Komplikasi Kardioversi
Komplikasi kardioversi elektrik mencakup cedera elektrik dan luka bakar. Meskipun beberapa komplikasi dari kardioversi elektrik berpotensi bahaya, namun kardioversi tersinkronisasi dengan direct current umumnya aman dan efektif apabila dilakukan oleh operator dan personel terlatih. Komplikasi kardioversi farmakologi adalah efek samping obat, termasuk anafilaksis.[4-8]
Cedera Elektrik dan Luka Bakar
Kardioversi elektrik bisa menimbulkan komplikasi cedera elektrik, baik pada pasien maupun tenaga kesehatan. Sebuah studi melaporkan bahwa diperkirakan terdapat 1 kasus cedera elektrik pada tenaga kesehatan dari 1.700 kejut listrik.[5,8]
Pasien yang menjalani kardioversi elektrik dapat mengalami trauma luka bakar. Luka bakar bisa memiliki ketebalan parsial superfisial maupun dalam.[4,6,8]
Komplikasi Jantung
Komplikasi yang dapat terjadi pasca kardioversi elektrik pada organ jantung adalah bradikardia berat hingga asistol. Nekrosis miokard juga dapat terjadi akibat kardioversi elektrik yang berpotensi menyebabkan fibrilasi ventrikel pasca kardioversi. Fibrilasi ventrikel pasca kardioversi umumnya terjadi setelah kejut listrik tersinkronisasi dengan tidak tepat.[4,6,8]
Efek Sedatif
Hipotensi transien dan hipoksia dapat terjadi pada pasien yang menjalani kardioversi elektrik akibat dari penggunaan obat sedatif pada pasien sebelum tindakan kardioversi tersinkronisasi dilakukan.[4,6,8]
Komplikasi Kardioversi Farmakologis
Kardioversi farmakologis juga memiliki komplikasi seperti emboli yang dapat mengakibatkan stroke. Namun, komplikasi stroke sangat jarang terjadi pada pasien dengan aritmia atrium yang berlangsung < 48 jam.[5,8,11]
Untuk itu, diperlukan penggunaan antikoagulan beberapa minggu sebelum kardioversi farmakologis dilakukan dan penggunaan antikoagulan dilanjutkan selama 4 minggu setelah kardioversi farmakologis dilakukan, untuk meminimalisasi komplikasi emboli dan stroke pada pasien.[8,11,15]