Pedoman Klinis Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan disebut juga inseminasi artifisial (artificial insemination) atau assisted insemination. Intrauterine insemination (IUI) adalah salah satu metode inseminasi buatan yang paling sering dilakukan, yaitu memasukkan sperma ke dalam uterus bagian atas untuk mempermudah pembuahan. Pedoman klinis inseminasi buatan yang harus diperhatikan adalah:
- Tindakan ini bertujuan untuk memperoleh kelahiran bayi sehat dan normal, sehingga sebelumnya pasangan suami istri sebaiknya dianjurkan untuk menjalani prosedur buatan sealamiah mungkin
- Indikasi tindakan ini adalah infertilitas pria ringan-sedang, seperti oligospermia, motilitas sperma yang menurun, gangguan ejakulasi, ataupun disfungsi ereksi. Sedangkan indikasi untuk infertilitas wanita adalah dispareunia, endometriosis ringan, atau masalah endometriosis dan serviks yang ringan
- Tindakan ini dikontraindikasikan untuk wanita berusia >40 tahun atau dengan gangguan berat tuba fallopi, riwayat infeksi pelvis, endometriosis sedang-berat, dan deformitas uterus
- Tindakan ini juga tidak dianjurkan untuk pria dengan infertilitas berat, yang sebaiknya dirujuk langsung untuk tindakan prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF)
- Tindakan IUI dapat dicoba sebanyak 3‒6 siklus, dengan jarak sebaiknya 3–6 bulan ke depan untuk memperbesar kemungkinan hamil
- Selain IUI, metode inseminasi buatan lainnya adalah intracervical atau intratubal
- Wanita yang akan melakukan tindakan ini sering kali diberikan terapi Controlled Ovarian Hyperstimulation (COH), sehingga memiliki risiko komplikasi kehamilan ganda dan ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS)
- Edukasi yang perlu disampaikan termasuk pasien tidak perlu rawat inap, dan wanita dapat melakukan aktivitas normal seperti biasanya. Selain itu, gejala normal pasca prosedur di antaranya keluar cairan dari vagina yang berwarna jernih atau berdarah, kram ringan perut bawah, kembung, konstipasi, dan nyeri payudara
- Aspek hemat biaya untuk tindakan ini akan hilang keunggulannya terhadap prosedur IVF apabila pasien harus melakukan prosedur berulang sebelum mencapai keberhasilan konsepsi[1,2,4,10,11]
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan tindakan inseminasi buatan, yaitu:
- Usia maternal, yang sebaiknya <35 tahun
- Frekuensi tindakan, di mana pelaksanaan tindakan setiap bulan, meningkatkan angka keberhasilan hingga 20% per siklus ovulasi
- Sampel semen yang adekuat, dengan jumlah dan morfologi sperma yang baik >5%
- Pemilihan waktu pelaksanaan tindakan
- Etiologi infertilitas
- Konsumsi obat penyubur, seperti clomiphene, letrozole, atau human menopausal gonadotropins
- Patensi tuba falopi, di mana sedikitnya satu tuba fallopi harus terbuka
- Kualitas sel telur
- Uterus yang normal [1,4,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini