Indikasi Advanced Trauma Life Support (ATLS)
Indikasi protokol Advanced Trauma Life Support (ATLS) adalah pada pasien trauma berat, seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, atau kejadian traumatik lain. Protokol ATLS bermanfaat pada pasien yang diduga mengalami cedera kepala, abdomen, dada, trauma servikal, maupun fraktur atau dislokasi pada ekstremitas.[7,8,12,15]
Indikasi Terapeutik Protokol ATLS
ATLS memberikan pendekatan sistematis dalam menangani pasien trauma, untuk memastikan kondisi yang mengancam jiwa telah dinilai dan ditangani. Protokol ini bukan hanya mengobati cedera yang terlihat jelas.
Protokol ATLS dapat digunakan sebagai penatalaksanaan pada gangguan jalan napas seperti obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh adanya gurgling dengan membebaskan jalan napas pasien. Selain itu, protokol ATLS juga dapat mengatasi gangguan pernapasan akut pada pasien trauma dengan tindakan seperti intubasi endotrakeal ataupun ventilasi mekanis.[7,12,15]
Gangguan hemodinamik pada pasien trauma juga dapat ditangani dengan protokol ATLS melalui inisiasi resusitasi cairan. Secara umum, protokol ATLS dilakukan pada pasien dengan cedera traumatik berat, seperti akibat kecelakaan lalu lintas atau peristiwa traumatik lain. Protokol ini memberikan pendekatan sistematik dengan fokus pada evaluasi cepat dan pengobatan pada pasien dengan kondisi terkait trauma, termasuk namun tidak terbatas pada cedera kepala, dada, perut, dan cedera ekstremitas.[12,14]
Indikasi Diagnostik Protokol ATLS
Protokol ATLS dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dari berbagai kondisi klinis pada pasien trauma seperti:
- Kecurigaan adanya trauma servikal
- Obstruksi jalan napas atau pasien dengan penurunan kesadaran setelah trauma
- Trauma toraks yang dapat menyebabkan tension pneumothorax, pneumothorax, hemothorax, serta flail chest
- Penurunan kesadaran
- Trauma lainnya, termasuk trauma kepala, abdomen, muskuloskeletal, termal, dan hipotermia[3,5,7]
Trauma Tumpul
Trauma tumpul sering diakibatkan oleh tabrakan mobil, jatuh, dan cedera lain yang berhubungan dengan transportasi, rekreasi, dan pekerjaan. Hal ini juga bisa diakibatkan oleh kekerasan antar pribadi.
Informasi penting yang perlu diperoleh mengenai tabrakan mobil meliputi penggunaan sabuk pengaman, deformasi roda kemudi, keberadaan dan aktivasi perangkat kantung udara, arah benturan, kerusakan pada mobil dalam hal deformasi besar atau intrusi ke dalam kompartemen penumpang, dan posisi pasien dalam tabrakan. kendaraan. Terlontar dari kendaraan sangat meningkatkan kemungkinan cedera berat.[7]
Trauma Tembus
Pada trauma tembus, faktor yang menentukan jenis dan luasnya cedera serta penatalaksanaan selanjutnya meliputi bagian tubuh yang cedera, organ yang dilalui benda tembus, dan kecepatan peluru. Oleh karena itu, pada korban luka tembak, kecepatan, kaliber, dugaan jalur peluru, dan jarak dari senjata ke luka dapat memberikan petunjuk penting mengenai tingkat cedera.[7]
Cedera Termal
Luka bakar adalah jenis trauma signifikan yang dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan trauma tumpul dan tembus, misalnya akibat mobil yang terbakar, ledakan, jatuhnya puing-puing, atau upaya pasien untuk melarikan diri dari api. Cedera pernapasan dan keracunan karbon monoksida seringkali menjadi komplikasi luka bakar.[7]
Cedera Elektrik
Pada pasien yang tersengat listrik, setelah stabilisasi akan diperlukan identifikasi dan penanganan konsekuensi cedera aliran listrik. Evaluasi lanjutan terhadap organ yang mungkin terkena, seperti jantung, otak, dan sistem saraf, dilakukan untuk mendeteksi cedera internal.
Jika terdapat aritmia, tindakan stabilisasi kardiovaskular dapat mencakup manajemen ritme dan irama. Pada tingkat kulit dan jaringan, perawatan luka bakar elektrik serupa dengan prinsip perawatan luka biasa. Selain itu, pemantauan kontinu terhadap komplikasi seperti sindrom kompartemen dan kerusakan ginjal akut penting untuk memastikan perawatan yang adekuat.[7]