Pendahuluan EKG
Pemeriksaan elektrokardiografi atau EKG adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk merekam aktivitas listrik jantung. EKG adalah pemeriksaan paling penting untuk kelainan jantung, dan merupakan salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan di instalasi gawat darurat maupun rumah sakit.[1-3,8]
Pemeriksaan EKG diperkenalkan sejak 2 abad lalu, yaitu sekitar tahun 1895. Hingga saat ini menjadi modalitas utama untuk membantu menegakkan diagnosis secara cepat, terutama pada pasien sindrom koroner akut, gangguan konduksi intraventrikular, dan aritmia. Pada kondisi gawat darurat, seperti pasien dengan keluhan angina pektoris atau palpitasi harus dilakukan pemeriksaan EKG segera untuk menentukan penanganan selanjutnya.[1,3,4]
EKG juga secara rutin digunakan untuk medical check up, monitoring terapi jangka lama, penilaian pasien sebelum operasi, skrining individu untuk pekerjaan berisiko tinggi, bahkan untuk berpartisipasi dalam beberapa olahraga. Oleh karena EKG adalah pemeriksaan noninvasif, maka sering digunakan untuk berbagai penelitian, seperti studi surveilans dalam uji coba eksperimental obat yang berpotensi memberikan efek pada jantung.[1,3,4]
Tidak ada kontraindikasi absolut pada pemeriksaan EKG. Komplikasi yang dapat muncul pun sangat jarang ditemukan. Walaupun pemeriksaan ini mudah untuk dilakukan, tetapi banyak kesalahan teknis yang dilakukan sehingga menyebabkan hasil pemeriksaan yang tidak dapat diinterpretasi secara cepat. Sehingga prosedur pemeriksaan EKG harus tepat dan dilakukan dengan teliti. EKG adalah pemeriksaan real time sehingga hasilnya dapat berubah dengan cepat dari waktu ke waktu.[1-3]
EKG umumnya dilakukan dalam 12 lead, tetapi pada kondisi khusus dapat dilakukan 15 lead yaitu pada pemeriksaan jantung posterior. EKG kondisi khusus lainnya adalah pemeriksaan EKG pada pasien dekstrokardia dan pasien anak.[2-4]