Teknik Swab Tenggorok
Teknik swab tenggorok adalah dengan mengambil apusan pada permukaan tonsil atau dinding posterior faring.
Persiapan
Sama seperti tindakan medis lain, petugas perlu menyampaikan tujuan, risiko, dan prosedur yang akan dilakukan. Kemudian, minta persetujuan pasien dan tanda tangan informed consent.
Sampaikan pada pasien bahwa tindakan ini diperlukan untuk menentukan diagnosis dan tata laksana terbaik bagi kondisi klinisnya. Selama tindakan, akan dimasukan stik yang digunakan untuk mengambil apusan pada tenggorokan pasien. Tindakan ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan menginduksi muntah.
Sebelum tindakan, pasien diminta untuk tidak menggunakan antiseptik kumur, sikat gigi, makan, dan minum minimal selama dua jam sebelum pengambilan spesimen.[6,10]
Peralatan
Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan swab tenggorok adalah:
- Aplikator dengan ujung serat poliester
- Vial plastik
- Depresor lidah
- Tabung sentrifugal 15 ml
- Mangkuk spesimen atau Petri dish
- Pipet transfer
- Media transport virus
Stik swab untuk pengambilan spesimen nasofaring berbeda dengan orofaring. Stik nasofaring memiliki pilinan yang lebih tipis dibandingkan stik orofaring.[10]
Posisi Pasien
Minta pasien untuk duduk tegak jika bisa. Dongakkan kepala ke belakang, buka mulut pasien, dan minta pasien menjulurkan lidah. Cara ini akan membantu memperlihatkan faring.
Jika faring belum terlihat jelas, gunakan pencahayaan dengan senter ke arah faring dan tekan lidah ke bawah menggunakan depressor lidah. Minta pasien berkata “ah” agar otot tenggorokan relaksasi dan meminimalisir refleks muntah.[3,11]
Prosedural
Sebelum mengambil sampel, petugas perlu menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai. Pada kasus kecurigaan adanya patogen aerosol yang menular, misalnya COVID-19, alat perlindungan diri ini akan mencakup penggunaan:
- Masker N95
- Sarung tangan karet
- Baju pelindung
- Pelindung mata
Sharp container atau tempat pembuangan benda tajam[3]
Pengambilan Spesimen
Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, pengambilan spesimen dapat dimulai. Berikut beberapa langkah yang akan dilakukan:
- Pastikan identitas pasien yang hendak dilakukan swab tenggorok sudah sesuai
- Meskipun tindakan ini minim resiko, jelaskan pada pasien bahwa pengambilan sampel akan terasa tidak nyaman dan dapat memicu gag reflex
- Cuci tangan hingga bersih dan kenakan alat perlindungan diri yang sesuai ketentuan
- Posisikan pasien duduk dengan kepala sedikit menengadah dan mulut terbuka lebar dengan lidah dijulurkan. Bila swab dilakukan pada pasien anak, minta orang tua untuk duduk memangku anak dan merangkul dari belakang
- Masukan aplikator ke dalam orofaring, kemudian rotasikan aplikator secara lembut pada permukaan tonsil, dinding posterior faring, atau keduanya. Apusan perlu difokuskan pada area yang tampak eritema atau mengandung eksudat
- Masukan aplikator ke dalam tabung atau vial plastik, kemudian tutup wadah
- Pastikan spesimen bersentuhan dengan media transport atau media kultur
- Berikan label seperti nama, usia, dan nomor rekam medis pasien, kemudian segera kirim ke laboratorium[10,11]
Pada keadaan spesimen harus dikirim ke luar daerah, pengemasan spesimen harus dilakukan sesuai protokol pengiriman sampel yang dikeluarkan WHO dan International Air Transport Association (IATA). Spesimen ini masuk dalam kategori substansi biologis kategori B yang harus ditangani khusus dengan kode standar keamanan transport UN3373.
Sampel dikirim dengan dikemas 3 lapis yaitu cryotube yang tertutup rapat kedap udara, bahan yang menyerap air misalnya tisu, dan lapisan nonrigid yang tahan air seperti plastik.[13]
Follow Up
Pemeriksaan swab tenggorok membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum hasil bisa didapat. Sementara menunggu, pasien bisa diberikan tata laksana sesuai diagnosis yang dicurigai, termasuk obat-obatan simptomatik seperti paracetamol dan ibuprofen.[12]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri