Edukasi Pasien Injeksi Intramuskuler
Edukasi pasien injeksi intramuskuler bahwa pasien bisa mengalami ketidaknyamanan atau nyeri setelah tindakan. Hal ini umumnya tidak menetap dan dapat hilang sendiri meskipun tanpa intervensi. Sampaikan pula risiko-risiko yang mungkin muncul terkait obat yang disuntikan, misalnya peningkatan risiko perdarahan pada pasien yang mendapat antikoagulan.[15,16]
Sebelum Injeksi Intramuskuler
Edukasi yang diberikan sebelum injeksi intramuskuler adalah:
- Jelaskan mengenai jenis obat yang akan disuntikan
- Jelaskan secara singkat cara pemberian obat, lokasi penyuntikan, dan posisi pasien saat akan disuntik
- Jelaskan tentang potensi efek samping tindakan ataupun obat yang diberikan
Pada pasien yang melakukan injeksi intramuskuler secara mandiri, dokter perlu menjelaskan lokasi yang akan dipilih, posisi pasien saat penyuntikan, beserta tahapan-tahapan tindakan. Sampaikan bahwa injeksi dilakukan dengan memasukkan jarum dalam posisi tegak lurus dengan lokasi penyuntikkan. Tekankan bahwa alat injeksi yang digunakan harus satu kali pakai, tidak boleh dipakai berulang atau digunakan bersama orang lain.[2,15,16]
Setelah Injeksi Intramuskuler
Edukasi yang diberikan setelah injeksi intramuskuler adalah:
- Bila timbul bengkak, kemerahan, nyeri, dan gatal, dapat dilakukan kompres dingin pada area yang disuntik
- Bila keluhan tidak berkurang dengan kompres dingin, dapat diberikan paracetamol
- Bila muncul perdarahan dan hematoma, dapat dilakukan penekanan pada area yang mengalami perdarahan sampai pendarahan berhenti dan kemudian menutupi area injeksi dengan perban dan perekat
- Bila timbul reaksi hipersensitivitas, seperti gatal, urtikaria, dan nyeri yang tidak kunjung mereda, minta pasien datang ke layanan kesehatan
- Bila timbul reaksi hipersensitivitas berat, seperti sesak napas atau nyeri hebat, segera ke instalasi gawat darurat[15,16]
Edukasi pada Pasien yang Mendapat Injeksi Toksin Botulinum
Sampaikan pada pasien bahwa injeksi toksin botulinum atau botox memiliki aspek keamanan yang baik dan jarang menimbulkan komplikasi berat. Meski demikian, pasien mungkin mengalami nyeri lokal, nyeri tekan, atau memar setelah injeksi. Pada kasus yang jarang, reaksi alergi juga telah dilaporkan.[28]