Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription GERD annisa-meidina 2023-09-06T09:23:48+07:00 2023-09-06T09:23:48+07:00
GERD
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription GERD

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa
Share To Social Media:

Panduan e-prescription GERD atau gastroesophageal reflux disease ini bisa digunakan oleh Dokter saat hendak meresepkan terapi medikamentosa secara online.

GERD merupakan regurgitasi isi lambung kembali ke esofagus. Terapi lini pertama untuk GERD adalah modifikasi gaya hidup, seperti menjaga berat badan sesuai indeks massa tubuh (IMT) normal, menghindari makan 3 jam sebelum tidur, dan mengelevasi posisi kepala saat tidur. Pengurangan konsumsi makanan berlemak, makanan pedas, kafein, dan soda juga mungkin membantu. Namun, jika modifikasi gaya hidup tidak bisa mengurangi gejala, terapi medikamentosa dapat diberikan.[1,2]

Tanda dan Gejala

Gejala klinis GERD adalah nyeri epigastrik seperti rasa terbakar dan nyeri retrosternal (heartburn). Gejala juga dapat berupa regurgitasi yang menyebabkan rasa asam atau pahit di mulut serta muntah dalam volume kecil. Selain itu, gejala yang atipikal dapat berupa nyeri dada, erosi gigi, batuk kronis, laringitis, disfonia, dan asma.[1,2]

Tanda dan gejala yang mungkin berbahaya adalah:

  • Tanda dan gejala perdarahan pada saluran cerna atas, seperti melena, muntah berulang dengan warna seperti kopi, dan anemia

  • Tanda dan gejala infeksi, seperti demam dengan suhu >38°C, diare dan muntah tidak terkontrol, dan nyeri perut hebat yang membuat pasien tidak mampu berdiri atau berjalan jarak dekat
  • Penurunan berat badan >2 kg dalam 1 bulan terakhir yang tidak bisa dijelaskan
  • Jaundice[1-3]

Peringatan

Pasien dengan tanda bahaya di atas perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dengan dokter.[2,3]

Pasien yang membaik setelah pemberian terapi PPI (proton pump inhibitor) dianjurkan untuk menghentikan konsumsi PPI. Penggunaan PPI dalam jangka panjang dilaporkan meningkatkan risiko keganasan seperti kanker lambung dan pankreas.[2]

Pasien yang tidak membaik dengan terapi PPI optimal dan konsisten selama 8 minggu atau yang memburuk setelah PPI dihentikan sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut. Pasien dengan komplikasi seperti esofagitis erosif dan Barrett’s esofagus juga perlu dirujuk.[2,3]

Pasien yang mengalami gejala atipikal (gejala extraesophageal) seperti yang disebut di atas sebaiknya dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk konfirmasi ada tidaknya penyakit lain yang menjadi penyebab. Sebagai contoh, pasien dengan keluhan nyeri dada, terutama yang tidak disertai gejala khas GERD, sebaiknya diarahkan untuk pemeriksaan jantung maupun pemeriksaan objektif untuk GERD.[2]

Obat-obatan prokinetik seperti metoclopramide dan domperidone tidak dianjurkan untuk GERD kecuali jika ada bukti gastroparesis.[2]

Nonmedikamentosa

Terapi nonmedikamentosa merupakan lini pertama untuk pasien GERD. Terapi meliputi perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan jika BMI tinggi atau pencegahan kenaikan berat badan berlebih pada orang dengan BMI normal. Hindari makan 3 jam sebelum tidur dan lakukan elevasi bagian kepala tempat tidur.[1]

Bukti tentang restriksi diet sebenarnya masih kurang kuat. Jika pasien mengidentifikasi suatu makanan yang menjadi pemicu gejala, makanan tersebut dapat dihindari. Makan yang berlemak, kafein, minuman berkarbonasi (soda), dan makanan pedas mungkin merupakan pemicu yang harus dihindari.[1]

Medikamentosa

Medikamentosa lini pertama untuk GERD adalah golongan PPI. Dokter dapat memilih salah satu dari PPI berikut:

  • Lansoprazole 15 mg/hari diberikan 30–60 menit sebelum makan pagi dengan durasi terapi bisa mencapai 8 minggu

  • Omeprazole 20 mg/hari diberikan 30–60 menit sebelum makan pagi dengan durasi terapi 4–8 minggu

  • Rabeprazole 20 mg/hari diberikan 30–60 menit sebelum makan pagi dengan durasi terapi 4–8 minggu[2,4-6]

Pasien yang gejalanya tetap berlanjut (terutama gejala di malam hari) meskipun telah menggunakan PPI sekali sehari dapat diberikan PPI 2 kali sehari.

Medikamentosa lini kedua untuk pasien GERD yang tetap mengalami gejala di malam hari (regurgitasi, terbangun dari tidur) dan mengalami gejala di pagi hari saat bangun tidur (batuk, nyeri tenggorokan, dan disfonia) adalah obat golongan histamin-2 reseptor antagonis (H2RA). Obat golongan H2RA ditambahkan ke regimen PPI.

  • Ranitidine: 150–300 mg sebelum tidur

  • Cimetidine: 800 mg sebelum tidur[2,7,8]

Antasida dapat digunakan secara intermittent untuk mengatasi keluhan secara cepat:

  • Aluminium hydroxide/magnesium hydroxide dalam bentuk tablet 200 mg/200 mg diminum 1–2 tablet
  • Aluminium hydroxide/magnesium hydroxide dalam bentuk suspensi 200 mg/200 mg per 5 mL diminum 10–20 mL[2,9]

Terapi pada Kehamilan

Terapi awal pada ibu hamil yang mengalami GERD adalah modifikasi gaya hidup. Jika tidak berhasil, terapi medikamentosa lini pertama adalah antasida atau sukralfat. Obat golongan H2RA termasuk dalam kategori B untuk ibu hamil. PPI juga termasuk dalam kategori B untuk ibu hamil, kecuali omeprazole yang termasuk dalam kategori C.[2]

Referensi

1. Antunes C, Aleem A, Curtis SA. Gastroesophageal Reflux Disease. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441938/
2. Katz PO, Dunbar KB, Schnoll-Sussman FH, et al. ACG Clinical Guideline for the Diagnosis and Management of Gastroesophageal Reflux Disease. Am J Gastroenterol. 2022;117(1):27-56. doi:10.14309/ajg.0000000000001538
3. Clarrett DM, Hachem C. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Mo Med. 2018;115(3):214-218.
4. FDA. Lansoprazole prescribing information. 2012. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/020406s078-021428s025lbl.pdf
5. FDA. Omeprazole prescribing information. 2012. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/019810s096lbl.pdf
6. FDA. Rabeprazole prescribing information. 2014. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/020973s035204736s005lbl.pdf
7. Medscape. Ranitidine. 2023. https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003
8. Pino MA, Azer SA. Cimetidine. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544255/
9. Medscape. Aluminium hydroxide/magnesium hydroxide. 2023. https://reference.medscape.com/drug/riopan-comagaldrox-aluminum-hydroxide-magnesium-hydroxide-341992

Edukasi dan Promosi Kesehatan GERD

Artikel Terkait

  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
    Perbandingan Vonoprazan dengan PPI Untuk GERD
  • Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong
    Makanan Alternatif untuk Pasien GERD: Menjelajahi Potensi Nasi Jagung dan Nasi Singkong

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Februari 2025, 10:31
interaksi spasminal dgn metoklopramid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alodok, apakah rasional jika memberikan terapi spasminal (antispasmodik) bersamaan dgn metoklopramid (prokinetik) untuk mengatasi dispepsia dgn keluhan...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 09:11
Obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya mau bertanya obat tradisional apa untuk menghilangkan asam lambung?
dr. Meva Nareza T
Dibalas 18 Februari 2025, 14:46
Makanan Alternatif untuk Pasien GERD - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Meva Nareza T
4 Balasan
ALO Dokter!Modifikasi pola makan merupakan langkah krusial dalam tata laksana GERD. Sebagai dokter, penting bagi kita untuk mengedukasi pasien tentang jadwal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.