Kontraindikasi Pemeriksaan Sistem Sensorik
Kontraindikasi pemeriksaan sistem sensorik sebenarnya tidak ada, tetapi pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan pada pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatif.
Selain itu, terdapat kontraindikasi khusus pada pemeriksaan sistem sensorik untuk menilai kemampuan diskriminatif/kortikal. Misalnya, pemeriksaan terhadap kemampuan stereognosis, yakni kemampuan mengenali benda hanya berdasarkan sentuhan saja, tidak dapat dilakukan pada orang yang fungsi taktil dan proprioseptifnya terganggu.
Pemeriksaan sistem sensorik memerlukan kemampuan pasien untuk menjelaskan sensasi subjektif yang dirasakannya, sehingga tidak dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Penurunan kesadaran yang dapat diukur dengan Glasgow Coma Scale
- Tidak kooperatif
- Tidak dapat mengkomunikasikan keluhannya kepada pemeriksa baik secara verbal maupun tulisan, misalnya pasien dengan afasia[2]
Kontraindikasi Spesifik per Pemeriksaan
Pada pemeriksaan sistem sensorik terdapat beberapa kontraindikasi untuk dilakukan pemeriksaan karena akan menyebabkan hasil negatif palsu. Berikut kontraindikasi pada masing-masing pemeriksaan:
Two Point Tactile Discrimination: Adanya tanda-tanda gangguan sensibilitas seperti anesthesia, terdapat luka/lesi di area yang hendak dilakukan pemeriksaan
- Graphestesia: Adanya tanda-tanda gangguan sensibilitas, pasien sebelumnya mengalami buta huruf atau angka
- Stereognosis: Adanya tanda-tanda gangguan sensibilitas seperti misalnya anesthesia, termanestesia, atau gangguan proprioseptif
- Topografi/Topesthesia: Terdapat tanda-tanda gangguan kemampuan taktil
- Barognosis: Adanya gangguan rasa gerak atau ada gangguan posisi sendi. Selain itu, pemeriksaan ini juga dikontraindikasikan bila terdapat tanda-tanda gangguan sensibilitas misalnya anesthesia, termanestesia, atau gangguan proprioseptif[1]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja