Teknik Holter Monitoring
Teknik holter monitoring adalah dengan memasang elektroda pada dinding toraks pasien yang dihubungkan ke sebuah monitor berukuran kecil dan dapat dibawa kemana-mana sesuai aktivitas pasien. Elektroda akan merekam gelombang listrik jantung selama masih terhubung dengan pasien dan perangkat. Lamanya penggunaan perangkat holter monitoring bergantung pada indikasi masing-masing pasien, tetapi pada umumnya berkisar antara 24-48 jam.[3,5]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien mencakup edukasi pada pasien terkait cara kerja dan tujuan pemeriksaan holter monitoring. Pasien juga perlu diminta informed consent.
Pasien dianjurkan untuk mandi dan membersihkan badan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan holter monitoring, karena selama pemeriksaan pasien tidak diperkenankan mandi. Pada pasien mungkin perlu dilakukan pencukuran rambut dada jika ada, karena dapat mengganggu perlekatan elektroda ke dinding toraks.
Pasien diingatkan bahwa selama elektroda dan perangkat masih terpasang, pasien tidak dibolehkan mandi atau melakukan aktivitas yang dapat mengganggu proses perekaman EKG. Pasien diberitahu untuk tidak mengoleskan lotion atau moisturizer pada kulit di bagian dada karena dapat mempengaruhi penempelan elektroda. Pasien disarankan menggunakan pakaian yang nyaman dan longgar selama dilakukan pemeriksaan.
Pasien tidak diperkenankan untuk mengubah posisi elektroda yang sudah terpasang. Pasien harus diajarkan cara merekatkan kembali elektroda yang tidak sengaja terlepas dan menuliskan waktu lepasnya elektroda tersebut pada catatan khusus.[2,6]
Peralatan
Perangkat yang digunakan untuk pemeriksaan holter monitoring saat ini berukuran sebesar ponsel pintar. Perangkat dapat digantungkan sebagai kalung di leher pasien, dipasangkan ke ikat pinggang pasien, atau diletakkan di dalam saku pasien.
Holter monitor memiliki jumlah elektroda yang bervariasi, antara 2 hingga 12 buah. Akan tetapi, pada monitor kini sering digunakan, umumnya memiliki 3 buah elektroda. Elektroda tersebut selanjutnya akan dipasang ke dinding toraks dengan menggunakan perekat.
Perangkat akan memberikan 2 jenis data primer untuk dianalisis, yakni kompleks QRS dan interval R-R. Perangkat ini akan terus menerus merekam gelombang listrik jantung hingga kehabisan baterai, biasanya sekitar 24-48 jam. Holter monitoring dengan jumlah elektroda 12 buah mungkin diperlukan jika lokasi gelombang yang abnormal harus dievaluasi.[2,6-8]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan senyaman mungkin dalam kondisi duduk atau berbaring supinasi. Pemasangan perangkat dapat dilakukan baik pada pasien yang rawat jalan atau rawat inap. Elektroda pada perangkat dapat digunakan bersamaan dengan elektroda bedside monitor pasien yang sedang menjalani rawat inap.[2,6-8]
Prosedural
Prosedur pemeriksaan holter monitoring bersifat noninvasif karena elektroda hanya menempel pada kulit dada. Sebagian besar perangkat holter monitoring yang sekarang digunakan memiliki 3 buah elektroda.
Terdapat 3 tahapan proses pemeriksaan holter monitoring, yakni pemasangan elektroda, perekaman, dan penulisan diary yang terkait dengan gejala yang dirasakan pasien berikut dengan aktivitas yang dilakukan.[1,2]
Pemasangan Elektroda
Pada prinsipnya, pemasangan elektroda pada pemeriksaan holter monitoring sama dengan pemasangan elektroda pada pemeriksaan EKG rutin. Yang membedakan seringkali ada pada jumlah elektroda yang digunakan, dimana pemilihan banyaknya elektroda akan bergantung pada indikasi pemeriksaan holter monitoring.
Pemeriksaan Holter Monitoring dengan Tiga Elektroda:
Sistem pemasangan 3 elektroda biasa disebut dengan simple 3 electrode bipolar monitoring dan merupakan sistem yang paling sering digunakan dalam monitoring EKG jarak jauh atau telemetri, termasuk pada pemeriksaan Holter monitoring. Sistem ini terdiri dari elektroda RA (right arm) yang dilambangkan (-), LA (left arm) yang dilambangkan (+), dan LL (left leg) yang dilambangkan G.
Penempatan ketiga elektroda tersebut adalah sebagai berikut:
- Elektroda RA diletakkan di daerah infraklavikula dekstra
- Elektroda LA diletakkan di daerah infraklavikula sinistra
- Elektroda LL diletakkan di daerah celah iga (ICS) bagian bawah dekstra
Ketiga elektroda bipolar ini memberikan informasi EKG pada lead I, II, dan III yang akan sangat bermanfaat ketika akan menilai kompleks QRS pada kecurigaan adanya disritmia ventrikel. Namun, sistem 3 elektroda bipolar dengan konfigurasi pemasangan standar ini tidak dapat memberikan informasi yang adekuat untuk kecurigaan adanya disritmia atrium, supraventrikular takikardi, atrioventrikular blok, atau bundle branch block karena tidak dapat memberikan informasi gelombang EKG pada daerah sadapan V1. Maka dari itu, dikembangkan sistem 3 elektroda modified chest lead for V1 atau yang biasa disebut dengan MCL1 agar dapat menilai V1.
