Teknik EMG
Teknik EMG atau electromyography tergantung pada tipe alat perekam aktifitas elektrofisiologi dari unit saraf motorik. Alat EMG dapat dengan teknik memasukkan jarum intramuskular (needle EMG / nEMG), dan teknik noninvasive dengan elektroda yang ditempelkan pada permukaan kulit (surface EMG / sEMG). Teknik pemeriksaan EMG dimulai dari persiapan pasien dan peralatan secara cermat sebelum dimulainya pemeriksaan.[3,9,10]
Persiapan Pasien
Pemberian informed consent kepada pasien sebelum pemeriksaan merupakan hal yang sangat penting. Khusus pada pemeriksaan nEMG harus dijelaskan bahwa pemeriksaan dapat menimbulkan rasa sakit. Penjelasan secara terperinci mengenai tujuan, cara kerja, dan efek samping pemeriksaan ini merupakan hal yang wajib diberikan kepada pasien.
Kerjasama yang baik antara pasien dan dokter dibutuhkan untuk bisa mendapatkan hasil perekaman EMG secara akurat. Pasien kemudian diminta untuk menggunakan pakaian nyaman yang tidak menghalangi penempelan elektroda.
Gambar 1. Pemeriksaan Needle EMG
Gambar 2 . Pemeriksaan Surface EMG
Selanjutnya, pada pemeriksaan sEMG dibutuhkan persiapan keadaan kulit pasien, hal ini penting untuk menjaga kestabilan elektroda dan memperoleh impedansi kulit yang rendah. Baik tidaknya hasil pemeriksaan EMG dipengaruhi oleh kelayakan kulit dan posisi elektroda. Impedansi kulit adalah hambatan kelistrikan pada kulit, di mana hambatan ini akan meningkat jika kulit lembab.
Amplifier sEMG didesain untuk impedansi kulit antara 5−50 kOhm, sehingga kulit kering merupakan penghantar listrik yang baik. Persiapan kulit yang harus dilakukan, terutama pada pemeriksaan sEMG, adalah mencukur rambut dan mencuci kulit.[3,7,13-15,22]
Mencukur Rambut
Mencukur rambut pada area kulit di atas otot yang akan diperiksa merupakan langkah penting. Elektroda sEMG sebaiknya menempel pada kulit secara sempurna tanpa penghalang rambut.[3,7,13-15,22]
Membersihkan Kulit
Kulit berwarna merah terang adalah indikasi kulit dengan impedansi baik. Membersihkan kulit di atas otot yang akan diperiksa dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu:
- Menggunakan cairan pembersih untuk menghilangkan keringat, kotoran, dan kulit mati sehingga meningkatkan daya perekat elektroda pada kulit
- Menggunakan kertas amplas secara lembut, terkontrol, tidak menekan kulit terlalu keras, dan sebaiknya disertai dengan usapan alkohol untuk mencegah infeksi
- Menggunakan handuk kain yang sudah diberi alkohol[3,13,15,16,22]
Peralatan
Perangkat keras atau hardware EMG terdiri dari amplifiers, stimulators, control panel, dan komputer yang terpisah. Beberapa perangkat keras EMG memiliki fasilitas ultrasound. Perangkat lunak atau software EMG meliputi analisis software, remote viewer, data base support dan operating system.[3,13,15,22-25]
Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras EMG meliputi multi layar yang dapat menggambarkan data dan sinyal EMG secara simultan, dan dapat dipadukan dengan data lain seperti data radiologis. Loudspeaker yang dibutuhkan karena kualitas suara transmisi aktivitas elektrik dari otot yang diperiksa akan menentukan hasil pemeriksaan. Amplifiers yang bertindak sebagai penolak atau penghilang artefak. Serta elektroda yang merupakan komponen penting pada alat EMG, berperan sebagai antena dan sebagai perekam sinyal elektro biologis.[3,16,23,25]
Elektroda EMG terdiri dari dua jenis, yaitu elektroda jarum pada nEMG dan elektroda permukaan untuk sEMG. Adapun jenis elektroda jika dilihat dari kelengkapan perangkat atau konfigurasi di dalamnya dapat dibagi menjadi:
- Elektroda bipolar yang memiliki keunggulan, yaitu sinyal yang dihantarkan umumnya lebih stabil, dan noise yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin dari pada elektroda monopolar
- Elektroda monopolar yang khusus digunakan untuk perekaman bersifat isometrik
Elektroda bipolar disebut elektroda aktif karena memiliki on site amplifier, yang dapat mengambil dan menyesuaikan sinyal. Selain itu, elektroda jenis ini dapat mencegah interferensi sinyal dari sumber lain sebelum dihantarkan, yang dapat mengganggu hasil perekaman. Oleh karena itu, hasil perekaman EMG dengan elektroda bipolar lebih optimal daripada monopolar.[3,13,15,23,25]
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak EMG terdiri dari analysis software, yaitu program yang memiliki kemampuan untuk membuat strategi dan mengatur kualitas sinyal; memberikan gambaran presentasi berupa tabel, sinyal, teks, dan warna; serta mengontrol suara yang dapat digunakan untuk beberapa fungsi lainnya.
Terdapat juga remote viewer untuk merekam secara langsung dari komputer lainnya, database support untuk memastikan mesin database digunakan oleh peralatan EMG yang cocok dengan server untuk digunakan, serta operating system.[22-25]
Kebisingan atau Noise
Komponen hardware dan software memiliki fungsi utama untuk merekam dan menganalisis berbagai macam sinyal biologis, tetapi alat ini juga dapat menimbulkan kebisingan yang dihantarkan ke amplifier melalui elektroda ataupun kabel. Oleh karena itu, penting untuk memiliki sinyal dan rasio kebisingan yang optimal.
Beberapa hal yang berpotensi menimbulkan adanya kebisingan atau noise pada pemeriksaan EMG adalah:
- Karakter jaringan, dapat berupa faktor impedansi kulit dan lemak superfisial
- Gangguan bersifat fisiologis, misalnya akibat aktivitas kelistrikan otot yang bersebelahan dengan otot yang diperiksa, hembusan nafas, dan suara yang berasal dari alat EMG itu sendiri.
Ambient noise, yaitu radiasi elektromagnetik yang berasal dari permukaan tubuh pasien, di mana permukaan tubuh manusia merupakan media yang secara konstan rentan terpapar oleh radiasi elektromagnetik dari lingkungan sekitar
Motion artifact atau artefak yang dapat berasal dari interface elektroda dan elektroda kabel, hal ini dapat dikurangi dengan pembuatan sirkuit yang baik
Dengan memahami penyebab kebisingan tersebut, maka dapat dilakukan beberapa upaya untuk mencegah kebisingan masuk bersama dengan sinyal sehingga artefak yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan dapat dihindari.[23,26]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan senyaman mungkin, dapat pada posisi tidur terlentang atau tengkurap, duduk, atau berdiri sesuai area otot yang akan diperiksa sehingga hasil pemeriksaan EMG dapat maksimal.
Otot yang dapat dilakukan pemeriksaan EMG adalah gluteus maximus, gluteus medius, tensor fasciae latae, biceps femoris, semitendinosus, vastus medialis obliquus, vastus lateralis, rectus femoris, tibialis anterior, peroneus longus, soleus, gastrocnemius medialis, dan gastrocnemius lateralis.[24,25,27]
Prosedural
Pemeriksaan EMG terdapat dua cara yakni invasive dengan elektroda jarum dan noninvasive yang menggunakan elektroda tempel atau surface electrode . Pemilihan tipe elektroda berdasarkan pertimbangan lokasi otot yang akan diperiksa, spesifitas pemeriksaan tertentu, serta penilaian gangguan seminimal mungkin saat perekaman EMG.[3,7,16,17,22]
Persiapan Elektroda
Berikan gel pada elektroda agar memberikan impedansi kulit yang lebih baik. Gunakan elektroda dengan ukuran lebih kecil sehingga dapat meningkatkan selektivitas pada pengukuran. Pedoman pemasangan elektroda sebagai berikut:
- Pasang secara paralel pada arah serat otot dan di bagian tengah otot untuk mendapatkan selektivitas terbaik
- Pilih jarak terdekat antara elektroda sekitar 2 cm, yaitu antara titik pusat elektroda satu ke titik pusat elektroda lainnya untuk meningkatkan selektivitas elektroda
- Jika memungkinkan, hindari daerah saraf motorik (motor unit neuron)
- Jaga titik penempelan elektroda agar tetap sesuai pada saat otot aktif atau memendek karena berkontraksi
- Gunakan sistem alokasi atau mapping anatomical landmark untuk mengukur jarak antara lokasi elektroda dengan bagian anatomi tubuh yang dominan[3,16,22,24]
Konfigurasi elektroda harus dipilih secara tepat antara bipolar atau monopolar. Dapat menggunakan elektroda dengan koneksi kabel sistem desentralisasi jika ingin meningkatkan tekanan pada elektroda, contohnya pada elektroda yang digunakan dengan metode duduk. Pemeriksa perlu menggunakan sarung tangan disposable, khususnya pada nEMG. Selain itu, jarum elektrode hendaknya tidak digunakan berulang karena akan menjadi resiko transmisi penyakit kepada orang lain.[3,16,22,24]
Pengecekan Sinyal EMG
Pengecekan sinyal EMG dilakukan sebelum pemeriksaan EMG, meliputi pembuktian validitas sinyal, tes impedansi, dan pemeriksaan kualitas dasar sinyal EMG. Pada tahap pembuktian validitas sinyal, yang menjadi perhatian adalah apakah pengukuran suatu otot sudah tepat, serta apakah sinyal perekaman dapat dilihat dengan baik.
Tes impedansi merupakan penilaian persiapan kulit saat ditempelkan elektroda sEMG, yaitu warna merah pada alat impedansi menunjukan tes sudah tepat. Sedangkan langkah pemeriksaan kualitas dasar sinyal EMG adalah memastikan munculnya sinyal EMG kasar setelah elektroda terkoneksi ke amplifier dan monitor dinyalakan. Sinyal EMG kasar memungkinkan operator untuk menganalisis noise baseline, offset baseline, shifting baseline, serta artefak.[3,4,13,15,21,25]
Metode MVC (Maximum Voluntary Contraction)
Metode MVC adalah identifikasi latihan maupun posisi yang memiliki hasil kelistrikan otot yang maksimal, sehingga sinyal EMG dapat terbaca dengan maksimal. Metode ini meliputi latihan fisik seperti stretching atau aerobik ringan yang dilakukan antara 5‒10 menit.
Oleh karena terdapat banyak hal yang mempengaruhi hasil tes latihan fisik, seperti posisi sudut, ruang gerakan, kecepatan gerakan, beban, durasi atau repetisi, dan status preliminary, maka diperlukan standarisasi dalam EMG terdiri dari:
- Standar beban, yaitu untuk menggambarkan distribusi berat tubuh pasien, misalnya dengan meminta pasien untuk melakukan latihan yang melibatkan seluruh otot tubuh, misalnya dengan melakukan latihan squat
- Standard range of movement (ROM), untuk memonitor ROM pada gerakan bebas maka pasien diperintahkan untuk menggunakan sabuk untuk merancang fiksasi segmen tubuh, selain itu dapat menggunakan goniometer atau inclinometer
- Standar kecepatan, dapat menggunakan alat treadmill atau dapat juga menggunakan metronome untuk mengukur standar kecepatan kontraksi ataupun irama langkah[3-7]
Analisis Hasil EMG
Analisis hasil pemeriksaan EMG meliputi beberapa hal, yaitu:
- Aktif tidaknya otot yang diperiksa
- Perbandingan antara lebih atau kurang aktifnya suatu otot
- Waktu kapan otot mulai aktif dan non aktif
- Seberapa banyak otot dapat aktif
- Tingkat stress atau kelelahan otot[3,7,16,22]
Follow Up
Setelah pemeriksaan EMG berakhir, grafik hasil pemeriksaan harus dicek apakah terdapat artefak. Apabila terdapat banyak artefak maka EMG perlu diulang. Pemeriksaan nEMG yang menimbulkan rasa sakit tidak direkomendasikan untuk diulang, sedangkan sEMG dapat dilakukan berulang dan relatif aman.[1-4,25]
Pemberian obat–obatan anti nyeri atau analgesik dapat dipertimbangkan setelah prosedur nEMG dilakukan. Selain itu, pasien juga diberikan edukasi agar segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat komplikasi setelah pemeriksaan, seperti nyeri pada lokasi pemeriksaan yang tidak menghilang ataupun memberat meski sudah diberikan pengobatan anti nyeri, perdarahan, atau infeksi.[7,12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini