Komplikasi Transplantasi Hati
Komplikasi pada transplantasi hati dapat dibagi menjadi komplikasi hepatik dan nonhepatik. Komplikasi nonhepatik dapat terjadi pada organ kardiovaskuler, paru-paru, ginjal, maupun darah.[1,9,16]
Komplikasi Nonhepatik
Komplikasi nonhepatik yang dapat terjadi pasca transplantasi hati adalah sebagai berikut:
- Kelebihan cairan dapat menyebabkan dan/atau memperberat komplikasi kardiovaskuler dan paru-paru
- Masalah pada ginjal, terutama oleh karena nefrotoksisitas obat dapat memperparah kelebihan cairan
- Anemia dapat terjadi oleh karena perdarahan, tetapi juga dapat berlangsung secara hemolitik disebabkan pada saat seseorang dengan kelompok darah A atau B mendapatkan hati seseorang dengan darah O
- Infeksi merupakan komplikasi tersering setelah operasi dan dapat mencapai hingga 78%. Pasien dengan obat-obatan imunosupresi dapat terkena infeksi oportunistik
- Kejang oleh karena toksisitas obat imunosupresif (toksisitas siklosporin dan takrolimus), dan ensefalopati hepatik dapat terjadi
- Obat-obat imunosupresif pada jangka panjang dapat menyebabkan osteoporosis, diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, dan penyakit ginjal kronik[1,9,16]
Tabel 6. Komplikasi Transplantasi Hati Nonhepatik
Kelebihan cairan | |
Instabilitas kardiovaskuler | Aritmia Kardiomiopati |
Masalah paru-paru | Pneumonia Permeabilitas kapiler paru Kelebihan cairan |
Gagal ginjal | Azotemia prerenal Acute tubular necrosis dari hipoperfusi atau nefrotoksisitas obat Penurunan tekanan darah ke ginjal oleh karena kenaikan tekanan intra abdomen |
Hematologis | Anemia dari perdarahan Anemia hemolitik, anemia aplastik Trombositopenia |
Infeksi | Bakteri: terjadi awal, infeksi oleh karena operasi Jamur/ parasit: terjadi telat, infeksi oportunistik Viral: terjadi telat, infeksi oportunistik, hepatitis rekuren |
Neuropsikiatri | Kejang Ensefalopati metabolik Sulit menyesuaikan secara psikososial |
Penyakit donor | Infeksi Keganasan |
Keganasan | Limfoma sel B Neoplasma de novo |
Jangka panjang | Diabetes mellitus Hipertensi Dislipidemia |
Sumber: dr. Michael, 2021.[1,8,16]
Komplikasi Hepatik
Walau sudah diberikan pengobatan imunosupresif, rejeksi masih dapat terjadi, dimulai sekitar 1-2 minggu setelah operasi. Keluhan termasuk demam, nyeri perut dan bagian atas kanan. Leukositosis serta kenaikan enzim fungsi hati meningkat. Diagnosis banding untuk penyakit graft versus host termasuk obstruksi bilier, graft tidak berfungsi, masalah vaskuler, hepatitis viral, infeksi CMV, hepatotoksisitas obat, dan penyakit hati primer rekuren.[1]
Suatu komplikasi jangka panjang yang perlu diperhatikan adalah terjadinya eksaserbasi penyakit hati primer. Penyakit kronis yang awalnya diderita pasien dapat kembali kumat sehingga pasien memerlukan retransplantasi.[1]
Tabel 7. Komplikasi Transplantasi Hati Hepatik
Disfungsi hati yang sering kali terjadi setelah operasi besar | |
Prehepatik | Pigment load Hemolisis Koleksi darah (hematoma, intraabdomen) |
Intrahepatik Awal
Lanjutan
Posthepatik |
Obat-obatan hepatotoksik dan anastesi Hipoperfusi (hipotensi, syok, sepsis) Kolestasis postoperatif benign Hepatitis terkait transfusi Eksaserbasi penyakit hati primer Obstruksi bilier Penurunan klirens bilirubin oleh ginjal (disfungsi ginjal) |
Disfungsi hati khas pada kasus transplantasi hati | |
Graft tidak berfungsi | |
Masalah vaskuler | Obstruksi vena porta Trombosis arteri hepatik (hepatic artery thrombosis/ HAT) Kebocoran anastomosis dengan perdarahan intraabdomen |
Masalah duktus bilier | Stenosis, obstruksi, bocor |
Penolakan graft | |
Penyakit hati primer rekuren |
|
Sumber: Sumber: Harrison's Principle of Internal Medicine, 2018.[1]
Direvisi oleh: dr.Hudiyati Agustini