Modifikasi Pemeriksaan Holter Monitoring dengan Tiga Elektroda Konfigurasi MCL1:
Konfigurasi MCL1 dapat dilakukan dengan cara:
- Elektroda RA ditempatkan di daerah infraklavikula sinistra
- Elektroda LA ditempatkan di ICS-IV linea parasternalis dekstra (sesuai dengan posisi V1)
- Elektroda LL ditempatkan di ICS-V linea midaksillaris sinistra
Pemeriksaan holter monitoring dengan menggunakan 3 elektroda bipolar tidak disarankan untuk mencari etiologi iskemia karena tidak dapat memberikan informasi mengenai elektroda prekordial yang sensitif terhadap perubahan EKG akibat iskemia.
Pemeriksaan Holter Monitoring dengan Lima Elektroda:
Sistem pemasangan 5 elektroda juga banyak digunakan dalam pemeriksaan holter monitoring karena memberikan informasi EKG pada lead I, II, III, aVF, aVL, aVR serta 1 lead prekordial. Kelima elektroda ini terdiri atas LA, RA, LL, RL, dan V.
Penempatan elektroda tersebut adalah sebagai berikut:
- Elektroda RA diletakkan di daerah infraklavikula kanan
- Elektroda LA diletakkan di daerah infraklavikula kiri;
- Elektroda RL diletakkan di bawah arkus kosta kanan;
- Elektroda LL diletakkan di bawah arkus kosta kiri;
- Elektroda prekordial V dapat diletakkan di posisi V1 (ICS-IV linea sternalis dekstra) atau di posisi V6 (ICS-V linea midaksillaris sinistra)
Dengan adanya kelima elektroda ini, enam lead ekstremitas dapat terekam dengan baik. Adanya elektroda ke-5 yang disebut V atau C memungkinkan untuk melihat lead prekordial murni sehingga akurasi perekaman EKG l2 lebih valid.[1,2,5-10]
Perekaman
Setelah elektroda terpasang dengan benar, pilih mode ‘Holter ECG’ pada pengaturan perangkat untuk mulai merekam. Perangkat akan melakukan perekaman secara kontinu selama 24, 48, atau 72 jam, bergantung dari indikasi dan rencana pemeriksaan yang telah disepakati.
Terdapat tombol ‘event’ pada perangkat yang harus ditekan oleh pasien ketika muncul gejala berupa nyeri dada, pusing (sinkop/pre-sinkop), sesak napas, atau palpitasi. Hal ini bertujuan untuk memberi tanda pada gelombang EKG yang sedang direkam untuk dianalisis lebih cermat karena ada gejala yang muncul. Tombol ‘event’ juga dapat ditekan ketika pasien minum obat yang diberikan dokter untuk mengurangi keluhan sehingga efikasinya dapat dievaluasi.
Setelah menekan tombol ‘event’ pasien diharuskan segera menuliskan gejala berikut keterangan tanggal, jam, dan aktivitas yang sedang dilakukan pada ‘diary’ pemeriksaan.[1,2,5-10]
Penulisan Diary
Pada tahapan ini, elektroda sudah terpasang dan perangkat telah diaktivasi untuk merekam. Pasien atau keluarganya kemudian diedukasi untuk mengisi formulir holter monitoring terkait waktu saat ada gejala berupa palpitasi, sinkop, atau nyeri dada muncul. Tujuan dari dilakukan penulisan diary ini adalah agar operator dan dokter yang akan menganalisis hasil pemeriksaan dapat mengkorelasikan antara gejala yang timbul dengan gelombang EKG yang muncul pada perangkat.[1-3,5-10]
Tabel 1. Contoh format diary pemeriksaan Holter monitoring yang harus diisi oleh pasien.
Holter Monitor Diary Ingatlah bahwa dokter Anda membutuhkan gambaran lengkap tentang aktivitas Anda. Jika ragu, tulis. Gunakan buku harian berikut untuk mencatat semua aktivitas harian Anda. | |||
Waktu: Tulis waktu untuk setiap aktivitas atau gejala yang Anda tulis di buku harian. Aktivitas Anda: Duduk, berjalan, olahraga berat, makan, aktivitas seksual, minum obat, dll. Gejala Anda: Nyeri dada, nyeri punggung, pusing, mual, nyeri lainnya - baik Anda merasa itu penting atau tidak.
| |||
Tanggal | Jam | Aktivitas | Gejala |
Sumber: dr. Qorry, 2022. (Sumber: American Heart Association)
Follow up
Pasien yang tidak menjalani rawat inap dapat pulang dan beraktivitas seperti biasa sambil membawa perangkat holter monitoring dalam saku celananya. Pasien diinstruksikan kembali dalam 24, 48, atau 72 jam sejak dilakukan pemasangan perangkat, bergantung pada rencana pemeriksaan yang telah disepakati sebelumnya.
Setelah selesai, perangkat dilepas dan dihubungkan dengan komputer untuk melakukan input data EKG yang telah direkam. Analisis EKG selanjutnya dapat dibantu perangkat lunak.[1-3,5-10]