Edukasi Pasien USG Kehamilan Trimester Pertama
Edukasi pasien pada pemeriksaan ultrasonography (USG) kehamilan di trimester pertama dimulai saat informed consent, di mana pasien diinformasikan secara lengkap mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan hal-hal penting lainnya. Teknik USG yang digunakan, baik secara transvaginal atau transabdominal, juga harus dijelaskan dan disetujui oleh pasien.[10,12]
Dokter perlu menjelaskan tentang tujuan dilakukannya USG, manfaat, dan keterbatasan dari tindakan ini. Keterbatasan yang dimiliki USG, antara lain ketidakmampuan untuk mendeteksi semua kelainan janin, serta mungkin adanya hasil yang negatif palsu.[14]
Pemeriksaan USG di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan persiapan khusus, seperti berpuasa atau anestesi. Namun, pasien disarankan untuk memakai pakaian two-piece, seperti atasan dan bawahan, untuk memudahkan akses ke bagian bawah tubuh.[15]
Jika pasien akan menjalani USG transvaginal, maka pasien dapat diinformasikan untuk buang air kecil terlebih dahulu, sehingga kandung kemih kosong. Sedangkan untuk prosedur USG transabdominal, kandung kemih sebaiknya penuh supaya memudahkan visualisasi uterus.[16]
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, jelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan follow-up. Berdasarkan temuan USG, mungkin dibutuhkan tata laksana lebih lanjut, misalnya bila ditemukan tanda-tanda kehamilan ektopik, blighted ovum, mola hidatidosa, atau abortus.[10,12]
Penggunaan USG untuk Indikasi Nonmedis
Dokter juga perlu menjelaskan bahwa USG prenatal tidak boleh dilakukan atas indikasi nonmedis. Contoh indikasi non medis, antara lain keinginan orang tua bayi untuk menyimpan kenang-kenangan berupa foto atau video janin, untuk mengetahui jenis kelamin bayi tanpa disertai indikasi medis, atau untuk keperluan komersial, seperti pemasaran alat USG.[17,18]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra