Edukasi Pasien Transplantasi Hati
Edukasi yang perlu diberikan pada pasien transplantasi hati atau transplantasi hepar mencakup edukasi umum mengenai indikasi, proses terapi, dan prognosis transplantasi hati, edukasi perawatan luka, edukasi terkait terapi imunosupresan, dan edukasi gaya hidup.
Edukasi Umum
Pasien secara umum perlu diberikan edukasi mengenai indikasi, proses terapi, serta prognosis transplantasi hati secara jelas dan menyeluruh.[17] Hingga kini, di Indonesia operasi transplantasi hati masih sangat sedikit dan hanya dilakukan oleh donor hidup sebanyak 9 kali. Pasien sebaiknya diberitahu mengenai proses tindakan dan hasil akhir dari pasien-pasien tersebut.[3]
Pasien luar negeri yang masuk ke dalam daftar antrian transplantasi perlu diedukasikan mengenai sistem skoring MELD (model for end-stage liver disease) dan PELD (Pediatric End-Stage Liver Disease).[17]
Edukasi Perawatan Luka
Perawatan luka pada operasi transplantasi hati tidak berbeda dari pada rawat luka pada operasi besar lainnya. Jaga agar luka tetap kering dan ganti penutup sesuai aturan dokter yang merawat.[18]
Edukasi terkait Terapi Imunosupresan
Pasien perlu mengkonsumsi terapi imunosupresan agar tidak terjadi penyakit graft vs host. Pasien disarankan jangan melakukan aktivitas terlalu berat dan terlalu lelah sehingga tidak terkena infeksi oportunistik (seperti pneumonia,kandidiasis mukokutan) .
Pasien juga perlu rutin datang untuk kontrol ke dokter untuk terus memantau bekerjanya graft serta efek samping lain dari terapi imunosupresan yang tidak diharapkan seperti gagal ginjal (gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis) dan hipertensi.[15]
Edukasi Gaya Hidup
Pasien disarankan untuk tidak mengkonsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang setelah transplantasi hati. Zat toksin seperti cat, penghapus cat, pestisida dan gasolin perlu dihindari. Air yang dikonsumsi sebaiknya tidak mengandung klorin. Pasien juga perlu menghindari terkena infeksi oleh karena keadaan imunosupresinya.[19]
Direvisi oleh: dr.Hudiyati Agustini