Pedoman Klinis Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
Pedoman klinis pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) merupakan pemeriksaan yang paling umum dilakukan pada pasien yang diduga terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan spesimen sputum dari pasien kemudian diberikan zat pewarna lalu dilihat dibawah mikroskop. Pemeriksaan ini menjadi salah satu pemeriksaan pendukung untuk menegakkan diagnosis selain dari gejala klinis, pemeriksaan radiologi rontgen paru atau pemeriksaan biakan bakteri.[1,2]
Perlu diingat, bahwa pemeriksaan ini hanya dilakukan jika tidak tersedia tes cepat molekuler (TCM) di fasilitas kesehatan tersebut. Pedoman klinis terkait tindakan ini adalah:
- Pemeriksaan BTA dilakukan dengan mengumpulkan 2 spesimen dahak, dengan metode Sewaktu–Sewaktu (SS), atau Sewaktu-Pagi (SP) dapat dilakukan pagi hari semua untuk memudahkan pasien (jangka waktu 8-24 jam). Sputum kemudian dikumpulkan dengan wadah pot sputum kemudian dikirim ke laboratorium[5,6,14]
- Pengumpulan spesimen sputum dapat dilakukan melalui 4 prosedur yaitu dengan batuk spontan, batuk yang diinduksi dengan uap hangat cairan steril salin hipertonik 3%-5%, bronkoskopi dan bilasan cairan lambung (gastric aspiration)
- Prosedur bronkoskopi dan bilasan cairan lambung dilakukan di rumah sakit karena pasien memerlukan persiapan khusus (dilakukan pembiusan dan pemberian obat penenang). Prosedur ini dilakukan untuk pasien yang tidak kooperatif dalam mengeluarkan dahak misalnya pada pasien anak-anak, lansia yang sulit mengeluarkan dahak, pasien penurunan kesadaran dan terintubasi[6,8,9]
- Setelah beberapa hari, hasil pemeriksaan BTA yang telah dilakukan keluar, pasien diharapkan membawa salah satu anggota keluarga yang bertujuan menjadi orang pengawas minum obat apabila hasil pemeriksaan BTA positif
- Pemeriksaan BTA akan dilakukan kembali setelah pasien 3 bulan minum obat antituberkulosis (OAT), sebagai evaluasi apakah pengobatan yang diberikan berhasil dan akan dilakukan kembali setelah pengobatan selesai[9]
- Pemeriksaan BTA dapat dilakukan oleh semua pasien yang dicurigai terinfeksi tuberkulosis. Tidak ada kontraindikasi untuk pemeriksaan BTA. Efek samping yang mungkin timbul setelah melakukan pemeriksaan ini antara lain iritasi pada tenggorokan apabila pasien terlalu kuat batuk saat berusaha mengeluarkan dahak, atau iritasi di saluran pernapasan akibat gesekan dengan selang bronkoskopi atau selang bilasan cairan lambung saat prosedur tersebut dilakukan[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja