Pedoman Klinis Pemeriksaan Fisik Hidung
Pedoman klinis pemeriksaan fisik hidung berhubungan dengan identifikasi lesi/kelainan area hidung dari rhinoskopi anterior dan posterior, penghidu, dan pemeriksaan lainnya. Pedoman klinis juga meliputi tahapan tindakan dan penggunaan alat dengan tepat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik hidung, antara lain:
- Hidung merupakan organ sensitif yang dilengkapi dengan bulu hidung, sehingga pemeriksaan menggunakan spekulum perlu dilakukan dengan hati–hati agar tidak mencabut bulu hidung
- Posisi pasien anak perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik hidung. Jelaskan pada orang tua untuk mempertahankan posisi pasien agar tidak terjadi trauma
- Pada pasien anak, pasien duduk di pangkuan orang tua. Satu tangan orang tua diletakan pada kening pasien, tangan yang lain memeluk pasien dengan menahan tangan dan tubuhnya
- Jika terdapat sekret yang mengganggu saat melakukan pemeriksaan fisik hidung, pemeriksa dapat membersihkan terlebih dahulu agar dapat menilai dengan tepat
- Pada pemeriksaan fisik hidung, inspeksi dilakukan pada bagian eksternal hidung, septum nasi, sinus paranasal, dan perlu diperhatikan adanya sekret hidung. Lakukan juga palpasi pada tulang dan tulang rawan. Selain itu, pemeriksaan fisik hidung perlu mencakup rhinoskopi dan pemeriksaan fungsi penghidu[2,5,9,11]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli