Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Range of Motion general_alomedika 2023-07-25T13:36:27+07:00 2023-07-25T13:36:27+07:00
Pemeriksaan Range of Motion
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Range of Motion

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan Range of Motion (ROM) meliputi pemeriksaan menggunakan goniometer universal, twin axis electrogoniometer, gravity goniometer atau inclinometer, software atau smartphone-based goniometer, dan arthodial goniometer.

Persiapan

Pemeriksaan Range of Motion (ROM) tidak memerlukan persiapan khusus. Pasien diedukasi mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan diberikan penjelasan, kemudian minta informed consent. Pemeriksa menentukan jenis goniometer yang digunakan, serta menentukan cara pemeriksaan apakah secara aktif, pasif, atau aktif asistif.[4,8,9]

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan Range of Motion (ROM) adalah goniometer. Ada berbagai jenis goniometer antara lain:

  • Goniometer universal : short arm goniometer digunakan untuk sendi yang lebih kecil seperti pergelangan tangan, siku, atau pergelangan kaki. Long arm goniometer lebih akurat untuk sendi dengan ruas panjang, seperti sendi lutut dan pinggul[4,9]
  • Twin Axis Electrogoniometer : elektrogoniometer adalah versi elektronik dari goniometer konvensional dengan keserbagunaan yang ditingkatkan, karena memungkinkan pengukuran dinamis dalam bidang gerak[4,10]

  • Gravity Goniometer atau Inclinometer : satu lengan memiliki penunjuk tertimbang yang tetap vertikal di bawah pengaruh gravitasi[4,11]

  • Software Atau Smartphone-Based Goniometer : penggunaan ponsel pintar sebagai digital goniometer memiliki beberapa keunggulan seperti ketersediaan, kemudahan pengukuran, pelacakan pengukuran berbasis aplikasi, dan juga penggunaan satu tangan. Aplikasi ini menggunakan akselerometer di ponsel untuk menghitung sudut sendi[4,9]

  • Arthrodial Goniometer : banyak digunakan untuk mengukur rotasi serviks, fleksi anteroposterior, dan fleksi lateral tulang belakang leher[4]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat dilakukan pemeriksaan Range of Motion (ROM) adalah posisi anatomi netral untuk sebagian besar pengukuran. Pengecualiannya adalah rotasi bahu, rotasi pinggul, dan supinasi-pronasi lengan bawah, di mana posisi awal berada di antara dua gerakan ekstrem. Posisikan dan stabilkan sendi dengan baik dan benar. Jika individu yang akan diukur tidak dapat mengambil posisi awal, posisi improvisasi harus dicatat saat gerakan sendi direkam.[4,11]

Prosedural

Prosedur pemeriksaan Range of Motion (ROM) adalah:

  1. Pemeriksa menempatkan pasien dalam posisi anatomi atau mendekati posisi anatomi.
  2. Mengedukasi, menjelaskan dan mendemonstrasikan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan dimulai
  3. Pemeriksa membuat perkiraan visual tentang kisaran gerakan yang dimungkinkan oleh sendi selama gerakan aktif
  4. Pemeriksa menstabilkan komponen sendi proksimal dan kemudian dengan hati-hati menggerakkan komponen distal sendi melalui seluruh rentang gerak yang tersedia hingga mencapai end feel. Proses stabilisasi ini berguna untuk mencegah komplikasi dari gerak sendi yang berlebihan
  5. Setelah memperkirakan lingkup gerak dan pemeriksa mengembalikan komponen distal ke posisi awal, pemeriksa meraba landmark tulang yang relevan dan menyelaraskan goniometer. Landmark ditempatkan dan ditandai dengan pena untuk memastikan penempatan dan kesejajaran yang tepat
  6. Sumbu sendi diamati dan titik tumpu goniometer ditempatkan pada titik yang ditentukan. Goniometer dipegang 1 hingga 2 inci dari tubuh pasien
  7. Lengan stasioner sejajar dengan sumbu longitudinal segmen ekstremitas proksimal dan landmark anatomis yang sesuai
  8. Setelah goniometer disejajarkan dengan benar, pasien diinstruksikan untuk menggerakkan segmen distal sejauh mungkin
  9. Lengan digerakkan sejajar dengan sumbu longitudinal segmen ekstremitas distal dan landmark anatomis yang sesuai
  10. Pemeriksa membaca goniometer
  11. Tidak perlu menggerakkan lengan stasioner saat pengukuran diulang. Pemeriksa mencatat dan melaporkan data tersebut[4,11]

Follow Up

Follow up setelah dilakukan pemeriksaan Range of Motion (ROM) adalah menentukan investigasi lanjutan yang diperlukan. Setelah diagnosis ditegakkan, maka pasien dapat diterapi sesuai ekspertise klinis dokter pemeriksa.

Jika pemeriksaan ROM dilakukan untuk tujuan ROM exercise, maka pemeriksa perlu mengukur ulang ROM pasien setelah latihan untuk mengetahui ada-tidaknya perbaikan klinis.[4,8,11]

Referensi

4. Gandbhir VN, Cunha B. Goniometer. [Updated 2020 Jun 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558985/
8. Linda J. Klein. Evaluation of the Hand and Upper Extremity. Fundamentals of Hand Therapy, 2014. DOI: 10.1016/B978-0-323-09104-6.00005-5
9. Hales G, Keating R, Bear N, Warren K, Otter S. Reliability of a smartphone goniometer app compared with traditional goniometer for measuring passive motion at the first metatarsophalangeal joint. J Foot Ankle Res. 2015;8(Suppl 2):P12. Published 2015 Sep 22. doi:10.1186/1757-1146-8-S2-P12
10. Marcolino A, Barbosa RI, Tamanini G, De Cássia Registro Fonseca M. Inter-rater, intra-rater and inter-instrument reliability of an electrogoniometer to measure wrist range of motion. Hand Therapy and Outcome Measures, 2015. 20(1): 3-10. https://doi.org/10.1177%2F1758998315570681
11. Swann E, Harrelson GE. Measurement in Rehabilitation. Physical Rehabilitation of the Injured Athlete (Fourth Edition),2012. p67-73. https://doi.org/10.1016/B978-1-4377-2411-0.00005-8

Kontraindikasi Pemeriksaan Range...
Komplikasi Pemeriksaan Range of ...

Artikel Terkait

  • Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
    Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
  • Efektivitas Paracetamol dalam Tata Laksana Nyeri Muskuloskeletal
    Efektivitas Paracetamol dalam Tata Laksana Nyeri Muskuloskeletal
  • Penanganan Ankle Sprain dan Kriteria Kembali Berolahraga
    Penanganan Ankle Sprain dan Kriteria Kembali Berolahraga
  • Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah
    Sepatu Lari untuk Mencegah Cedera Ekstremitas Bawah
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 16 Desember 2023, 09:11
Cara membedakan ankle sprain dan dislokasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya ada pasien usia 17 tahun datang dengan bengkak pada ankle dan berjalan pincang.Pasien terjatuh saat di sekolah. Pasien juga ada riwayat...
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2023, 08:27
Normalkah bengkak ankle sprain tidak menghilang setelah 2 minggu?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Kebetulan sy dpat pasien 29 th dengan ankle sprain, awal datang sy sarankan utk kompres, dibebat, di elevasi dan istirahat, jika nyerinya tidak tahan sy...
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 01:25
Anak berjalan pincang setelah jatuh tanpa tanda klinis fraktur/dislokasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo TS,Ijin berdiskusi kasus seorang anak usia 2 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan berjalan sedikit pincang sejak 1 minggu yang lalu. Menurut ortu, anak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.