pasien di meja operasi yang paling umum adalah lateral dekubitus. Penopang ditempatkan di bagian depan dan belakang, untuk mempertahankan posisi ini dan memberikan dukungan untuk tulang panggul selama operasi.[5,6]
Prosedural
Ada beberapa pendekatan pada prosedur hip replacement, yang paling umum adalah pendekatan posterior, direct anterior, atau anterolateral. Total waktu pembedahan dapat +2 jam, tergantung jenis pendekatan prosedur yang dilakukan oleh ahli bedah.
Pendekatan Posterior
Pendekatan ini merupakan yang paling umum untuk kasus hip replacement primer dan revisi. Diseksi tidak menggunakan bidang internervous yang sebenarnya, tetapi menggunakan bidang interval intramuskular yang melibatkan diseksi tumpul dari serat gluteus maximus dan sayatan tajam dari fascia lata distal.
Diseksi yang lebih dilakukan dengan cermat sampai terekspos rotator eksternal dan kapsul. Perlu dilakukan perlindungan struktur ini karena kemudian akan diperbaiki kembali melalui terowongan trans-osseous pada akhir tindakan.
Pendekatan Direct Anterior (DA)
Pendekatan ini mulai populer dikalangan ahli bedah, dengan interval internervusnya adalah antara tensor fascia lata dan sartorius ujung superfisial, serta gluteus medius dan rektus femoris sisi dalam. Pendekatan DA pada hip replacement menunjukkan tingkat dislokasi pinggul pasca operasi lebih kecil.
Pendekatan Anterolateral (Watson-Jones)
Pendekatan anterolateral adalah pendekatan yang paling jarang digunakan. Interval yang dieksploitasi pada pendekatan ini adalah otot tensor fascia lata dan gluteus medius. Risiko dengan pendekatan ini adalah pasca operasi walaupun tingkat dislokasi pasca tindakan yang secara teoritis lebih rendah.[6,7]
Langkah-langkah tindakan hip replacement adalah:
- Memasang alat-alat pengukuran tanda vital seperti tekanan darah, rekam jantung, dan suhu
- Memberi anestesi, baik umum, regional, maupun kombinasi keduanya
- Melakukan insisi sesuai dengan pendekatan prosedur, dapat dari depan atau belakang pinggul, kemudian diteruskan sampai tulang di sendi pinggul terekspos
- Melepaskan sendi dan mengeluarkan kepala tulang paha dari acetabulum
- Memotong kepala femoral dengan gergaji tulang
- Mempersiapkan acetabulum untuk prostesis acetabular cup, dengan menggunakan alat khusus reamer hemispheric untuk menggiling dan membentuk soket
Acetabular cup ditempatkan ke dalam soket yang telah dibentuk ulang, di mana cup ini biasanya terbuat dari logam titanium berpori untuk memungkinkan tulang tumbuh ke dalamnya dan dapat direkatkan dengan semen tulang khusus
- Memasukkan sisipan acetabular ke acetabular cup, di mana sisipan ini dapat berbahan keramik atau plastik untuk memfasilitasi gerakan halus di dalam sambungan baru
- Mempersiapkan prostetik untuk tulang paha, di mana prostetik batang femoralis berupa batang logam sempit dan meruncing yang muat beberapa inci di dalam tulang paha, sedangkan bagian atas batang dirancang untuk menahan bola prostetik yang akan menggantikan kepala femoralis
- Memasang bola prostetik sementara di bagian atas batang femoralis, di mana bola ini disesuaikan ukurannya dengan cangkir dan sisipan acetabulum baru
- Menggerakan pinggul untuk memeriksa dan memastikan persendian mudah bergerak dan tidak terjadi dislokasi
- Melakukan penilaian anatomi pinggul, termasuk melihat kesamaan panjang kaki
- Memeriksa sendi dengan rontgen intraoperasi, untuk memastikan ukuran dan posisi komponen yang tepat
- Menutup luka operasi setelah semua ukuran dan posisi sudah tepat[5–7]
Follow up
Setelah operasi, pasien membutuhkan 1‒2 hari untuk pemulihan di ruang rawat sebelum dipulangkan. Setelah pulang, Follow up yang dibutuhkan adalah pemeriksaan jangka pendek dan panjang.
Jangka Pendek
Follow up jangka pendek dilakukan 10‒14 hari pasca tindakan, untuk menilai penyembuhan luka operasi dan perkembangan pemulihan lainnya. Kunjungan berikutnya adalah 6‒8 minggu, untuk menilai pemeriksaan rontgen dan mendokumentasikan kemajuan. Jika pasien baik-baik saja pada kunjungan ini, tindak lanjut rutin berikutnya adalah satu tahun pasca operasi.[5,8]
Jangka Panjang
Follow Up jangka panjang dilakukan 1 tahun setelah tindakan, yaitu dilakukan pemeriksaan x-ray untuk dibandingkan dengan radiografi pasca operasi awal. Jika tidak ada kelainan maka follow up selanjutnya pada 5 tahun dan 10 tahun pasca operasi, untuk menilai implan yang telah diberikan, apakah masih berfungsi dengan baik.[3,5]