Pedoman Klinis Injeksi Intramuskuler
Pedoman klinis injeksi intramuskuler adalah dengan menginjeksikan obat ke dalam otot, seperti deltoid atau gluteal. Tindakan dilakukan dengan menusukkan jarum 90 derajat terhadap lokasi penyuntikan.
Prinsip 5 R harus dilakukan sebelum penyuntikan obat, yakni right patient, right drugs, right dose, right site, dan right timing. Peralatan dan obat yang digunakan harus dalam kondisi steril. Area yang hendak disuntik harus sehat dan bersih untuk menghindari terjadinya infeksi.
Perhatikan area penyuntikan. Pastikan sudah tepat untuk menghindari cedera pada pembuluh darah dan saraf utama. Gunakan jarum dan spuit baru untuk setiap pasien. Hal ini untuk menghindari terjadinya transmisi penyakit menular, seperti HIV dan hepatitis B.[2,3,15-17]
Injeksi Intramuskuler pada Pasien dengan Risiko Perdarahan
Konsultasi dengan ahli hematologi diperlukan pada pasien dengan peningkatan risiko perdarahan, misalnya trombositopenia atau gangguan koagulasi seperti penyakit von Willebrand. Apabila ahli hematologi menganggap manfaat yang didapat lebih besar dibandingkan potensi risiko, maka injeksi intramuskuler pada populasi pasien ini dapat dilakukan.[20,21]